Tentang Friends The Reunion, Dari Seorang Fans
Euforia tentang Friends The Reunion mungkin
sudah padam, tapi buatku, aku masih belum bisa move on dongg πππ
Pertama kali menonton Friends
ketika umurku masih belasan tahun. Waktu itu meskipun usiaku masih muda, komedi
yang dimainkan masuk dalam nalarku, dan aku bisa tertawa dibuatnya. Belum lagi
kisah tentang persahabatan erat yang sudah seperti keluarga –siapa yang nggak
kepingin punya sobit seperti mereka berenam, yekan?
Sejak itu aku selalu mengikuti
setiap episodenya. Meski di season awal aku sempat ketinggalan nontonnya, tapi
dengan semangat membara aku berhasil menuntaskan misi menonton season-season
awal. Tidak terhitung juga aksi menonton ulang karena koleksi DVD sudah
ditangan πππ
Aku hampir hapal semua episodenya,
tapi herannya masih saja tertawa setiap menonton ulang. Gilak, menurutku keren
banget sih penulis skenarionya. Menciptakan enam tokoh dengan karakter yang
kuat. Masing-masing punya keanehan sendiri-sendiri. Tapi entah bagaimana,
mereka berenam semuanya bikin aku sayang deh. Kalau disuruh memilih karakter
mana yang paling disukai, maaf aku tidak bisa memilih. I LOVE THEM ALL!
Banyak bagian dari hidupku yang
dipengaruhi oleh serial Friends.
Ketika lulus kuliah dan mengalami
kegalauan karena tidak kunjung bekerja, kisah tentang Rachel dan Joey benar-benar
merasukiku. Rachel juga sempat mengalami krisis karier karena saat itu hanya
menjadi “waiter”. Tapi melihat Joey yang
terus semangat berjuang menjadi aktor, dan disaat yang sama mempertahankan
idealismenya –tidak mau melalui jalan “pintas”- membuatku optimis menunggu keajaiban
di masa depan. Dan iya emang, siapa yang berusaha pasti menuai hasilnyaπππ
Tentang menjadi diri sendiri juga kupelajari dari Phoebe. Di masa muda, ketika pendapat teman adalah segalanya, beruntung aku mengenal sosok Phoebe. Bahwa gakpapa menjadi beda dengan teman-temanmu. Bahwa it's okey menjadi diri sendiri yang dianggap orang lain "kurang keren". Bahwa menjadi diri sendiri adalah yang paling keren. Phoebe, you are my savior πππ
Ketika memasuki usia 30, aku juga
mengalami krisis seperti Rachel, dimana merasa usia 30 adalah akhir dunia,
hahaha lebai kan ya. Tapi sungguh, ketika menonton kembali episode itu, aku
merasa normal, bahkan Rachel saja merasa galau πππ Well, life must goes on, dan
ternyata aku baik-baik saja melewati usia 30, malah makin keren dong πππ
***
Tentang Friends The Reunion ini,
sesungguhnya gosipnya sudah sejak seabad lalu kali ya, saking lamanya. Ketika akhirnya
beneran ada, uwaw, hatilku riang gembira. Nggak sabar untuk menontonnya. Kuikuti
segala kehebohan sebelum premiere, kutonton ulang lagi episode-episodenya,
sampai aku merasa siap untuk reuni.
Meski banyak yang berkomentar
tidak sesuai ekspektasi, aku sebagai bagian dari fandom Friends, merasa terobati kekangenannya. Melihat mereka
berkumpul lagi, sungguh, air mataku menetes ketika menontonnya. TERHARU.
Menjadi bagian dari Friends, dan
menjadikan Friends bagian dari hidupku, adalah sebuah privilese. Tidak banyak hal
yang kuanggap penting dalam hidupku, tapi Friends adalah salah satunya. Mungkin
reuni ini akan menjadi yang terakhir, seperti kata para pemerannya. Tapi, mungkin
akan ada keajaiban lagi. Maybe, just maybe πππ
Buat yang belum nonton, ini deh cuplikannya biar pengen nonton πππ
Kata orang ini serial bagus banget. Sehak dulu belom pernah nonton dan belom pernah niat mau nonton. Ternyata sekarang udah disiapin sama hbo π
ReplyDeleteSeriusan?! Waw, mungkin ini saatnya untuk mencoba nonton 1 atau 2 episode kak. Dari situ bisa memutuskan, bakal jadi fansnya atau nggak πππ
Deletefenomenal dari aku sekolah umur belasan juga mbak. Dulu aku ga paham inggris ya hahaha, jadi pas liat ini kadang ketawanya telat gitu
ReplyDeletesampe mikir ini lucunya dimana :D
Bentar2 seingatku ada subtitle deh.. dan stlh kupikir2 mungkin aku juga belajar bahasa inggris percakapan dari serial ini. See, mereka benar2 bagian dari hidupku deh πππ
DeleteBagi sebagian orang, euforia tentang Friends The Reunion mungkin sudah padam, tapi buatku euforia itu tidak pernah muncul karena aku tidak mengetahuinya sebelumnya, baru tahu dari Blog mbak Kartika di sini hehehee....
ReplyDeleteHahahaha, dasar blogger, pintar bermain kata πππ
DeleteUntgnya diksi yg kupilih "sebagian orang" jadi otomatis disclaimer didepan yak hahaha
Banyak belajar dari Friends, tentang persahabatan tanpa intrik yg lebay, sempat saling jatuh cinta, putus pun tetap bersahabat. Ringan tapi kena banget.
ReplyDeleteBtw yg tahu serial ini mungkin kita seumuran π€
Iyalah, angkatan 90an kan π€ π€ π€
DeleteBelum pernah nonton tapi lihat sekilas kaya rame gitu yaaa mbak.
ReplyDeleteHahaha iyaa mbak, biasalah kalo fandom suka heboh sendiri dengan kesukaan masing2 π€ π€
DeleteTau Friends ini jaman saya SD kalau nggak salah, dan nggak ngerti sama sekali sama jalan ceritanya... hahaha rasanya pingin nonton deh... related banget sama kehidupan
ReplyDeletehahaha iya nggak nyambung ya permasalahannya, tapi makin kesini makin nyambung sih, makanya aku nonton terus karena merasa relate :D
DeleteAku sih jujurnya paliiiing suka dengerin ost nya mba :D. Legend Ampe skr aja ga bosen didenger. Kalo butuh semangat, aku dengerin deh lagunya, lgs semangat.
ReplyDeleteTapi serialnya sendiri aku ga rutin nonton. Pas msh di tv aku jrg bisa nonton tv. Palingan nonton kalo sdg liburan sekolah. Sukaaa sih, ini kayaknya mau nonton ulang deh serialnya. Di Netflix juga ada untungnya, komplit Ampe 10 season.
Tapi aku kayak sedih gitu pas liat mereka diinterview reunion. Yg ga banyak berubah Jennifer yaa. Yg lainnya kliatan sekali tua nya. Time flies :(.
iyaaaa,, keliatan banget bedanya ya, terutama Joey tuh, hahaha beda banget. Tapi terharu juga, ternyata sama aja ya, kita mah kalau ketemu kawan lama yang sefrekuensi, meski sudah lama nggak kontakan, tetap aja nyambung gitu. Aku jadi ingat teman2 lama, dimana mereka semua kabarnya ya, karena terpisah jarak jadi susah mau ketemuan, padahal kangen sekaliiii
Delete