Mantan Manten (2019), Sebuah Pencarian Jati Diri

 

wikipedia.com



Film ini berkisah tentang kehidupan sempurna seorang gadis bernama Yasnina, diperankan oleh Atiqah Hasiholan. Yasnina memiliki karier keren sebagai manajer investasi terkenal. Kehidupannya glamour, temannya dari kalangan atas dan terpandang, dan sebagai pamungkas, Yasnina dilamar oleh pacarnya Surya, diperankan oleh Arifin Putra.

Sempurna bukan? Sampai suatu ketika rekan bisnisnya mengkhianatinya. Karier, aset, dan hubungannya dengan Surya terancam habis dan bubar.

 

Alur cerita

Di awal film ini berjalan cukup lambat dan agak membosankan. Cerita hanya berkisar di betapa sempurnanya hidup Yasnina. Beberapa gimmick muncul soal kejadian di kantor, yang sepertinya bisa saja di skip agar penonton tidak bosan.

Cerita mulai menarik kala Yasnina ke rumah miliknya di Tawangmangu, satu-satunya aset yang masih tersisa karena saat dibelinya beberapa tahun lalu, pergantian nama di akta belum diselesaikan. Maksud hatinya ingin membujuk Ibu Marjanti, pemilik rumah sebelumnya, agar segera membubuhkan tanda tangan untuk memperlancar proses pergantian nama, kemudian rumah bisa dijual. Tanpa dinyana, ibu Marjanti malah memberi syarat agar Yasnina mau tinggal selama 3 bulan, membantunya dalam profesi dukun manten.


Baca juga: Everything is Illuminated (2005), Sebuah Perjalanan ke Masa Lalu


Belajar banyak hal baru

Diceritakan bahwa dalam tradisi Jawa, profesi dukun manten bukan sekadar mengorganisasi pernikahan Jawa, bahasa kerennya kini Wedding Organizer. Tapi juga berperan besar dalam kelancaran proses mulai dari prosesi adat hingga mengurusi timik-timik pernikahan. Ternyata ada saja kejadian unik dan aneh menjelang pernikahan, yang hanya dukun manten yang bisa menyelesaikannya.

Sebagai orang yang bukan berasal dari suku Jawa, aku merasa film ini mengusung diplomasi budaya Jawa ke ranah umum. Artinya kita bisa belajar sedikit demi sedikit kebijaksanaan budaya Jawa melalui film ini. Mulai dari cara bersikap, cara mengambil keputusan ketika harus memilih, sampai belajar pesan-pesan dalam pernikahan adat Jawa. Menarik!

 

Akting yang bagus

Seperti yang aku sebutkan di paragraf awal, alur film ini agak membosankan. Untungnya terbantu dengan akting ciamik dari Atiqah Hasiholan dan Tutie Kirana sebagai Ibu Marjanti. Keduanya adalah wanita yang berkepribadian kuat. Namun karena latar belakang yang berbeda, mereka berdua kerap kali bersilang pendapat, bahkan di bagian akhir film sempat berkonflik dan bersitegang.

Endingnya, menurut aku indah sekali penuturannya. Yasnina akhirnya memutuskan yang terbaik buat dirinya, panggilan hatinya. Kadang kita memang perlu terbentur dengan kenyataan dulu, barulah kita menyadari apa yang sebenarnya hati kita butuhkan.



Comments

  1. Sepertinya film belatar belakang adat Jawa ini menarik juga ditonton.
    Film Indonesia kalau berlatar belakang cerita adat daerah jadi unik nglihatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul Bang! Aku juga suka banget kalau ceritanya mengandung budaya, jadi tambah pinter setelah nonton hehe

      Delete

Post a Comment

Halo, terima kasih sudah membaca. Tinggalkan komentar ya, biar aku bisa balas BW 😊

Popular posts from this blog

14+ First Love (2015), Kisah Cinta Pertama dari Sinema Rusia

[REVIEW BUKU] My Sister’s Keeper by Jodi Picoult

Mau Staycation atau Business Trip? Ini Bukti Cintaku, #PastiAdaOYO Jawabannya