Pintu Terlarang (2009), Another Plot Twist dari Joko Anwar
Di artikel Incendies (2010), saya mendapatkan rekomendasi untuk
menonton film Pintu Terlarang di kolom komentar. Kebetulan lagi seru-serunya membahas film dengan aneka plot twist, maka kupersembahkan review film Pintu Terlarang.
Dengan
mengusung nama sutradara Joko Anwar, sebenarnya sudah tertebak akan ada yang berbeda
di film ini. Sengaja saya tidak mencari review ataupun spoilernya,
agar dapat menilai film ini dengan lebih obyektif. Hasilnya WOW.
Di
awal masih belum tertebak arah ceritanya ke mana. Bahkan menurutku penyampaian
ceritanya agak berloncatan. Mungkin juga karena di angkat dari sebuah novel
sehingga ada keterbatasan di durasi.
Dikisahkan
bahwa Gambir, seorang seniman yang sukses, memiliki karier yang gemilang, istri
yang cantik, serta sahabat-sahabat yang sangat mendukung. Sayangnya beberapa
tahun pernikahan mereka belum dikaruniai anak. Sepertinya hal ini menjadi
sebuah isu penting di dalam keluarganya (Ibunda Gambir) dan juga beberapa
penggemar Gambir (atau hater?).
Baca juga: Parasite (2019)
Beberapa adegan mengisahkan tentang usaha
perolehan anak ini. Tiba-tiba cerita melompat ke beberapa tahun sebelumnya,
sebelum mereka menikah. Disini ke-absurd-an mulai muncul, dan sebenarnya
bikin merinding. Terungkaplah rahasia sukses si Gambir dengan patung-patung
buatannya.
Ke-absurd-an
lain mulai muncul ketika Gambir mendapat pesan-pesan misterius. Sebuah kalimat
"tolong saya" dengan gaya tulisan anak-anak. Sekelebat seorang anak
laki-laki juga sering muncul secara misterius. Karena penasaran, si Gambir
terus mencari anak ini, dan akhirnya tahu di mana bisa menemukannya. Di sebuah channel TV yang hanya disediakan oleh sebuah klub eksklusif. Gambir bisa melihat
bagaimana anak itu disiksa oleh Ayah dan Ibunya di channel tersebut, dan
di akhir anak itu selalu melihat kamera dan meminta tolong.
Cerita
bergulir tentang bagaimana Gambir ingin menolong anak itu. Namun, dalam
pencariannya ternyata yang didapat adalah rahasia gelap tentang Ibu, istri, dan
sahabat-sahabatnya yang mengkhianatinya.
Untuk
membalas pengkhianatan itu, dia mengundang ibu dan para sahabat untuk makan
malam di rumahnya. Di meja makan itulah Gambir menghabisi hidup mereka dengan
sangat keji dan berdarah dingin. Adegan ini menurut aku bagus bangetnget. Kualitas seorang Fachri Albar sangat kuat muncul di sini. Joko Anwar juga tidak
ragu dengan vulgar memberikan adegan yang berdarah-darah. Ada rasa merinding
yang tidak nyaman saat menonton adegan ini. KEREN!
Namun
setelah ini, penonton masih belum dibuat tenang, karena misteri tentang si anak
kecil belum terkuak. Begitu juga dengan apa kisah di balik pintu terlarang itu. Ternyata oh ternyata... ah mungkin nonton saja sendiri
ya,, biar lebih seru menikmati endingnya yang memang plot twist. Terima kasih ya Anonymous 😊
Overall,
ide ceritanya sangat menarik (bahkan saya penasaran bagaimana cerita di novel
aslinya). Setelah menonton, karena masih agak tidak paham dengan jalan
ceritanya, saya segera mencari spoilernya (yeah, I know, it sucks ya
hahaha).
Beberapa adegan menurut saya agak membingungkan karena tidak ada
jembatan cerita, berloncatan. Tapi mungkin ini adalah daya tarik film ini.
Tanyakan pada kritikus film atau yang lebih berkompeten secara teknis. Sebagai
penyuka film, menurut saya film ini cukup sulit dicerna, namun di sisi lain
bangga banget sineas Indonesia bisa dan berani membuat film seperti ini. Bravo
Film Indonesia!
Comments
Post a Comment
Halo, terima kasih sudah membaca. Tinggalkan komentar ya, biar aku bisa balas BW 😊