[REVIEW FILM] How To Get Away With Murder Series (2014)

 


Sebagai penikmat film serial, aku punya beberapa serial favorit yang bikin nggak bisa noleh deh kalau sedang nonton. Dilarang ganggu ya, it’s my quality time! Tidak jarang aku ber-binge watching season sebelumnya, demi memahami segala detil dan misteri yang mungkin kulewatkan sebelumnya, sebelum menonton season yang baru. Iya, segitunya 😆😆😆

Nah, baru kusadari, beberapa series yang kusukai ternyata dibuat oleh Shonda Rhimes. Iya, produser-penulis skenario Hollywood yang tersohor itu. Selain film serial ini, Shonda juga membuat Grey’s Anatomy dan Scandal, salah dua serial hits yang juga sangat kusukai.

Biasanya beliau menciptakan karakter perempuan yang cerdas, berani menyuarakan pendapat, serta bekerja keras dalam karirnya. Menontonnya aja bikin bangga gitu, jadi perempuan keren amat sik!

Salah satu serial yang baru saja selesai kutonton, yang sebenarnya udah telat banget karena ketinggalan, adalah How to Get Away with Murder. Iyes, sebenarnya musim ke-6 atau finalnya sudah selesai dari Mei 2020 lalu. Karena satu dan lain hal, aku nggak sukses menyelesaikan misi menonton episode-episode akhir, malah sibuk nonton drakor atau serial yang lain 😂😂😂😂 Jadilah sebulan terakhir ini aku menyelesaikan musim terakhir, dan sekarang bisa menceritakan di blog. 

Film ini berkisah tentang seorang pengacara perempuan bernama Annalise Keating. Selain berpraktik sebagai pengacara kriminal, ia juga mengajar di sebuah kampus. Dari kelas yang diajarnya, dipilih 5 orang mahasiswa yang berpotensi untuk magang di firma hukumnya: Michaela, Connor, Asher, Laurel, dan Wes. Selain mereka, ada juga dua orang pegawai di firma hukum Annalise, yaitu Frank dan Bonnie.

Dari kasus-kasus yang ditangani firma hukumnya ini, banyak kasus menarik dan kemudian menjadi kisah thriller bagi penonton. Masing-masing karakter juga membawa cerita sendiri-sendiri yang semakin memperkaya ceritanya. Tidak ketinggalan kisah cinta yang uwu sekaligus menegangkan juga. Ah, seru banget deh nontonnya!

Plot film ini maju mundur, membuat penonton semakin penasaran karena di awal episode selalu ditampilkan sebuah kejadian yang WOW, kemudian adegan beralih, mundur ke beberapa waktu sebelumnya. Di musim-musim terakhir, Annalise dan rekan-rekannya mulai kewalahan menghadapi musuh-musuh yang sebelumnya bisa dikalahkan. Tapi kemenangan memang bukan sebuah keabadian bukan?   

Menonton film ini juga mengingatkan masa-masa kuliah dulu. Kelas besar, dosen killer macam Annalise, atau keriwehan saat tugas maupun pas ujian. Meski kampusku dulu di ekonomi, ya beda dikit lah 😁 Tapiiii terbayang kalau dosennya kayak Annalise beneran, ya bakal pusing kali ya hahaha

Karakter favoritku tentu saja Annalise. Perempuan cerdas yang tentu saja tidak sempurna, masih melakukan kebodohan-kebodohan juga, tapi yang jelas ia kuat. Ia menjadi pemimpin di firmanya, dan masih berusaha melindungi semua anggotanya ketika ada masalah. Ia juga seorang penyayang, terutama untuk “keluarga”nya di firma, meski  masih berusaha mengatasi inner child-nya sendiri.

Ia akan berkata sejujurnya, meski menyakitkan. Ia menjadi pengacara perempuan yang diperhitungkan, makanya banyak yang tidak menyukai dan berusaha menjegal karirnya. Ia memang sangat berambisi menjadi yang tidak terkalahkan, kadang dengan cara-cara yang kurang benar, tapi deep down inside, ia adalah seorang dengan hati yang baik.

Kata-katanya yang paling memorable adalah, “Life is sucks. So what? You just need to get yourself up, and get things done!”

Yayaya, nggak usah manja dan sambat doang deh. Bangun, dan selesaikan saja misi hidupmu. Sebuah pengingat untuk diri sendiri 👍👍👍

Oiya, buat yang penasaran bisa menyimak cuplikannya dulu:


Kalau ada yang nanya ending-nya bagaimana, nonton sendiri aja deh ya. Terlalu sulit untuk diceritakan, terlalu sayang untuk dilewatkan 😁😁😁


Baca juga: Belajar Menjadi Manusia ala Meet Joe Black (1998)



Sumber foto: 

https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSac1QiN2DKxUt5xNYl9W0KJnjZazAKi6McxA&usqp=CAU

Comments

  1. Aku seneng juga klo nonton film dan di situ digambarkan perempuan itu berdaya dan ga cengeng.

    Tapi soal genre..lebih seneng drama ...yang pas lihat ga tegang. Ha..ha, aku penakut. Yang ada adegan tembak2an, bunuh2an sama hantu2an aku hindari...takut kepikiran habis nonton

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa, jadi memotivasi diri dan bikin kagum banget deh.
      Sama mbak, kalau hantu-hantuan udah nyerah aja deh hahaha, soalnya terbayang-bayang bisa sampe semingguan, bikin repot orang serumah wkwkwk

      Delete
  2. hehehe terlalu sayang buat ditinggalkan ya mbak
    kalau yang berbau kayak kriminal begini suka aku mbak, di tv apa itu ya yang serial detektive atau pengacara, orang rumah seneng liatnya, meskipun aku nggak pernah nonton full jalan ceritanya.
    asalkan nggak yang berhantu hantu ahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi bener, film horor satu2nya genre yang aku hindari, karena... takut :D

      Delete
  3. Aku belum pernah nonton serial ini nih, Kak 😂
    Tapi menurutku, kalau serial yang berbau "detektif" gitu biasanya seru sih 🤭 apalagi jika dibuat oleh produser dan penulis ternama, pasti ceritanya lebih menarik lagi 😍
    Thank you for sharing, Kak Tika 🥰

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaaa serunya itu yg bikin geregetan. Makanya dibelain sampe 6 season. Gak tau aku suka banget sama cerita hukum dan kejahatan gitu wkwkwk mungkin sambil nebak2 berhadiah kali ya, siapa sebenarnya penjahatnya hihihi

      Delete
  4. Nonton ini memang awal-awal premisnya terlihat menjanjikan. Walaupun sempat kaget dibagian dosen yang kelihatan berwibawa tiba-tiba ketahuan muridnya lagi gitu deh..
    Cuma belum nonton kelanjutannya
    Baca ini jadi tertarik lihat lagi deh..Salam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Belakangan emang cukup melebar sih ceritanya, tapi aku bisa acungi jempol karena logika cerita masih oke dan endingnya cukup memuaskan 🤠🤠

      Have fun menonton lagi yaa🤗🤗

      Delete
  5. Aku sukaaaa serial ini, tapi baru nonton satu seri sih. Keburu kedistraksi sama serial lain. Aku suka sama professor Annalise dan plot twist nya itu loh. Kalau liat kelas dia ngajar rasanya beda banget pas jaman aku kuliah. Kalau di dia, semua mahasiswa rebutan menjawab. metode ngajarnya juga keren karena melibatkan kasus yang in dan juga mahasiswa pilihannya dilibatkan di dalam projeknya dia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa sama mbak. Aku langsung ngayal, klo punya dosen kek dia antara stres tapi juga excuted pgn masuk K-5 nya. On point dan gak banyak teori. Klo teori doang kita bisa baca sendiri kali ya, yg pntg itu di dunia nyata gimana 😊😊

      Delete
  6. Padahal yaaa dulu aku sering nonton serial2 barat begini. Tapi setelah teracuni drakor, jujur ga prnh nyentuh lagi, dan banyak ketinggalan beritanya serial mana yg sdg hits hahahhaa

    Apalagi kalo seasonnya udh banyak mba. Duuuh kayaknya ga sanggub ngikutin :D. Aku memang LBH seneng yg seasonnya cukup sekali aja kalo bisa wkwkwkwkw.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihi iya mbak sama. Gr2 drakor jd itu2 aja tontonannya wkwk. Nah skrg aku lg difase bosen bgt sm drakoran, jd balik lg ke series barat, setelah sebelumnya nonton Thailand punya wkwkw

      Delete

Post a Comment

Halo, terima kasih sudah membaca. Tinggalkan komentar ya, biar aku bisa balas BW 😊

Popular posts from this blog

Kecombrang, Pemilik Aroma Segar Dan Rasa Khas Dari Hutan Indonesia

14+ First Love (2015), Kisah Cinta Pertama dari Sinema Rusia

Menikmati sistem transportasi di Jakarta, sudah keren banget!