Tombo Kangen π
Sejak pindah ke Tangerang, banyak makanan Sidoarjo/Surabaya yang kurindukan. Beberapa masih bisa ditemui sih dan rasanya setara dengan yang kukenang, tapi ada makanan yang benar-benar tidak eksis di sini. Untuk mengobati kerinduanku, aku akan mencoba mengkompilasinya (eciee) biar menjadi pengingat di masa depan, dan menghargai apa yang pernah kumiliki sebelumnya (uhuk uhuk).
Tempe menjes
Sebagai pecinta tempe garis
keras, tidak makan tempe dalam 3 hari saja sudah bisa membuat nafsu makanku
berkurang. Untuk genre tempe yang biasa sih masih mudah didapatkan. Nah, khusus
genre menjes ini yang susah.
Buat yang belum tahu, tempe menjes adalah tempe yang terbuat dari ampas kedelai. Mungkin ada yang pernah mendengar tempe gembus di daerah Jawa Tengah, yah 11-12 lah.
Sebenarnya ada dua
jenis tempe menjes, yang bertekstur kasar dan berwarna lebih gelap, yang kedua
bertekstur halus dan berwarna lebih terang. Yang aku bahas di sini adalah yang
teksturnya halus. Biasanya digoreng dengan dibalut tepung a.k.a gorengan, dan
dimakan dengan cabe rawit dan sambal petis. Duh, jadi makin pengen.
Tempe menjes yang asli |
Setelah sesi curhat dengan seorang teman pakar kuliner Sunda (semoga dia nggak baca, jadi nggak kegeeran π), ia mengusulkan aku pakai oncom saja. Ting ting. Iya juga ya, ternyata ada manfaatnya juga ngobrol sama dia ππ
Mendengar ide jenius ini, aku
pikir bisa banget sih pakai oncom. Secara tekstur sudah mendekati. Lagian, apa
sih yang nggak enak kalau digoreng dengan tepung? Kangkung dan bayam aja
digoreng tepung enak, ya tho?
Jadilah keesokan paginya aku dengan semangat membeli satu papan oncom (sedikit je, takut gagal π). Kubalut dengan tepung crispy hot, kugoreng dengan bahagia. Ketika warnanya sudah golden brown, kuangkat dengan suka cita. Gigitan pertama... enak kok. Mirip, tapi nggak sama, sih. Beda sih dengan tempe menjes hahaha, tapi enak kok. Bisa lah buat obat kangen. Kapan-kapan bisa dibikin lagi kalau kangen lagi, lupakan dulu clean eating ππ
Tempe menjes gadungan alias oncom goreng tepung :P |
Baca juga: Merayakan Setahun Mengganti Kebiasaan Makan
Sarapan pecel
Menurut aku, sarapan itu yang paling enak makan yang manis-manis, salah satunya pecel. Di Surabaya/Sidoarjo, menu sarapan paling mainstream ya pecel. Mau pakai nasi atau lontong, mau lauknya ayam atau telur, nggak masalah. Kemana mata ini memandang, pecel itu pasti ada dan paling gampang ditemui.
Berbeda dengan di Tangerang,
sarapan yang paling mainstream adalah nasi uduk. Ada sih pecel yang dijual di
sini, hanya saja berbeda dengan pecel Madiun atau Kertosono. Pecel di sini lebih
mirip ke gado-gado.
Aku pribadi suka semua pecel,
entah itu Madiun yang lebih manis, atau yang Kertosono. Terbayang sayur segarnya
seperti kangkung, kacang panjang, tauge, timun, dan kemangi. Ada juga yang menyediakan
sayuran lain seperti kenikir, kecipir, atau kembang turi. Dipadu dengan bumbu
kacangnya yang wangi daun jeruk dan rasanya manis gurih, bisa juga pedas. Dimakan
dengan nasi hangat atau lontong. Ditutup dengan peyek tipis yang kranci dengan
isian kacang atau teri. Oh, heaven...
Pecel Madiun yang legendaris |
Btw, yang lebih sering kutemui di sini adalah pecel Madiun. Itupun jarang yang menjual dengan peyeknya. Kata si Ibuk penjual, “Kan udah diganti sama tempe bacem, Teh.” Oh, baiqlah πππ
Pentol
Pentol di sini konteksnya bukan
pentol dalam bakso, tapi yang dicolok dimakan dengan bumbu saos sambal atau
kacang. Isinya tentu saja tepung, dipadu dengan daging (entah daging apa
wkwkwk), jadi tidak terasa tepung melulu. Ini pentol Surabaya/Sidoarjo ya.
Di Tangerang, tentu saja di sini
mah adanya cilok, aci dicolok. Isinya tepung doang.
Tanpa bermaksud mengecilkan
kuliner dari daerah lain, namun suer, aku sangat merindukan pentol. Yang ketika
dimakan nggak susah nguyahnya, ada percikan rasa kaldu daging (meski sedikit
sekali, well apa yang diharapkan dari pentol yang sebijinya 1000 perak), belum
lagi tahu gorengnya yang gurih itu. Apalagi ada pilihan saos sambal juga, bukan
saos kacang aja. Hmmm...
Pentol Budi Mulya Surabaya yang tersohor |
Martabak bihun
Tak kusangka aku akan merindukan
martabak bihun. Martabak mihun juga masuk dalam kategori gorengan. Isiannya bihun
dan wortel yang dimasak kering. Dibungkus dengan kulit tipis ala martabak,
digoreng dalam minyak yang sedikit. Biasanya bakal ada sedikit gosong di
sana-sini di kulitnya, oh justru itu yang aku cari. Dimakan dengan cabe rawit
dan sambal petis. Joss!
Martabak bihun yang ngangenin |
Sepertinya menulis artikel ini
semakin membuatku kangen deh, huhuhu.
Oke, sejauh ini, empat makanan
ini sih yang bikin kangen pulang ke timur. Soto Lamongan masih ketemu yang
seenak di sana, nasi bebek Madura masih ada jual untuk mengobati kangen, nasi
goreng merah ala Surabaya juga masih ada yang bikin di dekat rumah. Mungkin besok-besok
nambah lagi daftarnya, atau malah berkurang hehehe semoga aja.
Ada makanan yang sedang kalian rindukan saat ini? Ayo cerita di komentar, biar kita bisa berbagi rasa πππ
Baca juga: Anyang Pakis, Masakan Kampung Pengobat Rindu
Sumber foto:
Tempe menjes
https://ngalam.co/wp-content/uploads/2016/06/tempe-menjes-malang.jpg
Pentol Budi Mulya
Pecel Madiun
Martabak mihun
hmmm ampas keledai, eh kedelai rupanya selain dibikin untuk oncom juga bisa buat tempe kembali yahh namanya tempe menjes, terima kasih udah berbagi
ReplyDeleteBener, kedelai ternyata banyak manfaatnya dan nggak ada yang terbuang. Sudah enak, kaya manfaat lagi! Pernah baca tapi lupa di mana, ampasnya susu kedelai juga bisa dijadikan tempe menjes :P
DeleteDan aku ngiler mba hahaa
ReplyDeleteYa ampuun semudah itu aku digoda oleh makanan, oke fix jangan mampir ke tulisan tentang makanan lagi. Btw aku suka lho peyek teri mba, dibanding gorengan memang beda sensasinya waktu makan, bunyi kriuknya itu lho
Iyaaa samaaa,, aku juga suka banget sama peyek, teri atau kacang sama sukanya. Ada lagi lho varian lain seperti peyek pakai udang kecil2 itu lho, apa ya namanya.. lupa :P
Deletemakanya sedih kali kalau beli pecel nggak pake peyek dan cuma diganti sama tempe bacem, ingin kuberkata "beda kali bukk" hahaha
Kak Tika, aku baru tahu makanan dengan nama Tempe Menjes π. Aku jadi pengin coba karena lihat tepungnya menarik, seperti kata Kakak, nggak ada yang nggak enak kalau digoreng tepung π
ReplyDeleteMartabak mihun juga baru kali ini dengar lhoo. Kayaknya dua makanan ini nggak pernah aku lihat ada yang jual di daerah rumahku.
Kalau Pecel pernah cobain. Terus sekarang jadi pengin juga karena udah lama nggak makan pecel atau gado-gado π. Eh, tapi sekarang paling pengin malah makan ketoprak! Ngomongin pecel sama gado-gado jadi bikin aku inget sama ketoprak dan malah jadi ngiler banget dengan ketoprak π.
Btw, nasi bebek enak banget, Kak π. Bumbunya itu lhooo, haduuuu kalau nggak inget itu terlalu berminyak, mungkin bisa aku makan setiap hari π€£
aduduuu aku juga suka lho semua makanan yang berbumbu kacang. Pecel, gado2, ketoprak, batagor/siomay, waaaa pengen semuanya hahaha
DeleteBener ya Lia, kamu asli anak Jakarta juga ga tau ya tempe menjes ya :P Kirain apa karna aku tinggalnya di Tangerang jadi nggak ada, jadi ternyata di Jakarta juga nggak ada hahaha.
You know lah, gorengan itu emang irresistible ya tho, apapun yang digoreng pakai tepung enak. Bahkan cerita adikku yang habis balik dari India, di sana ada cabe pun digoreng tepung, dan enak!! :D
Btw, marbatak bihun ini ternyata aslinya dari madura, aku juga baru tahu hahaha. Makanya setelah kungat2 memang yang jual seringnya ibu2 dari Madura. Duh jadi kangen banget lah
Waaa tempe goreng tepung aja udah enak banget, apalagi pakai sambal petis. Saya suka banget sambal petis dengan segala olahannya, haha... Apalagi pakai rujak cingur. Pecel dg kecipir juga enak ya...
ReplyDeletehahaha iya kan, bikin pengen kann *ngences*
Deletewah klo suka petis jangan2 dari jawa timur juga nih, kepo :P
iyaaa menurut aku suka segala sayur yang dipadu dengan pecel enak deh mbak :))
Tempe menjes kalau dari penampakannya mirip tempe mendoan ya mba, sebagai pecinta tempe, saya penasaran kayak apa rasanya tempe menjes π Jadi mau makaaaan hahahahaha ~
ReplyDeleteDan salah satu makanan yang saya rindukan pun pecel mba, agak susah cari pecel yang enak di Bali, yang kuahnya tuuuuh khas bangetttt. Bumbu kacang khas Jawa agak beda sama Bali soalnya π hehehehehe. Dan makanan lain yang saya rindukan adalah Gudeg, sebab di Bali meski ada yang jual, tetap gregetnya kurang. Terus sama Kerak Telor, OMGGGG. Sudah lama sekali, dulu biasa makan saat ada PRJ doang soalnya hahahahah π€£
Sama mendoan? Penampakannya mirip karna ketutup tepung ya hahaha, tapi jenis tempenya beda mbak. Kalo tempe biasa/mendoan masih kelihatan biji2 kedelainya, yg menjes udah benar2 abstrak mah, karna udah ampasnya wkwkwk
DeleteMemang susah sih cari bumbu pecel jawa timur yang otentik. Saking penasarannya pun aku mencari bumbu pecel yg sudah jadi itu. Labelnya sih pabriknya dari Surabaya, tapi kok rasanya tetap beda! Huhuhu sedih deh...
Btw, mba Eno yg dikangenin jauh2 semua yak wkwk. Senasib kita deh hahaha semoga kegiatan jalan2 segera lebih aman, biar kita bebas kulineran lagiii
Tempe Menjes nih aku baru dengeer.. Tapi kelihatannya enak yaa berarti lebih lembut dari gorengan tempe biasanya kah Mba Tika?
ReplyDeleteAbis baca ini aku kayaknya jadi kangen Ketoprak dan Mie Ayam abang-abang di Jakarta. Jujur deh Mie Ayam di Bandung belum ketemu yang rasanya seenak Mie Ayam abang-abang di Jakarta. Dan di Bandung juga susah ketemu Ketoprak, mirip sih sama Kupat Tahu tapi bedaaa π
Nahhh ternyata banyak yaa yg senasib kangen sama comfort food, nasib perantauan yes ππ
DeleteIyaaa, menjes emang lebih empuk karna udah gak ada lagi biji kedelai. Aku rasa karna kelembutannya itulah yang membuat enak, dipadu dengan kulit tepung yang digoreng kriuk. Apalagi pasangannya dengan cabe rawit dan sambal petis. Weeww enakk.. gegara nulis ini aku jadi punya ide mengimpor menjes deh hahaha
Saya suka pecel Mba, tapi milih-milih, kudu yang banyak sayuran yang nggak keras hihihi.
ReplyDeleteYang bumbunya pedes, dan nggak mau ada sambal tumpangnya, kalau di Surabaya saya suka yang di depan Puskesmas Gayungan, ama yang mihil di belakang Delta itu :D
Sama pentol dong, suka banget, tapi memang nggak semua jual yang enak ya :D
Btw nasi uduk juga enak, kalau saya mungkin suka keduanya, tapi nasi uduk memang lebih ceoat ngebosenin :D
Ah iyaaa, jadi inget sambel tumpang juga. Kalo nggak salah pecel khas Kediri ya?
DeleteIyaaa, nasi uduk enak banget sih sebenarnya, tapi ya gitu mungkin soal kebiasaan aja ya, jadi tetap terbayang-bayang pecel buat sarapan hihihi
Ohhh menjes itu tempe gembus yaaa . Karena suamiku orang solo, aku jd tau tempe gembus. Cm bedanya kalo tempe gembus ga pake petis ya mba.
ReplyDeleteBagi orang perantauan, ketemu makanan khas daerahnya yg enak, itu bikin happy banget. Aku sendiri orang Batak, jd makanan2 Batak yg dulu sering aku makan pas di Medan, sering bikin kangen. Di JKT ga banyak soalnya, dan susah nyari yg halal :).
Makanya tiap mudik, aku pasti puas2in. Krn masak sendiri kurang memungkinkan, Krn ga bisa, juga Krn banyak bahannya yg ga ada di JKT.
iyaaaa, krna kita di jawa timur jadi andalannya ya pakai sambal petis :P
Deleteya ampun emang ngangenin sih comfort food itu yaaa... kadang aku jadi nyesel kenapa nggak bisa masaknya hahaha mengkhayal tingkat tinggi deh :P
Betul ih, aku sampe udah bikin list mau makan apa aja pas mudik nanti. Hitung2 penghiburan sementara bisa mudik sungguhan :D
Makanan selalu jadi culture shock tiap pindah ya mbak. Aku baru nyobain tahu petis itu ya pas di Surabaya, rujak sama tahu tek juga dikasih petis, di rumahku enggak kenal apa itu petis.
ReplyDeleteTapi aku kangen banget sama tahu tek sih, gak tau kenapa, aku kalo bikin sendiri jadinya tahu telor bukan tahu tek.
iyaaaa, udah coba bikin sendiri itu nggak pernah sama dong ya :D sediiii jadinyaaaa
Deleteada aja yang kurang rasanya, tak sama seperti yang kukenang.
btw, mbak Rere aslinya darimana? Gimana pengalaman makan petis untuk pertama kali? BIasanya kan pada trauma lho hahaha