Menjadi Pemimpin bagi Diri Sendiri, Menjadi Agen Perubahan Pendidikan di Indonesia
Aku tumbuh di keluarga yang sederhana. Tidak banyak yang kami miliki, namun orang tuaku selalu mengusahakan segalanya, terutama jika berkaitan dengan pendidikan. Aku selalu ingat pesan Ibu soal ini, bahwa hanya pendidikanlah yang bisa menolong kami kelak. Mau menjadi apapun kami kelak saat dewasa, jalan satu-satunya adalah dengan bersekolah setinggi mungkin.
Mengetahui Ibu mengusahakan
segalanya untuk pendidikan, kami tidak punya hati untuk menyia-nyiakannya.
Target kami sederhana, harus bisa masuk sekolah negeri, agar biayanya lebih
terjangkau. Beruntung hingga di bangku kuliah, kami bisa masuk ke universitas
negeri dan lulus dengan baik.
Jika hari ini aku mengenang masa
lalu, aku bangga dan sangat berterima kasih karena orangtuaku mementingkan
pendidikan kami. Saat ini, kami semua sudah merasakan manfaat pendidikan yang
kami tempuh dulu. Kami bisa bermanfaat buat orang lain, dan yang paling penting
bisa mandiri dan bisa membanggakan orang tua.
Aku sepenuhnya sepakat dengan
pendapat Ibu tentang betapa pentingnya pendidikan. Dengan belajar dan sekolah
setinggi mungkin, kita bisa menjadi apapun yang diinginkan. Apapun cita-cita
kita, dengan berpendidikan, pilihan yang dimiliki menjadi lebih banyak.
Masih teringat jelas juga ketika
membaca kisah Lintang di novel Laskar Pelangi. Karena keadaan, Lintang memang tidak bisa meneruskan
sekolahnya. Andai ada bantuan kala itu, nasib Lintang bisa sangat berbeda.
Pilihan-pilihannya menjadi lebih banyak dan mungkin Lintang bisa merubah nasib
keluarganya.
***
Perihal pendidikan di Indonesia
memang masih menjadi pekerjaan rumah yang jauh dari kata ideal. Masih jauh
perjalanan kita untuk mewujudkan pendidikan yang merata dan adil buat semuanya.
Meski sudah banyak program dan kebijakan pemerintah yang mempermudah dan meringankankan
biaya sekolah buat anak-anak Indonesia, namun masih ada saja yang harus putus
sekolah karena permasalahan fundamental lain yang dimiliki, misalnya
kemiskinan.
Berbicara soal ini, tentu akan
sangat panjang dan rumit untuk dipecahkan. Begitu kompleksnya permasalahan di
negeri tercinta ini, akan membutuhkan waktu yang panjang untuk mengurai
permasalahan satu per satu.
Sebagai bagian dari 185 juta jiwa
penduduk usia produktif, aku ingin sekali memiliki peran dalam kemajuan pendidikan
di Indonesia. Seandainya aku menjadi pemimpin, aku ingin memperjuangkan
pendidikan buat semua anak di Indonesia. Tidak akan ada lagi cerita anak putus
sekolah, seperti Lintang di novel Laskar Pelangi.
Dengan menjadi pemimpin, akan ada
banyak hal yang bisa dicapai dan dijangkau untuk mengatasi masalah ini. Aku
ingin semua anak Indonesia bisa bersekolah dengan mudah dan murah. Minimal
pendidikan setingkat SMA, harus bisa ditempuh oleh semua anak, tanpa kecuali.
Pendidikan dasarlah yang perlu diperjuangkan, karena setelahnya anak-anak akan punya
banyak pilihan untuk menentukan cita-cita selanjutnya.
Tapi berandai-andai seperti itu
tidak akan menyelesaikan masalah yang saat ini kita hadapi. Yang termudah
adalah memulai dari diri sendiri.
Apa yang bisa diperbaiki dari
diri sendiri?
Aku punya banyak sekali
kekurangan yang harus diperbaiki. Tapi dengan mengetahui kekurangan diri, aku bisa
mengusahakan untuk memperbaikinya. Aku berjanji untuk memimpin diri sendiri
untuk terus berubah ke arah yang lebih baik.
Dimulai dari sendiri, aku ingin
selalu menggali potensi diri, lagi dan lagi. Tidak pernah ada kata cukup dalam
kamusku. Aku percaya bahwa kita, setiap manusia, diberi kemampuan untuk terus
berusaha dan mencapai yang terbaik dari diri kita.
***
Berdasarkan riset dari WEF The
Future Jobs Report 2020, ada 10 keterampilan yang harus dikuasai oleh para
pencari kerja. Dapat dilihat di info grafis, beberapa keterampilan tersebut diantaranya
adalah soft skill, keterampilan yang
kebanyakan tidak diajarkan di sekolah atau kampus. Keterampilan ini perlu dipelajari,
diasah, dan dilatih secara terus menerus, yang biasanya diperoleh dari pergaulan
akademis maupun profesional.
Sumber gambar: akurat.co |
Ini adalah sebuah tantangan dalam peran generasi muda untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Beberapa tips untuk meningkatkan soft skill dalam diri adalah:
1. Amati dan tiru soft skill positif yang dimiliki orang
lain, karena bisa saja atasan atau rekan kerja memiliki soft skill yang lebih
baik dari kita. Amati dan coba tiru kebiasaan mereka dan praktik dengan
mengaplikasikannya dalam aktivitas sehari-hari
2. Belajar dari berbagai literatur,
seperti buku, podcast, atau kelas
online. Saat ini banyak sekali pilihan yang paling bisa memenuhi kebutuhanmu.
3. Targetkan soft skill yang ingin ditingkatkan. Dengan memiliki target, kita
bisa lebih fokus di satu keterampilan sebelum beralih ke keterampilan
berikutnya. Minta juga masukan dari atasan atau rekan kerja untuk mengevaluasi
kemajuan kita.
4. Berlatih terus karena berlatih
akan membuat kita terbiasa dan menjadi sebuah hal yang natural.
Referensi:
desain, dan pemrograman, emang saat ini nampaknya sangat dibutuhkan yaa mba
ReplyDeleteAku pun saat ini tengah belajar kedua skill itu, dikit2 lagi belajar desain grafis, hasil desainnya dipost ke IG walopon yg like masih sedikit hahaa
Yeyyy semangat yaa... emang harus berani coba keahlian baru ya kita.. dan berani post ke IG itu udah keren bgt lho! Aku skrg lagi belajar bikin canva sih, ala2 cover buku anak2 gitu, tapi blm pede pasang di IG hahaha ππ
DeletePendidikan sangat penting, semoga nanti pendidikan Indonesia lebih merata ya untuk kalangan miskin juga...
ReplyDeleteAmiiiiinnnn. Betul sekali Kak Dewi, kalau pendidikan sudah lebih merata, tentu pilihan buat anak-anak jadi lebih banyak
Delete