Kecombrang, Pemilik Aroma Segar Dan Rasa Khas Dari Hutan Indonesia
Siapa yang tidak mengenal kecombrang? Nama lain yang lebih dikenal
di beberapa daerah mungkin bernama honje. Kecombrang adalah tumbuhan rempah
dengan aroma segar dan rasa yang khas. Sebenarnya kecombrang bukanlah bumbu
masak yang baru ditemukan, tetapi kini banyak chef di dunia yang mulai meliriknya.
Berbeda dengan para chef itu, keluarga kami sudah sejak lama
menyukai kecombrang sebagai bahan pelengkap masakan favorit, salah satunya sayur daun ubi tumbuk.
Sayur daun ubi tumbuk, menu favorit keluarga
Sudah adakah yang mengenal sayur daun ubi tumbuk? Tadinya
aku pikir masakan ini adalah khas dari Pulau Sumatera, khususnya dari suku
Batak. Ternyata setelah ngobrol dengan beberapa kawan dan mencari di internet,
sayur ini juga dikenal luas di Pulau Sulawesi dan Kalimantan.
Tidak heran sih, karena sayur ini sangat lezat dan khas
sekali. Sejak tinggal di Jawa Timur, aku sering memperkenalkan sayur ini ke teman-teman,
dan mereka menyebutnya sayur bobor singkong. Sekilas memang penampakannya
seperti sayur bobor, sayur yang biasanya berisi bayam atau sawi hijau. Yang berbeda,
sayur ini daunnya harus ditumbuk, bukan dipotong saja. Selain itu kalau ditilik
lebih lanjut ke resep, bumbunya malah lebih sederhana lho.
Kembali ke sayur daun ubi tumbuk ya, resep sayur ini
sebenarnya banyak sekali ditemukan di internet. Tapi setelah kulihat satu-satu,
umumnya kok beda ya dengan resep yang diajarkan Ibuku. Resep Ibuku malah lebih
sederhana, ditambah dengan satu bahan khusus yang membuatnya semakin istimewa. Kecombrang!
Berikut resep sayur daun ubi tumbuk ala rumahku.
Bahan:
- 2 ikat daun ubi/singkong yang batangnya ada
warna merah (bukan jenis singkong tahun), buang batangnya
- ½ buah kelapa, parut, jadikan santan kental dan
encer
- Air secukupnya
- Garam secukupnya
Bumbu:
- 5 siung bawang merah
- 10 biji cabai rawit (kurangi/tambah sesuai
selera)
- 1 ruas jari kecombrang, bisa bunga atau batangnya.
Kalau bunganya diiris tipis, kalau batangnya, pilih yang muda, cukup digeprek
saja
Cara membuatnya :
- Daun ubi ditumbuk bersama bawang merah dan cabai
rawit. Gunakan alu untuk menumbuk. Sebaiknya dibagi menjadi beberapa kloter
penumbukan agar daun rata hancurnya
- Didihkan air secukupnya, pastikan daun akan
terendam ketika dimasukkan
- Masukkan tumbukan daun, bawang, dan cabai ke air
mendidih. Tambahkan kecombrang. Masukkan santan encer.
- Tunggu sampai mendidih. Masukkan santan kental.
Masukkan garam sesuai selera.
- Setelah mendidih, matikan kompor, angkat. Sayur daun
ubi tumbuk lezat siap disantap.
Oiya, tips tambahan, sayur jangan sering diaduk agar tidak
pahit.
Super mudah kan membuatnya. Karena ini masakan favorit aku,
secara khusus aku mempelajarinya, biar bisa membuat sendiri saat jauh dari
rumah. Bahan-bahannya juga mudah didapatkan. Oiya bagi yang tidak familiar
dengan kata daun ubi, di sini yang dimaksud adalah daun singkong, ya.
Kecombrang, salah satu
bahan pelengkap favorit masakan
Disebutkan di dalam resep di atas, kecombrang menjadi bahan pelengkap
sayur daun ubi tumbuk. Kenapa sih harus kecombrang? Apa bisa diganti dengan
bahan lain?
Biasanya sih ketika kecombrang tidak bisa didapat, dengan
terpaksa Ibuku akan menggantinya dengan serai. Tentu rasanya akan sedikit
berbeda. Dari serai, kita hanya mendapat aroma wangi yang harum saja. Berbeda dengan
kecombrang, karena memiliki rasa agak asam mirip jeruk lemon, sedikit pedas
seperti jahe, dan harum seperti serai, maka sayur daun ubi tumbuk akan menjadi
kaya rasa; segar, harum, dan hangat. Nah, sekarang tahu kan kenapa kecombrang
jadi pilihan pertama?
Ibuku sering bercerita, di tanah kelahirannya di Pangkalan
Brandan, Sumatra Utara, kecombrang menjadi salah satu tanaman yang pasti
dimiliki di setiap keluarga. Kecombrang dengan aroma yang segar dan rasa yang
khas, banyak digunakan sebagai bumbu penyedap di banyak masakan rumahan. Atas alasan
itu juga, Ibuku sengaja menanamnya di halaman depan rumah kami, jadi kapanpun dibutuhkan,
kecombrang siap digunakan.
Sayangnya pohon kecombrang kami ini susah sekali berbunga,
apalagi berbuah. Jadi kecombrang yang paling sering kami manfaatkan ya
batangnya saja.
Sebenarnya masih banyak lagi masakan yang memasukkan kecombrang
sebagai bahan pelengkap. Masakan tumis-tumisan seperti udang tauco, masakan
bersantan seperti gulai, sayur-sayuran seperti pecel dan urap-urap, dan sambal
matah dari khas Bali juga memakai kecombrang. Yang terbaru, gerai ayam geprek
kekinian juga sudah merilis sambal terbarunya, yaitu sambal kecombrang.
Manfaat kecombrang
Selain sebagai bumbu penyedap masakan, kecombrang juga bisa
menjadi obat. Hampir semua bagian tanaman kecombrang dapat dimanfaatkan, mulai
dari batang, buah, bunga dan biji. Berikut ini beberapa manfaat kecombrang :
1. Meredakan batuk
Caranya adalah bagian batang yang
agak tua dibakar, kemudian kupas kulit luarnya. Setelah itu ditumbuk, dan diperas
airnya. Tambahkan air putih dan gula batu agar lebih enak untuk diminum. Minuman
ini memberikan rasa hangat yang meredakan gatal di tenggorokan.
2. Kaya akan antioksidan
Tanaman kecombrang mengandung senyawa
flavonoid, salah satu senyawa antioksidan yang membantu menangkal kerusakan sel
dalam tubuh. Itu sebabnya kecombrang juga dikenal sebagai tanaman anti kanker
yang bisa memperlambat kerusakan sel
3. Menyembuhkan luka
Kecombrang mengandung anti-mikroba yang
baik untuk proses penyembuhan luka. Ketika dibalurkan ke luka, kecombrang akan
membuatnya tetap steril sehingga cepat penyembuhannya.
4. Memiliki sifat antibakteri
Karena mengandung minyak atsiri, alkaloid,
dan asam lemak di dalamnya, kecombrang juga dijadikan sebagai pengawet alami. Selain
itu dengan rajin mengkonsumsi kecombrang dapat menghilangkan bau badan
5. Mengandung berbagai macam zat gizi
Selain rendah kalori, kecombrang juga kaya
dengan berbagai macam zat gizi. Dikutip dari laman Data Komposisi Pangan
Indonesia, 100 gram kecombrang segar mengandung :
·
Energi 34 kalori
·
6,7 gram karbohidrat
·
2,6 gram serat
·
1 gram lemak
·
60 mg kalsium
·
16 mg fosfor
·
1 mg zat besi
·
650,6 mg kalium
·
47 mg natrium
Tidak heran ya Ibuku bersikeras menanamnya di halaman depan rumah.
Meski ukuran pohonnya cukup tinggi dan pertumbuhannya banyak memakan tempat, tapi
sebanding dengan manfaat yang keluarga kami dapat manfaatkan.
Hutan kecil kami di
rumah
Yap, beruntung di rumah kami memiliki halaman depan dan
samping yang cukup luas. Ibaratnya ini adalah hutan kecil kami di rumah. Banyak
sekali manfaat yang kami dapat dari hutan kecil kami ini. Selain kecombrang, kami
juga memiliki tanaman daun kelor, daun katuk, belimbing wuluh, dan tanaman
cabai. Di kelompok buah-buahan juga ada mangga, pisang, belimbing, dan jambu
darsono. Selain itu masih ada berbagai macam aneka toga koleksi Ibuku.
Halaman rumah kami ini ibaratnya hutan kecil kami di rumah. Hutan
disini maksudnya adalah hutan sebagai sumber makanan sehari-hari. Apabila sedang
malas berbelanja sayur, ya tinggal pilih saja sayur di halaman, mau makan sayur
apa hari ini. Jika sedang musim berbuah, aneka buah juga menunggu untuk
dipetik, bahkan bisa dibagi-bagi ke tetangga.
Sejalan dengan misi WALHI dalam kompetisi blog bersama Blogger
Perempuan Network, kita semua perlu diingatkan untuk kembali ke bahan makanan
alami dari hutan Indonesia. Hutan Indonesia sangat kaya akan aneka rupa tanaman
untuk sumber pangan, dan jangan lupa, juga untuk obat-obatan. Hindari bahan
pengawet dan bahan pewarna buatan, karena sesungguhnya alam telah menyediakan
semuanya buat kita. Tugas kita adalah memanfaatkan potensi ini dan menjaganya
agar hutan tetap terpelihara hingga anak cucu kita kelak.
Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi blog Forest
Cuisine Walhi dan Blogger Perempuan Network.
Sumber referensi:
Eiih aku malah baru tau kalau itu tanaman namanya kecombrang ehehehe
ReplyDeletewah harus dicoba dalam masakan, mbak. Untuk menambah kosakata(rasa) dalam makan-makan :D
DeleteSebagai orang Batak, daun ubi tumbuk mah udh kayak menu wajib di rumah :D. Pas msh tinggal di Aceh , mama slalu bikin ini, dan aku yg duluny susah makan sayur, cuma mau makan daun ubi tumbuk ini aja :D. Makanya hampir tiap HR dimasak mama. Kecombrang pasti pake mba. Cm Ama mama ditambah juga Ama leunca dan udang. Jd LBH gurih. Leunca yg sepet cocok disandingkan Ama sayur ubi tumbuknya.
ReplyDeleteAku bakal coba resepmu deh. Sjk pindah ke JKT jujur aja aku baru makan ini kalo mama sedang datang k JKT :p. Mau masak sendiri nth Napa ga semangat hahahahaha.
Tp kayaknya resep ini memang hrs aku save sih. Supaya kalo mama ga ada, setidaknya aku msh bisa bikin sendiri :)
Hehe cobain kak, resep ibuku ini tergolong mudah. Aku aja bisa *congkak 😅😅
DeleteKlo di rumahku kadang ditambah leunca dan teri atau ikan asin. Tp aku pribadi lebih suka kecombrang aja sih. Leunca gak memberi tambahan rasa, hanya tambahan di tekstur saja.
Dulu inget banget, di halaman rumah tetangga ada "Bunga Kecombrang" ini. Lihatnya kok bagus dan indah gitu. Udah gede baru tahu kalo itu salah satu tanaman yang bisa dimakan, baik sebagai lalapan maupun diolah. Kandungan juga sangat bagus untuk tubuh ya Mba. Thank you for sharing Mba.
ReplyDeleteIya mba, masyarakat Sunda kayaknya banyak nih nanam kecombrang di lingkungannya. Ternyata bukan cuma punya nilai estetika juga nilai rasa masakan yang aduhai lezatnya.
DeleteIyaa kadang kita perlu ya mengenal tanaman2 di sekitar kita. Kalo bermanfaat kan bisa dipakai dk keluarga kita, jadi gak mubazir
DeleteIya.. sayur ubi tumbuk juga biasa kami buat. Orang sulawesi suka banget. Hanya saja kami tidak pernah masukkan kecombrang sebagai bumbu tambahan. Penasaran dech dengan rasanya kalau ditambah kecombrang. Belum lagi manfaat kecombrang bagi tubuh. Perlu dicoba tuh.
ReplyDeleteWah betulan ya Kak. Aku belum pernah sih cobain versi sayur tumbuk di Sulawesi. Apakah resepnya kita samaan?
DeleteAku 3 tahun di Medan, Entahlah belum pernah nyobain kecombrang ini. Karena aroma tetangga masak saya kurang bersahabat dengan indra pembau saya. Cuma jujur aku suka dengan warna kecomrang ini apalagi kalau dia mekar.
ReplyDeleteHehe klo yg gak biasa mgkin kurang cocok ya mbak dengan aromanya. Bisa dicoba sih mbak resepnya, biar gak pinisirin hehehe
DeletePengen nanam kecombrang deh, sayur daun ubi juga aku sering makan, enak
ReplyDeleteWah ternyata sudah banyak yang mengenal sayur ubi tumbuk ya? Seru sekali dunia kuliner Indonesia nih, kudunya bisa dibuat kopdar kuliner blogger 😎😎
DeleteBelum pernah masak dengan kecombrang sebagai bumbu tambahan, jadi pengen nanem di halaman depan. Kira-kira itu kecombrang susah berbunga/berbuah kenapa ya mba?
ReplyDeleteMasih jadi misteri sih mbak hehehe sudah rajin dikasih air beras, panas matahari juga cukup, entah apa yg merasukinya...
DeleteKalo di Medan namanya kincung mba.
ReplyDeleteDan kami masak daun ubi tumbukbpake dua duanya, kincung dan sereh hehe
Dan kincungnya dihaluskan bersama daun ubinya, gak hanya dimemarkan saja
DeleteNah itu kak yg aku cerita, sepertinya resep ibuku berbeda dengan yang beredar di coo*pad dan web masak lainnya. Karena yg kukenal sejak kecil masakan ibuku, ya resep inilah juaranya 😄
DeleteSaya suka sayur daun ubi, apalagi yang daunnya masih mudah, nggak keras kayak di warung padang hahahaha.
ReplyDeleteKalau kecombrang, kayaknya saya belom pernah makan deh, atau udah pernah tapi saya nggak ngeh kali ya? :D
Di Surabaya ini saya juga jarang bgt sih mbak nemuin masakan dengan kecombrang. Mungkin kurang familiar aja kali ya. Yg terbaru saya cobain sambal kecombrang di geprek ben*u
DeleteAku pribadi belum pernah coba memasak pakai kecombrang. Teman-teman di Bogor sini sudah biasa banget masak dicampurin kecombrang. Ada yang dijadikan campuran sambal atau memasak ikan. Wah, jadi kepengen cobain juga. Apalagi kecombrang memberikan sensasi berbagai macam rasa ke dalam masakan, yaaa.
ReplyDeleteIya nih, klo yg hobi masak langsung deh terinspirasi pengen coba2 bikin ya
DeleteSelamat mencoba ya mbakk 😉😉
Beberapa kali baca postingan ulasan masak kecombrang, sumpah jadi penasaran banget nie aku. Dah kayak ngidam. Sayangnya di Surabaya belum pernah ketemu ama bunga ini.
ReplyDeleteSama mbak, saya besar di Surabaya nih. Di pasar juga gak pernah kelihatan, makanya ibuku sampe belain tanem di di halaman sendiri krn demandnya tinggi hehehe
DeleteTernyata kecombrang nutrisinya lumayan juga ya. Baru nge loh saya. Padahal memang biasa, kecombang ini ada di pekarangan rumah (kalau lihat foto gambarnya). Soalnya selama ini ga tahu juga, kalau kecombrang bentuknya kayak gitu
ReplyDeleteWah sayang banget Bang kalo gak dipake. Banyak lo manfaatnya..
Deletesaya juga suka makan masakan yang ada kecombrangnya, apalagi nasi kecombrang.
ReplyDeleteBetul mbak, aku pernah cobain nasgor kecombrang pas liburan ke Tangerang. Enak bgt ternyata yaaa bikin nagih
DeleteWow.. sayut daun ubi tumbuk. Itu favorit saya, Mbak kartika. Apalagi dicampur ikan teri atau disantap dengan ikan asin dan sambal terasi hahaha.
ReplyDeleteNah, kalau kecombrang, saya jarang makan. paling nyobain kalau pas makan pecal yang ada kecombrangnya hehehe.
Mantab mas. Pake sambel terasi dan tempe goreng aja sudah bahagia. Gak butuh yang lain deh
DeleteZaman sering mudik ke kampung halaman nenekku dulu seringnya kecombrang dibikin campuran pecel mbak hehe :D Trus adekku suka komen rasanya kek ada sabun2nya haha. Tapi ya tetep dimakan krn enak.
ReplyDeleteBtw menu dengan campuran kecombrang saat ini lagi heits gtu lho di bbrp resto tradisional, kek punya Ussy, punya Lola Amaria dll, cukup populer pokoknya menu yang ada kecombrangnya krn dirasa unik.
iyah mbak, sekarang sudah banyak kreasi masakan memakai kecombranr. Aneka sambal, nasi goreng, ayam goreng, dan sayur2an juga, Keren ya kalau bahan-bahan lokal khas Indonesia bisa berjaya di negeri sendiri
DeleteSering banget ngelihat tanaman ini, tetapi belum pernah tau rasanya ketika menjadi makanan 😂 karena jarang ada yang masak kecombrang
ReplyDeletehehehe punya tanaman di rumah kah? nah mungkin bisa diajukan ke Ibu untuk coba dimasak :)
DeleteNgehits banget emang nih Gulai daun ubi tumbuk. Jadi ngiler liat fotonya. Kl di medan biasanya pasangannya ikan teri main bola alias sambel teri Medan hehehe.. Dijamin nambahhhh makannya
ReplyDeletewaduhhh ngabisin nasi putih yaa kak wkwkwk
DeleteKecombrang atau biasa disebut juga kincung memang oke banget untuk dijadikan bahan masakan. Aromanya yang khas membuat masakan jadi lebih enak.
ReplyDeletekincung ini sebutan di Medan ya kak? Ibuku juga sering nyebut kincung hehehe
DeleteAku pikir itu juga sayur bobor cuma penamaannya berbeda, ternyata cara masaknya juga beda hehehee
ReplyDeletebenar kan ya, beda bumbunya sama sayur bobor :D
DeleteWah, kalau ditumbuk gini jadi lebih cepat matang dan tak perlu 2x rebus, ya.
ReplyDeleteSaya paling suka bobor daun singkong, tapi suka males memasaknya lama. Enaknya sih, bisa ambil gratis di kebun tetangga.
Mau coba dengan cara ditumbuk, aaah...
Selamat mencoba ya mbak ;)
DeleteBaru tahu lho, kalau Kecombrang manfaatnya banyak banget. Tahunya emang buat penyegar makanan, kayak rujak, kalau pun sakit, dulu waktu kecil kalau panas dikasih kecombrang juga. Keren emang hutan Indonesia.
ReplyDeletesejujurnya aku malah belum pernah makan rujak kecombrang lho, jadi pinisirin :D
DeleteSayur daun ubi tuh enaaak banget yaa allah. Dan ternyata bisa ngobatin keluhan kesemutan. Tapi sayangnya udah jarang banget di sini
ReplyDeletejarang kak, harus bikin sendiri mah aku hehehe kagak ada yang jual :')
DeleteSungguh sangat penasaran dengan si kecombrang ini 😠kalau liat olahan yang ada kecombrang nya selalu ngiler liatnya. Sayang banget di sini ga ada.. 😣
ReplyDeleteiya, sama mbak, aku di Surabaya juga susah nemukan di pasar. Makanya dibelain nanem sendiri hehehe
DeleteWah senangnya bisa nanam kecombrang, saya juga suka untuk nasi goreng atau sambal
ReplyDeleteTop markotop deh
wah,, bagi resep nasgornya Ambu :))
DeleteWahhh aku baru tau bunga itu bisa dimakan dan namanya kecombrang. Penasaran sama rasanya. Kaya gimana yaa
ReplyDeleterasanya kecut, sepet, seger begitu deh, bisa dibayangin kalo disambel uenak banget kann
DeleteKecombrang paling suka kalau dibuat sambal. Dicocol pada ikan bakar, wuih seger dan enak sekali. Dijamin makan nambah dan nambah lagi....
ReplyDeletengabisin nasi putih banget yaaa Mbak,, langsung rencana diet lepas lagi wkwkwk
DeleteWaktu kecil, aku gak suka dengan kecombrang ini. Rasanya aneh. Eh tapi sekarang, malah jadi suka. Rasa uniknya khas banget. Bikin makanan jadi beda.
ReplyDeleteTos yaa, aku juga suka banget, malah pingin kreasi di masakan lainnya
DeleteKecombrang pernah rasain kalau makna rujak, kadang ada rujak yang pakai kecombrang. kalau dimasak saya belum pernah nyobain.
ReplyDeletehayuuu dicoba mbak resep aku hehehe.. enak lhoo
DeleteOooh, ini pohon kecombrang seperti laos ya. Tapi batangnya agak merah gitu. Baru tahu saya.
ReplyDeleteiya betul kak, sekilas memang mirip laos/lengkuas ya, tapi warnanya lebih cantek
DeleteTerus terang, aku baru tahu soal kecombrang pas baca artikel ini..
ReplyDeleteLihat langsung aja blm pernah apalagi makan, hehe..
Banyak ya pilihan bahan pangan itu
iya mbak, Indonesia ini kaya sekali dengan sumber makanannya, keren ya, peer kita untuk menjaga untuk anak cucu kita kelak
DeleteMakanya agak aneh pas baca daun ubi.. Hihihi.. Aku familiarnya daun singkong. Ternyata honje manfaatnya bagus banget ya. Belum pernah nyoba, mau nyari ah.
ReplyDeletehihihi istilah daun ubi menyadur dari habitat aslinya mbak :D
Deletekalau aku kurang suka dengan kecombrang, baunya bagiku bikin enek, aneh ya
ReplyDeleteKan tiap orang beda2 mbak seleranya hihi kayak aku gak mau banget makan lele, takut sm mukanya wkwkwk
DeleteKalau saya baru sekali makan kecombrang, Sulit di Malang cari bunga ini.
ReplyDeleteWaktu itu di oseng pedas, dan gak mau ketinggalan
Langsung saya buatkan Vlog Resep Kecombrang versi kami
Mampir yah..
Terima kasih sudah mampir, wah enak sekali Mbak kalau liihat dari videonya. Kapan-kapan deh aku coba di rumah
DeleteDi tempatku nggak ada kuliner daun singkong tumbuk. Adanya dipotong, atau malah dibiarin utuh😀.
ReplyDeleteNgomong-ngomong, pohon kecombrang mirip dengan pohon Laos ya...
Kecombrang ditempatku juga langka mb,,,nggak ada yang nanam, nggak ada yang jual. Mungkin memang nggak cocok iklim nya...
Aku pernah makan kecombrang mba..pas beli pecel di goa Jatijajar. Itu pertama aku makan bunga kecombrang. Mungkin karena ga terbiasa..aku ngerasa aromanya kayak sirih ya mba.
ReplyDeleteTernyata bnyk juga ya manfaatnya