Day 11: Antara Buku dan Film
Kalau dirunut mundur, berbagai
macam barang koleksi sudah pernah kukumpulkan. Mulai dari perangko, kertas
file, uang koin, botol parfum, sampai kerudung. Koleksi ini bagaikan musim,
tergantung situasi dan lingkungan teman. Pada akhirnya hanya menjadi tumpukan barang
dan kemudian menjadi beban.
Kalau sekarang, aku lebih memilih untuk memiliki barang yang benar-benar kubutuhkan yang artinya bisa aku manfaatkan, bukan sekedar pajangan. Bahasa kerennya gaya hidup minimalis.
Kini yang aku pertahankan hanya koleksi buku dan koleksi film (dalam bentuk CD). Dua hal ini sungguh sulit untuk aku lepaskan. Beberapa sempat aku hibahkan ke teman, saudara, dan perpustakaan. Sisanya aku masih simpan karena masih terlalu sayang, dan tidak bisa memaksa diriku untuk berpisah.
Suatu saat aku iseng membuat daftar buku dan film koleksiku. Dan ternyata lumayan banyak lho. Sekitar 100 untuk buku dan 50 untuk film. Ini benar-benar buku dan film yang kusukai. Yang bisa kutonton atau kubaca berulang kali saking cintanya. Bahkan aku menganggap koleksi ini sebuah warisan untuk anak-anakku kelak.
Sekarang aku lebih banyak membaca e-book karena lebih praktis. Tanpa banyak bawaan, dan mudah diakses. Tentu saja romantisme membaca buku tidak hadir lagi, tapi sudah lebih dari cukup untuk menghadirkan kebutuhan menambah wawasan. Jika bukuny a benar-benar bagus dan layak untuk dikoleksi, aku akan mencarinya bentuk fisiknya. Kok begitu? Ya karena pengalaman mengajarkan, beli buku lalu kecewa dengan isinya hehehe.
Untuk koleksi film sudah gak ditambah lagi sih, karena sudah berganti jaman ya hehehe. Koleksi lama aku pertahankan dan rawat saja. Sesekali dibersihkan dengan tissue, biar siap sedia kalau lagi ingin bernostalgia.
Kalau disuruh memilih antara buku dan film, jujur aku tidak bisa memilih. Berat, Boy. HIngga kini koleksi buku dan filmku masih tersimpan rapi di lemari. Apabila rindu, bisa dikunjungi kapan saja.
Kalau sekarang, aku lebih memilih untuk memiliki barang yang benar-benar kubutuhkan yang artinya bisa aku manfaatkan, bukan sekedar pajangan. Bahasa kerennya gaya hidup minimalis.
Kini yang aku pertahankan hanya koleksi buku dan koleksi film (dalam bentuk CD). Dua hal ini sungguh sulit untuk aku lepaskan. Beberapa sempat aku hibahkan ke teman, saudara, dan perpustakaan. Sisanya aku masih simpan karena masih terlalu sayang, dan tidak bisa memaksa diriku untuk berpisah.
Baca juga: Review Buku My Sister's Keeper
Suatu saat aku iseng membuat daftar buku dan film koleksiku. Dan ternyata lumayan banyak lho. Sekitar 100 untuk buku dan 50 untuk film. Ini benar-benar buku dan film yang kusukai. Yang bisa kutonton atau kubaca berulang kali saking cintanya. Bahkan aku menganggap koleksi ini sebuah warisan untuk anak-anakku kelak.
Sekarang aku lebih banyak membaca e-book karena lebih praktis. Tanpa banyak bawaan, dan mudah diakses. Tentu saja romantisme membaca buku tidak hadir lagi, tapi sudah lebih dari cukup untuk menghadirkan kebutuhan menambah wawasan. Jika bukuny a benar-benar bagus dan layak untuk dikoleksi, aku akan mencarinya bentuk fisiknya. Kok begitu? Ya karena pengalaman mengajarkan, beli buku lalu kecewa dengan isinya hehehe.
Untuk koleksi film sudah gak ditambah lagi sih, karena sudah berganti jaman ya hehehe. Koleksi lama aku pertahankan dan rawat saja. Sesekali dibersihkan dengan tissue, biar siap sedia kalau lagi ingin bernostalgia.
Baca juga: Review Film Pintu Terlarang (2009)
Kalau disuruh memilih antara buku dan film, jujur aku tidak bisa memilih. Berat, Boy. HIngga kini koleksi buku dan filmku masih tersimpan rapi di lemari. Apabila rindu, bisa dikunjungi kapan saja.
Giving away your collections ??? NOOOOOO ππππΎπΎπΎπΏπΏπΏ
ReplyDeletewell, life is full of choices, huh :))
Delete