Ini 10 Prinsip Akuntansi yang Wajib Diketahui
Seperti yang kita ketahui bersama, laporan keuangan digunakan sebagai sumber informasi untuk membuat keputusan di masa yang akan datang. Laporan keuangan tentunya harus dapat digunakan oleh berbagai pihak dengan kebutuhan yang berbeda-beda.
Untuk itulah ada 10 prinsip akuntansi yang menjadi pegangan dasar bagi para akuntan untuk membuat laporan keuangan. Prinsip akuntansi menjadi acuan untuk keseragaman dan obyektifitas sehingga baik akuntan maupun para pengguna laporan keuangan memiliki standar dan persepsi yang sama.
Prinsip akuntansi memberikan keseragaman dimana prosedur dan cara penghitungan yang digunakan sama, siapapun akuntan yang membuatnya, serta akan memberikan informasi yang sama kepada siapapun pengguna laporan keuangan. Prinsip akuntansi juga memberikan obyektifitas karena tidak akan ada perbedaan yang muncul di kemudian hari karena acuan yang dipakai sama.
https://images.pexels.com/photos/7111517/pexels-photo-7111517.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&dpr=2&h=650&w=940 |
Berikut adalah 10 prinsip akuntansi yang wajib diketahui sebelum membuat laporan keuangan:
Prinsip Entitas Ekonomi
Prinsip akuntansi entitas ekonomi (economic entity) menyatakan bahwa sebuah perusahaan adalah sebuah kesatuan usaha. Perusahaan ini berdiri sendiri; memiliki identitas, aset, modal, dan kewajiban sendiri, terpisah dari kepemilikan pribadi.
Untuk itu segala sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan harus dicatat secara terpisah. Demikian juga dengan pencatatan transaksi keuangannya, harus dibedakan antara pencatatan transaksi milik perusahaan dengan milik pribadi.
Misalnya transaksi pembelian mobil dinas untuk direksi. Transaksi ini akan dicatat sebagai penambahan aset perusahaan, meskipun mobil dinas ini secara fisik akan dibawa pulang ke rumah setiap harinya.
Dengan prinsip akuntansi ini,
informasi mengenai kekayaan dan kewajiban perusahaan di dalam laporan keuangan
akan akurat dan obyektif sehingga dapat digunakan oleh para pengambil
keputusan.
Prinsip Periode Akuntansi
Prinsip periode akuntansi (periodicity)
menyatakan bahwa dalam membuat laporan keuangan, perusahaan harus menetapkan
sebuah periode waktu tertentu yang digunakan secara konsisten. Hal ini
bertujuan agar laporan keuangan dapat terukur dengan akurat dan dapat
diperbandingkan dari waktu ke waktu.
Pemilihan periode akuntansi ini sangat tergantung dengan kebijakan
perusahaan masing-masing, mulai dari bulanan, kuartalan, atau tahunan. Misalnya
perusahaan A menetapkan periode akuntansi tahunan, sehingga perusahaan A harus
menerbitkan laporan keuangan dengan periode yang dimulai pada tanggal 1 Januari
hingga tanggal 31 Desember.
Prinsip Satuan Moneter
Prinsip akuntansi satuan moneter (monetary
unit) menyatakan bahwa pencatatan transaksi keuangan hanya dinyatakan, dan dapat
diukur dalam bentuk mata uang. Faktor lain yang bersifat kualitatif seperti
mutu, kinerja, prestasi, atau yang lainnya tidak dapat dicatat sebagai
transaksi keuangan karena tidak dapat diukur dalam bentuk uang.
Prinsip Kesinambungan Usaha
Prinsip akuntansi kesinambungan usaha (going concern) menyatakan bahwa perusahaan diasumsikan akan berjalan terus menerus, bertahun-tahun kemudian di masa yang akan datang, kecuali jika memiliki masalah yang dapat menyebabkan berhentinya usaha. Segala macam keputusan diambil dengan mengasumsikan bahwa tidak akan ada pemberhentian usaha.
Misalnya perusahaan membeli mesin produksi yang akan disusutkan selama 10 tahun. Transaksi ini mengindikasikan bahwa perusahaan berasumsi bahwa dalam jangka waktu 10 tahun atau lebih perusahaan masih akan berdiri dan masih akan beroperasi menggunakaan mesin produksi tersebut.
Prinsip Biaya Historis
Prinsip akuntansi biaya historis (historical
cost) menyatakan bahwa dalam mencatat transaksi keuangan, harga yang
dicatat didasarkan pada seluruh biaya yang dikeluarkan dalam rangka mendapatkan
barang atau jasa tersebut. Apabila ada tawar menawar di dalam prosesnya, maka nilai
yang dicatat adalah nilai akhir yang menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
Misalnya dalam transaksi pembelian stok barang dagangan. Nilai barang
dagangan yang dicatat harus sesuai dengan harga yang dibayarkan ketika
transaksi pembelian terjadi. Jika jenis barangnya memiliki harga yang
fluktuatif, maka masing-masing barang dagangan mungkin memiliki nilai yang
berbeda-beda sesuai dengan waktu pembeliannya.
Prinsip Pengungkapan Penuh
Prinsip akuntansi pengungkapan
penuh (full disclosure) menyatakan
bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan informasi selengkap mungkin yang
akan dibutuhkan oleh pengguna ataupun pembaca laporan keuangan. Laporan
keuangan harus menyajikan segala informasi dan catatan terkait yang dinilai cukup
signifikan, yang akan mempengaruhi pengambilan keputusan, serta tidak ada yang
disembunyikan.
Apabila terdapat informasi yang
tidak dapat disajikan dalam laporan keuangan, maka harus diberikan keterangan
tambahan bahwa akan ditampilkan di catatan kaki atau lampiran.
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Prinsip akuntansi pengakuan pendapatan (revenue
recognition) menyatakan bahwa pendapatan harus diakui dan dicatat ketika ada sudah ada kepastian
mengenai jumlah nominalnya serta kapan waktunya akan diterima.
Pendapatan muncul dari transaksi penjualan barang maupun jasa, yang
mengakibatkan bertambahnya kenaikan keuangan yang diperoleh dari sebuah aktivitas usaha
seperti penjualan barang atau jasa. Jika belum ada kepastian akan jumlah
nominal dan kapan waktunya akan diterima, pendapatan tidak boleh dicatat karena
pencatatan menjadi tidak akurat.
Misalnya transaksi pendapatan sewa 3 bulan diterima dimuka. Ketika
sejumlah uang diterima sebagai uang sewa, transaksi ini belum boleh dicatat
sebagai pendapatan, karena penyewa belum merealisasikan sewanya selama 3 bulan
tersebut. Ketika memasuki bulan pertama, pendapatan baru boleh dicatat dan
diakui sebanyak 1 bulan, dan sisanya selama 2 bulan masih dicatat sebagai
pendapatan sewa diterima dimuka.
Prinsip Mempertemukan
Prinsip akuntansi mempertemukan (matching)
menyatakan bahwa setiap transaksi pendapatan selalu berpasangan dengan
transaksi biaya yang menyertai perolehan pendapatan tersebut. Kedua transaksi
ini harus dicatat dan diakui dalam periode yang sama.
Prinsip akuntansi mempertemukan (matching)
ini memastikan bahwa setiap aktivitas usaha mendatangkan kenaikan keuangan dan
disaat yang sama ada biaya yang menyertainya. Dengan demikian akan terlihat
jelas informasi mengenai besar atau kecilnya laba bersih yang diperoleh dari
transaksi penjualan tersebut.
Misalnya dalam transaksi penjualan, ada biaya pengiriman maupun
biaya administrasi yang menyertai setiap transaksi. Apabila prinsip akuntansi mempertemukan (matching) tidak diterapkan maka laba
periode ini akan terlihat lebih besar dari yang sebenarnya, yang berarti
laporan keuangan yang disajikan tidak valid dan akurat.
Prinsip Konsistensi
Prinsip akuntansi konsistensi (consistency)
menyatakan bahwa ketika sebuah perusahaan memilih sebuah kebijakan, metode,
atau prosedur akuntansi, maka kebijakan, metode, atau prosedur akuntansi
tersebut harus terus digunakan secara konsisten di masa depan.
Dengan selalu menggunakan kebijakan, metode, atau prosedur akuntansi yang
sama, perusahaan dapat menghasilkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan
dari waktu ke waktu. Informasi yang diperoleh untuk pengambilan keputusan juga
lebih tepat dan kurat.
Misalnya perusahaan memilih menggunakan metode harga rata-rata dalam
penentuan harga persediaannya. Maka metode harga rata-rata harus digunakan
seterusnya agar penilaian persediaan akan akurat dari waktu ke waktu, juga
perhitungan laba rugi perusahaan lebih akurat dan dapat dipercaya.
Prinsip Materialitas
Prinsip akuntansi materialitas (materiality)
menyatakan bahwa standar akuntansi dapat diabaikan jika konsekuensinya bernilai
kecil dan tidak akan berpengaruh pada pengambilan keputusan. Dalam akuntansi, setiap
pencatatan dilakukan secara material atau bernilai nominal. Jika
pertimbangannya adalah materialitas, maka sebuah informasi dapat dikoreksi atau
harus ditulis ulang demi tersajinya laporan keuangan yang akurat.
Demikian 10 prinsip akuntansi yang wajib dipahami bagi pelajar, mahasiswa, maupun staf bagian akuntansi. Prinsip inilah yang menjadi dasar pembuatan laporan keuangan, sebagai salah satu sasar pengambilan keputusan oleh manajemen.
Baca juga: Sewa Apartemen Harian, Solusi Hemat Liburan Rame-rame
Mantull nih teori teori nya walau aku tak terlalu faham mbak π π
ReplyDeleteAku kalo catat catat keuangan kemarin saat punya bisnis. Sekrang masih jg sih catat catat, tapi pengeluaran pribadi biar trkontrol. Hari ini makan apa jajan apa beli apa saja. Biar tahu dan ga ngedumel sendiri, "kok duit gue cepet banget udah segini yaak" π π
Hahaha iya Do, ini topiknya agak serius karna buat protofolio π€ π€ π€
DeleteBetul banget Do, mencatat pengeluaran itu penting banget meski males juga hahaha, tapi skrg kan udah banyak aplikasi yg memudahkan. Biar terdeteksi yaa kebanyakan lifestyle atau nabung π π