Because This is My First Life (2017)
Sudah cukup lama sebenarnya aku puasa nonton serial drakor.
Alasannya karena tidak ada waktu. Rasanya sayang menginvestasikan (membuang?)
waktu 16-20 jam hidupku hanya untuk menonton.
Tapi suatu saat, ditengah kegabutanku di rumah, aku memutuskan
untuk menonton TV. Setelah memilih-milih channel, jatuhlah pilihanku di
channel Korea. Saat itu sedang diputar serial ini. Sudah episode kedua
sebenarnya, tapi adegannya sangat menarik sehingga aku memutuskan untuk tetap
menonton.
*Karena film ini sudah cukup lama, spoiler would be fine
kan*π
Episode kedua yang aku tonton adalah ketika Nam Se Hee
melamar Yoon Ji Ho. Meski kaget dan tidak siap, Ji Ho menjawab “Ya”. Duh gemes,
karena setelah itu bersambung. Jadilah aku kembali menjadi budak serial drakor.
Sok Idealismeku menguap. Penasaran euy!
Nah ternyata, setelah kuselami episode-episode nya sampai akhir, menurut
aku serial ini sangat menarik dan manis sekali. Banyak hal sebabnya. Seperti
biasa, untuk hal-hal favorit aku, aku ingin bercerita selengkapnya. Jadi
kubuatkan saja ya listingnya π
Akting para aktor
ciamik soro!
Suwer, aku bukan pemuja drakor. Aku juga tidak terlalu hafal
bintang-bintang Korea. Cuma satu yang selalu ada di hati. Hanya Gong Yoo seorang,
muah ππ
Kedua bintang utama serial ini, ya baru kali ini aku mengenal
(melihat) mereka. Tapi aku suka.
Aktingnya natural, tidak berlebihan. Lee Min Ki berperan
sangat baik sebagai laki-laki dewasa yang kaku, minim ekspresi, ajaib, dan
tidak banyak bicara. Jago banget memendam emosinya, meski sebenarnya perasa dan sensitif. Dan dia tetap selow meski seringkali berhadapan
dengan kekonyolan Ji Ho.
Jung So Min sendiri, juga pas memerankan Ji Ho yang
berkepribadian terbuka, dan kadang kekanakan. Gayanya naif, namun bisa juga
tegas, meski sebenarnya penakut juga. Pas semuanya.
Setelah hubungan mereka mulai lebih dekat, chemistrynya
dapet banget. Se Hee yang kadang jayus dan suka komen gak penting, bisa
ditanggapi Ji Ho dengan baik. Sampai akhirnya mereka mulai jatuh cinta, lalu
berkencan dan berciuman, semua terasa natural. Tidak lebai.
Tokoh-tokoh lain disekitar mereka, juga bermain dengan apik.
Masing-masing punya kisah sendiri, bukan sekedar pelengkap saja. Ada yang lucu,
sedih, juga mengharukan. Cerita cintanya lengkap, mulai dari kisah cinta yang pacarannya lama belum nikah juga, dan yang anti menikah.
Pesan Ibunda Ji Ho
Satu adegan yang bikin baper banget adalah ketika ibunda Ji
Ho membuat Se Hee berjanji untuk tidak menghalangi impian Ji Ho setelah mereka
menikah. Karena sebelumnya Ji Ho bertengkar dengan ibunya, jadi adegan ini
sungguh sangat menyentuh. Ternyata, bagaimanapun, kasih ibu tidak pernah
berhenti, ya.
Tbh, aku nangis senangis-nangisnya saat adegan ini. Teringat beberapa
pertengkaran dengan Ibuku sendiri, yang lagi-lagi selalu dimaafkan oleh Ibu. Maafin
aku, Mam π
Si Kucing
Se Hee punya seekor kucing. Entah ya rasnya apa, aku tidak
seberapa paham dengan kucing non lokal.
Kucingnya super duper nggemesin banget. Pintar akting juga
lho!
Dibahas juga di salah satu vlog Jung So Min (pemeran Ji Ho),
si Kucing ternyata bernama Lime dan Mint. Yes, ada 2 ekor kucing. Mereka ini dua ekor bintang film, dan sudah memiliki beberapa
film yang sukses dibintanginya. Biar tidak lelah, harus ada stunt-cat juga dong
hehe, keren ya!
Sebagai seorang cat person, aku sukaaa banget kalau ada
kucing di film yang aku tonton. Apalagi si Lime dan Mint ini juga turut andil dalam
cerita, bukan sekedar gimmick.
Gemaaayyyzzz!!!
Quotes favorit
Beberapa kutipan aku catat sebagai favoritku :
1. Tragedi neokorteks
Ingat kutipan ini? Di episode pertama, ketika
mereka menunggu di halte bus, ketika Ji Ho curhat soal patah hatinya. Se Hee
malah berceramah soal ketiadaan neokorteks pada kucing, dimana kucing tidak
masalah melakukan hal yang sama setiap harinya, makan makanan yang sama setiap
harinya, karena mereka tidak memiliki konsep waktu, yaitu yang diatur oleh
neokorteks. Manusia mengalami tragedi neokorteks karena sering melakukan
kesalahan yang sama berulang-ulang.
Mendengar itu, Ji Ho menanggapi, “Hari ini
aku terhibur dengan kata-kata anehmu. Terima kasih ya.”
Menarik ya, kadang kita tidak membutuhkan
penghiburan macam kata-kata yang menguatkan. Kita hanya butuh sedikit
distraksi, agar tidak lagi mengingat hal yang membuat sedih.
2. Menikah karena cocok, setelah itu kami baru
jatuh cinta.
Pernyataan ini mengguncang (lebai) diriku yang
sifat dasarnya adalah hopelessly romantic. Menikah bukan karena cinta??
Tapi sebenarnya masuk akal, sih. Mungkin jaman
dahulu, ketika pernikahan adalah hasil perjodohan orang tua, kecocokan adalah
yang utama. Lalu jatuh cinta karena terbiasa, kasih sayang pun muncul pelan-pelan
tanpa disengaja.
Aku jadi bertanya-tanya, apakah cinta itu
memang overrated? Apakah betul bahwa cinta
dibutuhkan untuk menikah?
Jadi mikir ya? Hmm
3. Kamar no 19
Dikisahkan tentang sebuah novel yang dibaca
Ji Ho, yang bercerita tentang sebuah kamar rahasia disebuah penginapan. Dimana
untuk mempertahankan kamar rahasia tersebut, seorang istri mengaku berselingkuh,
padahal dia sama sekali tidak selingkuh. Dia rela mengakui hal yang tidak dia
lakukan, hanya untuk menutupi keberadaan kamar tersebut.
Kenapa? Karena di
dalam kamar tersebut dia bisa menjadi dirinya sendiri. Bukan seorang istri,
seorang Ibu, seorang anak, atau seorang menantu. Hanya menjadi dirinya sendiri.
Kamar itu sangat penting buatnya, bahkan jika harus mengakui berselingkuh pun
dia rela untuk mempertahankan kamar no 19 ini.
Ji Ho ingin Se Hee membuka dirinya. Bertahun-tahun
Se Hee menutup diri, menikmati kesedihan dan kesendiriannya sendiri, di kamar
no 19 miliknya. Ji Ho ingin tahu dan mengenal bagaimana sebenarnya perasaan Se
Hee. Tapi Ji Ho tidak ingin memaksa, JI Ho ingin Se Hee mau membuka hatinya karena
percaya dengan Ji Ho.
4. Kebiasaan Woo Su Ji tidak mengenakan pakaian
dalam, (((bahkan di kantor))), ternyata berujung dari ketidaknyamanan Su Ji
pada saat mengenakan pakaian dalam. Bukan sekedar karena alasan melelahkan. Dibahas
juga ternyata ada beberapa orang yang memiliki ukuran yang tidak standar, salah
satunya Su Ji. Yah tentu saja semua orang memiliki ukuran yang berbeda-beda. Namun
ada orang-orang yang benar-benar memiliki kombinasi ukuran yang tidak standar.
Kisah ini membuatku berpikir juga, apakah selama ini aku menggunakan ukuran
yang sudah pas, atau menerima saja meski
kadang tidak nyaman?
Di akhir cerita, ternyata kesulitan ini menginspirasi Su Ji untuk membuat bisnis pakaian dalam atas pesanan. Menarik ya, betapa hal-hal sungguh dipikirkan penulis untuk mendukung ceritanya.
Pertama kali aku melihat rumah atap milik Won Seok dan Ho
Rang, aku langsung ngefans berat. Membayangkan melamun sambil memandangi
lampu-lampu di bawah sana. Apalagi kalau ditemani orang tersayang. Ehemm lope lope kan!
Secara keseluruhan, drama ini bercerita tentang kisah-kisah yang banyak
dialami generasi di rentang usia dewasa (28-38 tahun). Cerita tentang mengejar
karier, tapi juga disibukkan dengan kekhawatiran soal segera menikah.
Menemukan seseorang
yang akan menjadi teman hidup tidak pernah menjadi bahan cerita yang basi. Ada saja
angle cerita yang masih bisa dikembangkan. Drama ini menurut aku, berhasil
mengangkat kisah ini dengan manis. Sungguh, menurutku drama ini salah satu yang terbaik di genrenya.
Gmn rasanya gk pake daleman yah. Kalo di rumah sih sering
ReplyDeletenah, barangkali masalahnya di ukuran juga?? :)
DeleteKalau saya sebenarnya kurang fanatik drakor, kecuali filmnya kali ya, itupun juga ga fanatik2 banget.
ReplyDeleteArtis2nya sih lucu, aktornya kurang melekat di hati, soalnya saya emang sukanya laki yang macho dan wajahnya gak cantik *eh wkwkwkwk
Tapi tetep saja kadang saya tergoda ama temen2 yang suka bahas drakor, padahal saya udah tau banget, hampir semua drakor tuh bagusnya di awal2 doang, pertengahan tuh udah anyep atau hambar, dan endingnya ya gitu deehhh
Dasar emang saya angkatan tuwah, saya lebih suka drakor jadul kayak winter sonata dan semacamnya.
Sama kayak sinetron Indonesia, dulu lebih berkualitas ketimbang sekarang.
meskipun emang drakor zaman sekarang juga keren di awal2 episode nya :D
hehe kembali ke selera sih :)
Deletebelakangan aku juga baru tahu, mungkin selama ini kurang suka drakor sebabnya karna salah segmen! yang seringnya ku tonton yang segmen usia 20-30. Nah, serial ini salah satu yang menyasar ke segmen 30 something, which is ME :)) makanya cerita dan bahasannya lebih pas ke dirikyu.. coba deh di pilih-pilih lagi serialnya, mungkin bisa dapet serial yang ceritanya lebih pas :)
Aku juga sudah nonton drama ini, awal-awal sih kurang tertarik karena cowoknya kurang menarik. Tapi, ternyata cowoknya keren. Eh, beda gitu karakteristiknya. Bikin lucu saja jatuhnya, padahal dia kaku.
ReplyDeleteTerus ceweknya cocok jadi pengganggu si cowok. Haha...
Kalau soal pakaian dalam, ehmm... ada kok memang kak sebenarnya yang ukurannya beda dari ukuran normal. It's real.
Benerrr, kakunya itu yang buat menarik :)
DeleteJadi pengen nonton drakornya
ReplyDeletenonton deh Kak, cerita menggemaskan :)
Delete