Jam Kerja ala Freelancer, Sebuah Pengalaman Pribadi
Sejak beralih profesi menjadi freelancer penuh waktu tujuh bulan yang lalu,
kendala utama yang kuhadapi adalah soal manajemen waktu. Waktu memang relatif
ya. Tiga bulan pertama, seringkali rasanya aku hanya
sibuk, tapi tidak produktif. Bahasa kerennya, sibuk tapi tidak menghasilkan πππ
Berbeda ketika bekerja kantoran dulu. Dengan jadwal kerja tetap
dari jam 08.00 ke 17.00, waktu luang terasa sangat sempit. Tapi karena keterbatasan itu -jadinya maksa-maksain, bisa lho
bikin satu artikel di malam hari, meski konsekuensinya ya begadang. Tapi, BISA.
Nah aku kan jadi mikir tho ya, ngapain saja
aku sekarang? Masak produktifitas gak beda jauh dengan saat bekerja kantoran dulu. Tanda
tanya banget gitu loh!
Sesuatu harus diubah.
Jadi menurut penerawanganku, aku harus mengubah caraku mengatur
waktu. Karena merasa punya waktu luang, aku jadi lebih “malas", menggampangkan
dan mudah menunda. Sudah sifat dari sononya sih, tapi kini jadi lebih
terasah πππ
Mungkin mindset aku masih bermental pegawai ya hehehe. Jadi aku
perlu mengkondisikan jam kerjaku layaknya masih jadi pegawai. Ya tentu saja
dengan urutan kerja yang lebih fleksibel ya tho. Kan sudah jadi freelancer
sekarang. I am the Boss now!
Sebelumnya disclaimer dulu ya, ini adalah pengalaman pribadiku selama kurang lebih 7 bulan menjalani profesi baruku ini. Tentu saja di sana dan di sini masih banyak penyesuaian, karena well ya, pekerjaan ini memang pekerjaan lepas. Jadwal kerja hanya sebagai pedoman umum dalam bekerja, sisanya... akan menyesuaikan dalam perjalanan πππ
Jam Kerja ala Aku π
Secara garis besar, ini adalah jadwal kerja harianku:
· Aku membagi jam kerjaku menjadi 2 shift. Shift pertama mulai jam
09.00 sampai dengan 12.00. Shift kedua jam 14.00 sampai dengan 20.00 Tempat bekerja tentunya bebas, bisa di rumah, atau
di tempat lain sesuai mood hari itu.
· Di shift pertama, aku harus selesai
membalas email, blog walking, dan/atau menyelesaikan deadline kemarin.
· Di shift kedua inilah kegiatan tulis menulisku dilakukan. Menulis artikel untuk blog pribadi, untuk diikutkan lomba, atau untuk dimuat di media Online.
· Aku juga memasukkan kegiatan di luar tulis menulis. Di 2020
aku ingin kembali membaca buku setiap minggunya. Jadi membaca 1 buku perlu
disisipkan di salah satu jadwalku, jamnya tentatif, seringnya di
malam hari sebelum tidur sih.
· Selain itu tentu saja membuat to do list harian untuk fungsi kontrol
atas apa yang kukerjakan hari ini. Bagian terbaik adalah ketika mencoret tugas
karena statusnya SELESAI. Yeyy ππ
Terinspirasi oleh posting blog Kang Amir, aku juga ingin membuat breakdown hingga ke jamnya, sehingga bisa betul-betul terarah kerjanya dan bisa fokus.
Penerapannya agak susah sih, karena akan banyak sekali poin-poinnya. Atau aku yang terlalu detail ya? Jadi sejauh ini, aku membuat breakdown setiap pagi, sesuai to do list harian yang telah aku buat.
Penerapannya agak susah sih, karena akan banyak sekali poin-poinnya. Atau aku yang terlalu detail ya? Jadi sejauh ini, aku membuat breakdown setiap pagi, sesuai to do list harian yang telah aku buat.
Jangan Lupa Istirahat
Kerja, kerja, kerja!
Selain disiplin dalam bekerja, freelancer juga harus disiplin dalam istirahat. Karena jam kerja yang gak jelas fleksibel, kita sering kali menggampangkan istirahat. Dan yang paling penting, jangan begadang, kata Bang Rhoma.
Dengan memiliki jam kerja yang teratur, kita bisa mengatur waktu sehingga terhindar dari deadline tulisan yang menghantui. Kalau memang terpaksa harus bangun malam, ya diupayakan tidur terlebih dahulu. Pastikan memenuhi kuota tidur berkualitas minimal 6 jam dalam sehari.
Sabtu dan Minggu tetap libur
Sama halnya dengan saat menjadi pegawai, hari Sabtu dan Minggu aku libur kerja juga lho. Aku bisa fokus di urusan domestik atau jalan-jalan. Jalan-jalan ini penting buat aku yang konten blognya traveling hehehe.
Tadinya sih aku menggampangkan soal hari libur ini. Hari Sabtu dan Minggu masih aku buat kerja. Kenyataannya malah gak efektif. Aku jadi stress dan gak hepi. Ternyata hari libur itu masih wajib lho buat para freelancer!
Baca juga: Sebuah Kisah di Buku Antologi Pertamaku
Harus fleksibel biar tidak stres
Banyak hal tak terduga di hidup ini, termasuk di hidup seorang freelancer wkwkwk. Misalnya secara mendadak besok harus menghadiri event, wah ambyar deh jadwal hari itu ππ Biasanya kalau ada dinas luar, aku sama sekali tidak bisa menulis, terpaksa semua tugas ditunda keesokan harinya
Di awal-awal, aku sudah stres duluan. Maklum ada sepercik OCD dalam diriku. Tapi semakin ke sini, aku belajar untuk lebih santai. Ya harus diterima kenyataan bahwa karena waktunya fleksibel, kerjanya juga fleksibel. Tidak harus sama dengan jadwal, dan tidak berdosa jika ada yang ditunda. Masih terasa sulit, tapi aku semakin canggih kok π
Nah, teman-teman freelancer jadwal kerjanya bagaimana? Share yuk, aku masih butuh banyak referensi ini sebagai newbie ππ
Keren manajemen waktunya Mbak...Semoga lancar jaya ya semua rencana
ReplyDeleteKalau aku seringkali jadwal kerja harus dikondisikan dengan jam anak-anak. Misalnya, hari ini yang sulung jadwal PAS (Penilaian Akhir Semester) otomatis jam 11 dah jemput, padahal biasa barengan adiknya jemputnya...maklum bukibuk ojekers aku :D
Nah ininih mbak yang aku kagumi dari emak2 blogger. Sudahlah punya tugas negara anak2 dan suami, masih sempat2nya nulis. Kerennn!!! Apa kabar diriku yang masih single, tapi kurang berkarya πππ
DeleteKita yang harus bisa mengatur waktu, bukan sebaliknya waktu yang mengendalikan kita. So, sepakat banget bahwa kita harus bisa managemen waktu sebaik mungkin. Emang bener juga, terkadang kita terlihat sibuk tapi tidak produktif. Reminder juga buat saya nih
ReplyDeleteItulah mbak yang kurasakan. Kok hari berlalu dengan cepat tapi aku gak menghasilkan apa2. Atau sebaliknya, semua mau dikerjakan malahan gak ada yg selesai huhu setelah dibikin jadwal begini lumayan terarah gak ambyar
Deletebetul, namanya freelance ya kapan aja kerjanya. asal target tercapai hehe
ReplyDeleteAsal target tercapai itu buat aku bisa mendorong ke sistem kebut semalam kak. Gawat! Aku udh gak mau begadang lagi sekarang, seperti dl saat jd pegawai. Kan sdh freelance masak masih begadang wkwkwk
DeleteJadwal kerjaku 7 hari seminggu. Aku kerja sejak jam 9 pagi sampai jam 9 malam. Dipotong siang untuk makan siang, malam untuk makan malam.
ReplyDeleteSebelum bikin jadwal kerja, bikin tujuan target kerja dulu. Target kerja menentukan kegiatan-kegiatan yang mau dikerjakan untuk mencapainya. Kalau sudah tahu mau kerjakan apa, bikin skala prioritas. Skala prioritas akan menentukan mana kegiatan yang harus dikerjakan lebih dahulu.
Betul ya mbak, penting banget mengeset tujuan di awal untuk menentukan prioritas!
DeleteKeren sekali manajemen waktunya, mba. Kalau sy kalau ga ada DL masih harus berjuang dengan rasa malas menulis, hiks.
ReplyDeleteRasa malas itu selalu datang sih mbak. Bahkan jadi pegawai pun mengalami rasa malas melanda. Tapi kan tetap harus ke kantor. Jadi aku mikirnya juga begitu. Bedanya karna gak ada bos, harus lebih galak ke diri sendiri hehehe
DeleteSelama ini saya hanya memprioritaskan job saja. Sisanya leyeh-leyeh sambil rebahan. Mengerjakan pekerjaan rumah saja banyak ntarnya hehehe...
ReplyDeleteTerimakasih nih management waktunya. Saya bisa mencontek
Mungkin karena gak ada faktor terpaksa ya mbak. Gak ngotot kerja masih ada sumber penghasilan lain selain dari menulis.
DeleteKalo saya, gak rajin nulis gak ngebul deh dapur hehehe
Kadang kadang memang ada rada malas untuk menulis, padahal menulis itu sangat baik untuk manfaat orang banyak pengalaman yg kita share. Terima kasih info management waktunya
ReplyDeleteBetul mbak. Menulis itu buat terapi juga buat saya, selain untuk mencetak duit wkwkwk kadang terlalu banyak yang dipikirkan di otak jadinya pusing sendiri kalau tidak dituliskan
DeleteHahaha...membacanya aku merasa situasiku di masa lalu dituangkan. Ini tuh aku banget di awal mula mejalani profesi freelancer. Tapi sekarang dajlh nemu kunci time managementnya. Semua stay good on the track...
ReplyDeleteKerjanya lebih enak ya mbak klo punya jadwal. Kuakui aku memang sangat menyukai keteraturan, jadi memiliki jadwal membuatku lebih bahagiaπ
DeleteSetuju banget, jadi freelancer ternyata ngga mudah
ReplyDeleteHingga saat ini saya masih sering mengubah jadwal karena pekerjaan menulis gak semudah kerjaan fisik
Selalu ada penyesuaian setiap harinya! Tapi lama2 seperti menemukan polanya sih. Setelah terbiasa, sudah enak jalaninnya
DeleteKeren mbak managemen waktunya. Bisa dicontoh.
ReplyDeleteKalau saya masih 70% waktunya fokus kerjaan dunia nyata. Jadi managemen waktu pun 'berat sebelah'. Namun, membaca buku dan menulis tetap dijadwalkan setiap hari sih, karena selain hobi juga berharap bisa segera dapat pemasukan juga dari sini.
Kalau ngga dijadwalkan memang susah ya. Apalagi jika sudah dibenturkan dengan alasan mood. Hehe ....
Betul mbak, musuh terbesar itu mood atau rasa malas tepatnya hahaha. Jadi betul itu, membuat jadwal kerja membantu banget mengingatkan tentang deadline hehehe
DeleteIyap bener bngt Selain disiplin dalam bekerja, freelancer juga harus disiplin dalam istirahat. Karena jam kerja yg gk fleksible justru hrs diatur ya
ReplyDeleteBetul mbak, jangan sampai kekurangan istirahat. Kadang kita lupa waktu dan akhirnya jam istirahat yang dikalahkan.
DeleteAku udah lima tahun resign, dan jadi lebih produktif. Karena memang udah diniatkan untuk lebih banyak post artikel untuk blog. Justru sejak awal di rumah, aku sukses mengorganisir jadwal kerja di rumah. Nah, dua tahun terakhir yang suka begadang meski nggak sering sih.
ReplyDeleteSemangat ya mba, semoga makin produktif dan berkah
Aminnnn... sama2 semangat buat kita semua mbak, pejuang pekerja lepas!
DeleteBener banget ini, entah ya kok jadi freelancer rasanya jauh sangat melelahkan ketimbang jadi karyawan. Gpplah itung2 menggembleng jiwa enterpreneur juga ya mba. Betul banget time management itu penting
ReplyDeleteBenerrr capek banget, berasa sekali perbedaannya. Capek mengatur waktu, mengatur prioritas, semua dipikirin sendiri jadi capek mikir juga hahaha
DeleteTos, mba!
ReplyDeleteAku juga pernah baca ini, sibuk beda banget sama produktif!
Lagi-lagi aku setuju, memang harus punya to-do-list dan mematuhinya.
Meski freelance kita kudu punya KPI, ya
I feel you, mba...
iya mbak, harus menggembleng diri sendiri agar tetap disiplin. Kalau tidak yaa melayang deh fee nya wkwkwk
Deletemirip sama aku, di tahun 2020 ini memasukkan kewajiban ntuk menyelesaikan membaca buku dalam 1 bulan setidaknya 1 buku.
ReplyDeleteAku agak ambisius sih mbak, seminggu satu buku. Dan baru saja di minggu kedua, sudah molor :P
DeleteManagement waktunya menginspirasi bgt mba aq pun dl masa masih kerja kantoran malah bs konsen nulis blog organik, skrg sdh freelance malah koq ya berat, mesti dirubah ini mindsetnya
ReplyDeleteBegitulah mbak. Ketika waktunya lebih luang malahan meleset targetnya :(
DeleteWah perlu di contohne
ReplyDeleteAku mau mencoba jd freelancer pelan pelan hehe
Perlu juga management waktu ya hehe
iyaa dirintis dari sekarang saja Bang. Jadi ketika waktunya tiba nanti, sudah relatif siap. Semangat ya!
DeleteMenjadi freelancer berat mbak, kalau nggak rajin nggak gajian Hahahaha. Trims sharring manajemen waktunya mbak, bermanfaat sekali
ReplyDeleteItulah satu-satunya motivasi saya dalam berusaha berdisiplin mbak :D
DeleteBenar sekali mbak.. Jangan sampai kita lupa istirahat karena badan juga punya hak. Harus pinter-pinter atur waktu yaa jika jadi freelancer... :)
ReplyDeleteIya mbak, karena kita tidak semakin muda, jadi harus lebih menyayangi diri sendiri
DeleteSenang ya Kak Tika udah full time jd freelancer nya, semoga semakin produktif, udah bagus itu manajemen waktunya, tinggal dilaksanakan dg sebaik²nya. Bahagianya jd freelancer itu krn jd bos bagi diri sendiri yaa, gak ada undangan meeting, ngerjain tugas, laporan, besok² eh repeat, haha...
ReplyDeleteAlhamdulillah mbak Mia, sekarang saya sedang menjalani impian saya sejak lama. Sekarang yang ada deadline saja tanpa bos yang menyusahkan huehuehue
DeleteManagment waktunya keren mba. Waktuku juga banyak di rumah krn fulltime blogger/freelancer, tapi kadag masih keteteran dengan deadline2 blog. Musti dibenahin lagi niy. Makasih loh, aku jadi punya gambaran bagaimana mengatur waktu agar bisa seimbang
ReplyDeleteSama2 mbak, semoga setelah ini bisa lebih santai ya karena sudah diatur jadwalnya. Semangat :)
DeleteWah tipsnya bermanfaat sekali buat aku yang lagi mempertimbangkan lanjut kerja atau freelance. Soalnya masih cuti melahirkan . Thanks mbak. Berkah selalu :)
ReplyDeleteWahh semoga segera bisa memutuskan ya mbak, yakin dan mantab dengan keputusannya! Semangat!
DeleteFreelancer harus punya jadwal yang teratur yaaa...biar kerjaan semuanya lancar dan tetap bisa istirahat.
ReplyDeleteIya mbak, terap saja istirahat itu paling penting. Karena kalau kita sehat kita bisa ngerjain apa aja
Deletekarean bebas makany ajustru hrs terjadwal rapi ya
ReplyDeleteIni dari pengalamanku ya mbak, karena aku punya bakat pemalas nih hahaha
DeleteMemang Mbak Kartika. Sebagai freelance, kita yang harus mengatur waktu kerja kita sendiri. Dan setiap orang beda-beda. Jadi Mbak Kartika mantap sudah menyesuaikan sendiri jadwalnya.
ReplyDeleteKalau saya, awal 2019 ini, saya menentapkan jam kerja saya kayak jam kantoran hahaha. Jadi mulai aktivitas pukul 7 pagi, break pukul 11-1 siang, terus lanjut sampai pukul 4 sore. setelah itu saya gunakan buat istirahat dan aktivitas lainnya. Sabtu minggu libur saja. Tapi kalau saya ada urusan di hari senin - jumat, maka saya mengganti di sabtu atau minggu.
Betul Mas, karena aku sadar pekerjaan itu tidak pernah selesai. Kalau diikuti terus ya kerja 24 jam masih belum selesai juga tho. Jadi memang kita harus bikin batasan sendiri, biar tetap waras hahaha
DeleteManagement waktunya bagus juga nih, aku aja sebagai freelancer yang udah beberapa tahun belum bisa me-manage waktu dengan baik .
ReplyDeleteMungkin bisa dicoba dulu Bang, buat jadwal yang paling nyaman dulu. Nanti dalam perjalanannya bisa direvisi tho :D
DeleteAduh mba. Aku mah ya sebagai ibu rumah tangga yang punya anak kecil ya, boro-boro ngerasa punya waktu luang. Punya waktu sebentar buat makan dengan tenang aja susahhhhh. Buat mandi sebentar aja susahhhhh *curhat aku π. Jd ngerjain kerjaan rumah yg ga ada habisnya, ngurus anak dan suami mmbuat aku susah malah punya waktu buat diri sendiri huhuhu π. Tapi dinikmati aja. Nanti akan ada masanya. Jadi aku, klo ada job nulis atau BW itu bsa dikrjain malem2 pas anak udh tdur. Itu nuga ngorbanin wktu tidur sendiri π
ReplyDeleteSemangat ya Mbak, aku juga kagum banget lho sama buibuk yang punya anak masih sempat posting menulis juga. Tidak terbayang buat aku yang hanya mikirin diri sendiri. Salut pokokee!!!
DeleteAku juga belum maksimal nih kak Tika. Apalagi tugas bertambah sejak anak-anak diliburkan. Waktu ngonlen emak berkurang.. kepake sama jadwal ngajar anak dan laporan ke grup wa sekolah
ReplyDeleteIyaya, aku juga banyak membaca orang tua yang kewalahan karena SFH ini. Semoga pandemi ini segera berlalu ya, dan semua bisa kembali seperti sedia kala, amin.
DeleteAku masih fleksibel aja sejauh ini, tapi kebanyakan kerjaan nulis kulakukan saat anak-anak sekolah atau sedang bermain. Karena jadi IRT tanpa ART itu mesti berjuang ekstra.
ReplyDeleteSemangat ya Mbak :) Mestinya disclaimer aku tambahkan buat freelancer yang masih single ya hehehe
DeleteHuaa keren di jadwal gitu hehe, saya sendiri belum pernah kerja tetap sih dan freelancer aja sampai sekarang dan untuk kerja sendiri sesempatnya juga wkwkw tapi Alhamdulillah so far bisa terkendali.
ReplyDeleteMungkin bisa dicoba kerja tetap Mbak. Seru sih, pengalamannya berbeda dan buat cerita ke anak cucu kelak hehehe Semangat yaa buat kita semua :)
Deletenah ini! saya udah lama jadi freelancer. yaaa 5 tahun terakhirlah. tapi parah manajemen waktunya haha! makasih dah ngingetin. karena sebetulnya yg lebih pentng komitmennya. perencanaan jelas, tapi eksekusinya ngaco, ga ke mana2 jadinya :)
ReplyDeleteKadang begitu ya Mbak, kita merasa punya keleluasaan mengatur waktu malah jadinya gak disiplin.
DeleteSetelah membuat jadwal kerjaku jadi lebih terarah sih Mbak, mungkin bisa dicoba :)
saya masih serabutan mba, antara ngerjain kerjaan di rumah sebagai ibu dan istri, dan juga pengen tetep konsisten menulis.
ReplyDeletetiap hari bikin jadwal alias to do list.
tapi sampe malem gada yang dicontreng satupun, kalau bukan karena to do listnya gak dikerjakan sama sekali, ya gak tuntas pas ngerjainnya.
lama-lama ya cuek juga.
pokoknya tiap hari bikin to do list lah, mau gak dikerjakan, or gak fokus, ya tetep diusahain lah hehehehe
Tidak ada yang sia-sia Mbak :)
DeleteDengan buat to do list sebenarnya sudah buat prioritas, jadi kita sudah tahu apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu
Bener banget Kak, jadi freelancer itu kendalanya waktu, kalau nggak bisa manage waktu bisa berbahaya dan bisa nggak produktif.
ReplyDeleteiya Kak, setelah ada jadwal ini lumayan lebih terarah, meski masih ada melesetnya tapi jadi lebih disiplin, kalau wakktunya kerja ya kerja.
Deleteooh gitu ya
ReplyDeleteboleh sih idenya
dibagi 2 shift
aku selama ini bagi 2 shift juga sih, tapi akunya gak disipliiiiin, huhuuuu
setelah buat jadwal memang harus mendisiplinkan diri Kak Ros, menantang diri sendiri bisa gak displin dengan jadwal yang dibuat sendiri :)
DeleteKalau jadi freelancer emang suka kebablasan sama waktu ya mba.
ReplyDeleteIni juga pengalamanku diawal saat menjadi freelancer.
Padahal waktu begitu banyak dirumah tapi terkadang nggak sempet-sempet kerjain kerjaan.
Tapi semenjak aku kasih list sendiri dirumah, kapan mesti beresin rumah dan urusan kerjaan. Sekarang dah tepat waktu
iya mbak, makanya sedih banget aku tu. sekarang sudah jauh lebih baik dengan adanya jadwal
Deletewaduh mbak, aku kok merasa tertampar sekali ya membaca postingan ini. Secara sudah satu tahun menjadi freelancer dan aku belum juga bisa memanage waktu dengan baik. masih sering keteteran dan banyak waktu yang terbuang percuma. Apalagi aku udah punya suami dan anak yang juga butuh perhatian, hehehe
ReplyDeletegapapa Mbak, tertampar berarti mau berubah lebih baik :) Dicoba saja dulu mbak, bikin jadwal nanti dalam perjalanan bisa ditambah, dikurang, digeser. Semangat ya!
DeleteDulu saya bisa mbak, membagi waktu menulis dan membuat konten. Sekarang menyesuaikan dengan jam istirahat si kecil. Dariipada memaksa menulis tapi sulit konsentrasi
ReplyDeleteSemangat ya Mbak. Ini jadwal seorang perempuan yang belum menikah dan punya anak, jadinya terlihat simple ya, kalau sudah punya anak pasti lebih banyak lagi penyesuaian2 setiap harinya yaa
DeleteJadi freelancer itu enak. Tapi memang harus disiplin dengan diri sendiri, terutama disiplin waktu
ReplyDeleteBetu Mbak, tantangan terbesar sekali buatku yang masih belajar disiplin, tapi tetap semangat selaluu
DeleteSaya masih sulit membagi waktu, Mbak. Tantangan banget bagi freelancer, yah.
ReplyDeleteTapi kita gak boleh menyerah Kak, pasti ada jalan buat yang berusaha, semangat!
DeleteAku PR banget nih masalah ngatur waktu. Suka melenceng karena si balita bener-bener nggak bisa ditebak. Apalagi jika ada kerjaan mendadak dari kantor.
ReplyDeleteSemangat ya Mbak. Membuat jadwal kerja bisa banget membantu kita mengatur waktu. Untuk detilnya bisa kembali ke kebutuhan dan kondisi masing-masing orang ;)
Delete