Dearest Introvert People, Kita Lebih Dari Apa Yang Mereka Bilang Tentang Kita
Instagram.com/sellypadi |
Jangan dulu berburuk sangka. Aku juga seorang introvert.
Buat yang masih belum mengerti apa beda introvert dan
ektrovert -macam yang gak tahu bedanya pra dan pasca-, kami para introvert adalah
orang-orang yang lebih nyaman dalam kesendirian. Di awal perkenalan mungkin
terlihat sombong dan tidak butuh, namun sesungguhnya kami hanya butuh waktu
lebih untuk merasa nyaman. Kalau sudah di lingkaran yang akrab, bisa-bisa keluwesan
kami dalam bergaul setara dengan orang-orang yang suka bikin malu
teman-temannya di keramaian!
Kami juga sering dituduh pendiam. Dan itu adalah fitnah
terbesar abad ini! Kami ini bukan menutup diri dari pergaulan dan malas bicara,
lho. Kami hanya tidak mudah akrab pada orang baru, yang bisa bercerita A sampai
Z tentang diri sendiri. Coba ajukan pertanyaan, kami mungkin mau menjawabnya dari
A sampai Z, kalau sudah merasa nyaman dengan kamu.
Lingkaran pertemanan kami mungkin tidak luas, tapi bisa
dibilang berkualitas. Kami lebih suka berkumpul dengan orang-orang terdekat,
daripada harus memulai dari awal dan berkenalan dengan orang baru.
Nah itu adalah sebagian ciri-ciri kaum introvert. Tentu saja
masih banyak yang lain, karena manusia itu makhluk yang rumit, gaes. Manusia
tidak bisa didefinisikan hanya sebagai introvert atau ekstrovert saja, masih
ada ambivert juga tho? Dan masih banyak lagi label kepribadian lain di muka
bumi ini. Mulai dari kepribadian berdasarkan zodiak, shio, golongan darah,
weton, dan yang terbaru adalah dari cara menggunakan masker #eh
Baca juga: Baju Baru, Beli atau Sewa?
Itulah sebabnya aku menulis artikel ini. Kebanyakan karena alasan
gemas sih. Sama halnya dengan perempuan saat PMS selalu minta dimengerti, kaum introvert
juga kerap kali melakukan introvert bragging
-kalau boleh meminjam istilah humble bragging
ya- agar dimengerti.
Seperti ini contohnya:
“Aku memang begini orangnya, introvert. Jadi gak bisa tuh langsung
akrab dengan orang baru.”
“Aku gak bisa bicara di depan orang banyak, gaes. Aku kan
introvert.”
“Sebenarnya aku malas lho pergi ke pesta, aku kan introvert,
aku gak nyaman di tengah keramaian.”
Singkatnya, mereka mengkambinghitamkan sifat introvert untuk
menutupi kemalasannya (?) mencoba hal-hal baru. Tentu saja ini tidak ada
maksud untuk menggeneralisasi ya. Tapi sepanjang pengamatanku, maklum introvert -ah apakah aku sedang introvert bragging
juga?- banyak juga lho yang melakukan penghindaran dengan mengatasnamakan
introvert! KZL!
Bukannya apa-apa sih. Sayang banget lho kalau kita sampai
melewatkan aneka kesempatan baru hanya karena kita introvert.
Buat kamu yang masih sekolah atau kuliah, ayolah, jangan
bersembunyi di balik topeng introvertmu. Mungkin ada beberapa kesulitan menjadi
anak yang “tampak” gaul dan asyik, tapi bukan berarti hal itu mustahil.
Beranikan dirimu masuk ke ekstrakurikuler atau komunitas
baru. Kalau perlu ajak temanmu serta. Eh tapi terkadang kita lebih menyukai
melakukan kegiatan sendirian ya? It’s
okey. Intinya kamu coba lawan ketakutanmu dengan melakukan hal yang kamu
takuti. Sesungguhnya masuk ke lingkungan baru tidak seseram itu kok. Kita hanya
perlu lebih sering melatih diri agar lebih terampil. Keterampilan ini gak ada
ruginya buat di masa depan, karena kamu akan dan harus bertemu dengan banyak
orang untuk bisa berkembang.
Baca juga: Aneh itu Lucu, Lucu itu Aneh
Kalau sedikit berusaha bisa membuatmu mendapat kesempatan
yang keren di sekolah atau kampus, berarti hal itu patut lah untuk
diperjuangkan. Bukan berarti kamu mengubah kepribadianmu, tapi kamu bisa kok
mempelajari hal baru, asal kamu mau.
Buat kamu yang sedang berjuang di notice sama bos di kantor, bisa jadi karena alasan yang sama, kamu invisible di mata bos. Kamu tidak suka
tampil, tidak nyaman bergaul dengan orang baru. Tapi kalau pekerjaan ini adalah
pekerjaan impian, aku rasa patut diperjuangkan, betul gak? Kamu gak mau kan
karirmu mentok di situ-situ saja?
Awali dengan mencoba mengungkapkan ide-ide kerenmu di depan
bos terlebih dahulu. Berdua saja, jangan langsung di depan forum. I know, di depan forum pasti banget
membuat kita mati gaya. Kalau sekiranya bos memberikan respon yang oke, bisa
jadi kamu akan diminta untuk mempresentasikan di depan forum. Nah, inilah momen
yang kamu tunggu! Persiapan yang matang akan membuatmu jauh lebih percaya diri
dan mantab untuk melangkah.
Percayalah, menantang diri sendiri dan kamu tahu kamu bisa,
itu sangat membanggakan! Jangan biarkan deh pelabelan itu jadi definisi diri
kita. Ini berlaku juga ya untuk semua pelabelan di muka bumi ini. We are way more bigger that those labels!
Memang ada beberapa orang yang masih begitu "aku kan introvert" padahal mungkin yang diperluin adalah untuk keluar dari zona nyaman dan nyoba hal baru.
ReplyDeleteIya betul Kak. Kan aku jadi gemas sendiri tho. Kalau kawan dekat pasti aku omelin deh wakakak
DeleteKalo aku berusaha berbaur dengan orang lain tetapi pada akhirnya aku hanya jadi pendengar. Apakah aku termasuk introvert?
ReplyDeleteKata "berusaha berbaur" itu menarik sih mbak ๐ introvert sendiri itu spektrumnya luas. Ada yg introvert total, ada yang hampir ke ambivert. Ambivert itu ada di tengah2 antara intro dan extro.
ReplyDeleteAku sendiri suka aja sih kumpul2, tapi ya ada juga masa2 dimana lebih memilih sibuk sendiri melakukan hal kesukaanku.
Literatur tentang introvert ini banyak sekali Mbak. Coba aja deh search pasti mengejutkan penemuannya. Atau kalau mau, bisa pakai 16personalities(dot)com untuk tes kepribadian
Kadang aku introvert for spesific people mbak ๐
ReplyDeleteHahaha itu kayaknya social distancing deh mbak ๐คฃ๐คฃ
DeleteAda yang dulunya introvert, tapi karena keaadaan memaksa pelan-pelan menjadi extrovert, begitu juga sebaliknya. Kalo saya bisa jadi flexible kalo sedang good mood, kalo lagi males, i am what i am lah... ๐
ReplyDeleteBetul sih Mbak, semakin dewasa memang kita lebih "berani" untuk jadi diri sendiri, we have the "power" to do so :)
DeleteWohoho, saya baru tahu malah oran introvert kalo ngomong ngaku introvert. Hihihi. Saya punya teteh yg sangat introvert. Kalo sama orang baru kenal, duh jauh bedaaaaa sama orang yg udah kenal dia luar dalam. Dia sangat ceria kalo bareng kita. Humoris, bahkan bocor juga kadang-kadang. Ya namanya juga manusia yaaa, banyak karakteristiknya. Bukan cuma introvert yg perlu menyesuaikan diri dengan orang lain, tapi kita juga perlu mendekati mereka dengan cara berbeda.
ReplyDeleteNah benar itu mbak. Sebenarnya untuk memperlakukan orang lain kita memang harus lihat selahnya, kadang kalau gak ngerti karakternya suka mikir negatif duluan hehehe
DeleteSegala sesuatu memang butuh proses ya, Mbak. Apalagi tiap manusia kan berbeda. Dan saya pernah nonton youtubeber yang dulunya seorang introvert juga. Dia itu ingin juga cepat akrab dengan orang, dengan lingkaran teman luas, tapi memang dia perlu waktu , waktu sedikit ekstra. Dan akhirnya dia berhasil.
ReplyDeleteNah bener kan ya Mas, bisa kok diupayakan kalau kita mau. Gemas saja dengan adek2 yang suka ngeluh lalu menyalahkan introvertnya ๐
DeleteKalau sy orang yg sangat trauma untuk bisa dekat dengan.orang lain (cenderung menarik diri) karena berkali2 menaruh kepercayaan selalu berakhir dengan penghianatan ..nah tmsk tipe apa nih klo.kyk gini? Wkwk malah curcol maap ya kak..btw artikel nya sangat jelas menguraikan beda introvert dan ekstrovert.
ReplyDeleteNamanya berhati-hati mah harus banget Mbak apalagi kalau orang yang baru kenal.
DeleteKalau dari sekilas, biasanya kalau gampang curcol itu ektrovert Mbak, bener gak tebakanku hehehe
Karakter introvert itu bisa dirubah pelan-pelankan. Asal ada niat. Meski mungkin sulit, karena terbiasa nyaman sendiri
ReplyDeleteSepakat Bang! Semoga dedek2 bisa ngerti dan semangat terus
DeleteKak Tika, kebetulan putri sulung saya introvert juga, jatri-jemarinya yang menari-nari lincah menghasilkan banyak gambar manga dan komik. Alhamdulillah meski tak banyak bicara dan bereskpresi seperti putri saya yg no.3 (dah juga saya haha), si sulung sudah 10x juara 1 lomba sketsa/menggambar/karikatur di pesantrennya
ReplyDeleteWahhh keren banget Kak Mia, masih kecil sudah bisa menemukan kegiatan kesukaannya. Setiap anak pasti punya kelebihan masing2 ya, tugas orang tua nih yang harus "menangkap" lalu mengarahkannya
DeleteWe are way more bigger that those labels! setujuuu..buka saja topeng introvert yang sejatinya kadang berlebihan hingga dijadikan alasan dan ujung-ujungnya menyia-nyiakan kesempatan yang datang. Karena, kadang beda tipis antara enggak mau dan enggak bisa. Dan alasan enggak bisa dipakai luntuk enggak mau juga. Sehingga mencoba pun enggan rasanya. Duh!
ReplyDeleteGemas kan ya Mbak!! Pingin tak towel virtual satu2 trus tak kasih link artikel ini hahaha kok jadi promosi. Jangan membatasi diri pokoknya deh, kita bisa lakukan apa saja!
DeleteSaya juga gak nyaman untuk tampil di depan. Apalagi kalo disuruh bicara di depan orang banyak. mati gaya memang.
ReplyDeletetapi pernah di satu pekerjaan saya, yang mengharuskan saya sering untuk berbicara di khalayak ramai.
Mau gak mau, ya saya hajar aja. walaupun gak sesuai hati nurani hihihihi
Ambivert itu apa ya mba?
Kalau mau maju memang harus meninggalkan zona nyaman ya. Berusaha dulu, soal hasil belakangan deh.
DeleteAmbivert itu diantara extro dan intro Mbak. Jadi suka gaul juga, tapi ada juga masa2 ketika lebih nyaman menyendiri
Harusnya kalau introvert bisa keluar dari zona nyaman ya mbak. Dulu aku juga kayak gini sih waktu SMP. Tapi beranjak dewasa, entah aku jadi ekstrovert ya mbak. Mudah aja sosialisasi ama orang. Kalau kepribadian gini emang bisa berubah seriring usia kaj?
ReplyDeleteSebenarnya aku juga bukan pakar ya mbak hehe.. tapi aku percaya kita selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi apa pun. Kan kita dianugrahi akal dan pikiran untuk survive. Betul kan? :)
DeleteSaya introvert Mbak. Sejak menantang diri berani tampil mulai dari yang paling sepele, akhirnya saya sampai di garis ini. Alhamdulillah
ReplyDeleteBener kan ya mbak, bisa kok kalau kita benar2 serius mau maju
DeleteSaya bukan introvert, jd ga bisa ngasi masukan jg. Tp setuju sih, jangan takut mencoba.. aku punya temen yg introvert abis, tp krna tuntutan pekerjaan dia hrs berhubungan dg banyak orng. Sekarang malah dia sukses jd motivator. Jd memang tdk ada yg tdk mungkin slama kita mau berusaha ๐
ReplyDeleteBetul mbak, mencoba hal baru itu penting kan buat menantang diri sendiri. Bangga kalau tau ternyata kita bisa kok
Deleteaku seorang extrovert, tapi pasanganku introvert sekali. awal awal susah untuk menyesuaikan karena kita berbeda dalam hal itu. Tapi pelan pelan kita mencoba menyatukan
ReplyDeleteIyaya mbak, asalkan ada usaha semua hal bisa disesuaikan. Langgeng terus yaa!!
DeleteAku ambivert mba, dulu ekstrovert, setelah lahiran jadi introvert. Sekarang ambivert. Lebih nyaman sendirian, berteman dg sahabat 1-2 orang saja, ga suka berada di keramaian tapi klo ktm orang baru tetep bisa open dan memulai percakapan lalu haha hihi ๐
ReplyDeletehai mbak ambivert hehehe
Deleteseru banget ya kalau bisa fleksibel seperti itu. tapi aku percaya sih soal kita bisa berubah, ya karena situasi kadang memang memaksa kita untuk harus beradaptasi. aku juga merasa berubah kok, sejak sekolah, lalu kuliah, kemudian kerja. karena merasa berdaya (punya penghasilan sendiri misalnya) kita biasanya bergeser sedikit kepribadiannya. pengalamanku berkata demikian :)