Kamu di Tim Waze atau Google Maps?
Sebagai seorang yang suka jalan-jalan, dan bertualang di
tempat yang baru, dua aplikasi ini adalah must-have
di ponselku.
Awalnya aku cuma punya Google Maps, secara default dari Android
ya.
Suatu ketika, Waze membantu kami saat bertualang di pelosok Malang.
Waze dapat memberitahu bahwa sebuah jalan ditutup karena ada perbaikan,
sebaliknya Google Maps tidak memberikan notifikasi apa-apa. Semenjak itulah,
aku mengunduh aplikasi Waze.
Bahkan sejak itu, jujur, aku lebih mengagung-agungkan Waze
lho. Karena sifatnya seperti sosial media, dimana para pengguna (user) bisa memperbarui
status dijalan, entah kepadatan, ada kecelakaan, ada polisi, saat itu juga. Seru dan lucu gitu. Gemez.
Kelebihan lain yang kurasakan, Waze secara otomatis mencari
rute baru (re-route) jika kita salah
belok atau kelewatan. Gak perlu repot-repot klik lagi, saving time bahasa kerennya.
Nah, lain ceritanya ketika aku dan keluargaku berlibur ke
Ciletuh Geopark di Sukabumi beberapa waktu lalu.
Memasuki Pelabuhan Ratu hari sudah gelap. Tanpa ada bayangan
sama sekali soal rute, kami tancap gas saja. Untungnya hujan sudah berhenti. Tidak
bisa tidak, kami harus melanjutkan perjalanan. Sudah booking kamar, Bray. Gak
mau rugi dong, hahaha
Sejak awal kami gunakan kedua aplikasi, untuk berjaga-jaga
sih. Namanya juga buta arah. Tidak ada seorang pun dalam rombongan kami yang
pernah ke sini.
Kakak iparku yang memegang kemudi, ditemani Waze. Aku sebagai
asistennya, duduk di belakang sambil membuka Google Maps. Karena rute sudah
aman (baca : kedua aplikasi menunjukkan rute yang sama, artinya kita sudah di
jalur yang benar), aku tutup ponselku.
Dengan percaya diri, kami sambil ngobrol, nyanyi-nyanyi,
menembus kegelapan malam.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Karena sejak jam 7 pagi kami sudah memulai petualangan, rasanya ingin segera mandi dan istirahat di
penginapan yang dituju. Mobil ditancap penuh kecepatannya.
Tiba-tiba kami tersadar, kok jarak tempuh ke penginapan
tidak kunjung berkurang, malah bertambah ya. Ketika kubuka lagi aplikasi
Google Maps, oke. Kami sudah terdampar jauh ke timur, yaitu tengah hutan. Sebenarnya
kita juga tidak tahu ada apa di luar sana, karena gelap sekali.
Jalanan masih bagus kondisinya, artinya ini jalan umum. Untuk kembali ke rute awal, sudah terlalu jauh. Kami putuskan untuk meneruskan perjalanan. Kira-kira masih 1 jam lagi. Huft.
Di depan, kami disarankan Waze belok kanan, yaitu ke arah Barat,
kembali ke rute awal kami. Sementara Google Maps memberi saran untuk lurus. Belok kanan
sangat menyingkat waktu, hanya 11 menit sudah kembali ke rute awal yang benar. Tapi
karena Google Maps menyarankan hal yang berbeda, kami diliputi keraguan. Namun saran
Google Maps masih jauh sekali perjalanannya. Kami rindu akan tempat tidur yang
hangat dan ingin segera bersih-bersih.
Oke lah. Kita ambil rute Waze. Toh, sejauh ini tidak pernah
salah.
Kami yakin dengan motto fastest route.
Dan saudara-saudara. Itu adalah 11 menit terpanjang dalam
hidupku. Di kegelapan malam, kami diarahkan masuk ke jalan setapak yang hanya
cukup untuk 1 mobil, di mana kiri dan kanan pepohonan yang rapat. Ranting-ranting
menabrak mobil kami. Kanan kiri gelap. Jalannya? Jangan tanya. Jalannya makadam, Fernando!
Aku hanya berani membaca ayat kursi, sambil pegangan erat di
kursi depanku, menatap lurus ke depan, tidak berani tolah toleh. Atau ke ponselku, untuk melihat seberapa jauh kami harus menderita seperti ini.
11 menit terpanjang dalam hidupku!
Akhirnya kami keluar ke jalan besar lagi. Alhamdulillahhhh legaaaaa
Baca juga: Drama Kereta Ekonomi, Sebel tapi Kangen
Tak satupun dari kami yang berani berkomentar. Hanya kelegaan
yang luar biasa, bisa kembali menapaki jalan yang rata dan tidak gelap. Kembali ke
peradaban.
Tidak sampai 5 menit, kami sampai ke penginapan kami. Alhamdulillah.
Keesokan harinya, karena penasaran kami susuri lagi jalan
yang sama. Kali ini benar-benar fokus di kedua aplikasi. Kami ingin tahu,
dimana letak kesalahan kami. Dimana kekhilafan yang menyebabkan kami mengalami 11
menit terpanjang dalam hidup kami tersebut!
Ternyata ada sebuah persimpangan, yang aku jamin orang lain pun akan lengah, apalagi di malam hari, tidak akan terasa kalau salah belok. Sudahlah penerangannya tidak ada,
belokannya juga turun ke bawah. Di situlah kesalahan kami semalam. Kami ambil
ke kiri (timur), yang harusnya ke kanan, yang jalannya menurun.
Terima kasih kepada Waze yang super jenius, langsung mencari
rute baru untuk menolong kami hahaha. Sayangnya kami ga sadar kalau salah
belok. Kalau tahu, pasti langsung balik kanan grak.
Mau marah, marah sama siapa ya hahaha KZL
Dari pengalaman ini, aku menyimpulkan, Waze lebih cocok
digunakan di perkotaan, dimana kita bisa lebih aware dan tahu ketika salah
belok atau kelewatan. Atau di siang hari yang membuat kita lebih alert.
Automatic
re-route itu fitur yang keren dan canggih banggeeettt, ASAL KITA JUGA TAHU KALAU
KITA SALAH BELOK. Kalau nggak tahu, wassalam deh, seperti yang menimpa kami
malam itu hahaha
Untuk jalur luar kota, yang totally stranger buat kita, lebih baik pakai Google Maps, karena
kita harus tahu dan sadar jalur yang kita lalui. Apalagi terhubung dengan Google
Street View, kece banget untuk memberi gambaran yang lebih luas.
Sebagai pemakai kendaraan umum, aku juga sangat terbantu karena
Google Maps memberikan pilihan moda transportasi dengan mobil, sepeda motor,
atau transportasi publik. Belakangan tersedia juga pilihan Grab atau Gojek lho.
Lengkap!
Tahu kan sekarang, aku di tim yang mana? Google Maps donggg πππ
Kalau kamu, ada di tim mana?
Waaah iya waze, dulu pernah pake waze mbaak tp cuman beberapa minggu terus hp ilang terus lupa deh TT jdnya sampe skrng uda kebiasaan pake gmaps padahal waze jugaa baguss banget. Nanti coba pake waze lg ah hehehe
ReplyDeleteEnak yah skrg ada bantuan. Coba dulu mah pake GPS juga, tapi Gunakan Penduduk Sekitar πππ
DeleteSama bangeeett, pernah pake waze aku pun begitu �� tapi udah terlalu cinta sama waze haha
ReplyDeleteNope, aku tim Gmaps lho π π
DeleteWaze super lucuuuuu jadi pernah ga fokus kaya tampilannya kaya game wkwkw. Sepupu saya tim Waze banget sih, dia kaish tau apa aja fitur unggulannya. Tapi karena udah lama pake gmaps jadi lebih nyaman paek gmaps, dan selama ini juga baik-baik aja sih.
ReplyDeletePaling suka gmaps tuh ada kasih info estimasi waktu dgn jalan kaki.
Iya kan. Gmaps lebih memahami kebutuhanku sih hahaha
Deleteduluuu aku seringnya waze. tp memang waze lbh cocok utk daerah perkotaan. kayak di jkt, medan, bandunglancar jaya pake ini. kalo udh masuk kampung, wassalam aja wkwkwkwk... Trus di LN aku lbh seneng pake GMaps.. lbh bisa dipercaya :D. pas ke jepang kemarin, 2 minggu aku sangat tergantung ama GMaps kemana2, dan ga sekalipun nyasar. malah enaknya semua jdwal shinkansen, bus dll di jepang, bisa ketahuan lgs. mantep sih aplikasi ini :)
ReplyDeleteAku belum pernah ke LN sih hehehe tapi terbayang ya kalo pakai Gmaps lebih memudahkan, karena memang lengkap bangett :))
DeleteBetuuull banget mba Fanny :D
DeleteDan sebagai Google local guides, udah pasti daku tim Google Map :D
--bukanbocahbiasa(dot)com--
wahhh kalau aku juga sudah pernah nyoba keduanya. dan parahnya aku bodoh sekli membaca peta hiksss..
ReplyDeletebahkan dua bulan lalu kami mencari sebuh pesantren di Jakarta. dari tol dah keliatan plangnya. eh sampai berjam-jam tak juga ketemu tempatnya. suami yang nyetir dah bete..hahaha akhirnya kami menyerah hahahaha
Tetapi secara umum, membantu banget sih. sering nemu walau berliku dan lewt kampung-kampung pakai gmap hahaha
Kita, para perempuan biasanya memang punya kelemahan di bidang navigasi hehehe Aku paling susah parkir mundur dengan lurus hahaha tapi tiada yang tak mungkin kan ya, asal dilatih terus pasti bisa kok. Semangat :))
DeleteGoogle maps mbaa'.. Trus suaranya kenceeeng. Limaratus meter lagi, belok kanan.
ReplyDeleteHihi. Saya bingung kalo baca peta.
Pernah ikutan mobil teman yang pakai waze. Saya tambah bingung. Mungkin karena belum terbiasa juga kali yaa
baiknya memang dibandingkan, dipake dulu dua2nya hehe macam aku yang nyasar juauh banget hahaha
Deletegmaps dooooong :)
ReplyDeleteTos lah Bang π
DeleteHahaha..rasanya kita samaan nih mba, suka ngebandingin dua2nya ini kalo lg jalan.. sejauh ini menurutku..kalo jalur perkotaan waze pemenangnya.. Estimasi waktunya juga lebih tepat.. tapi kalo luar kota seperti road trip sumatera kemaren, lebih baik pilih gmaps..karena masih banyak rute2 jalan tikus yg kurang layak.. bisa2 waze ngarahin ke sana.. hehe.. Tapi sejauh ini aku ada di tim waze..hehe..π
ReplyDeleteHahaha bener kan yaaa sll mbandingkeun.... btw aku ttp gmaps lah, waze sdh ku remove ππ
DeleteBelum pernah menduakan Google Maps nih, dan baru tau juga ada apl Waze. Kapan² pingin install ah. Tp so far pake G-Maps fine² aja sih. Tfs Mba Kartika.
ReplyDeleteUdahhh ga usah install waze, gmaps udh lengkap mah, buat transportasi umum juga mantaf hahaha *provok ππ
DeleteWkaksk..kecelik aku tadinya kukira di team waze.. Ngga taunya gmaps. By the way aku pernah juga jatuh cinta ma waze setelah berkali kali disasarin gmaps.. Eh sekarang malah jadi localguide
ReplyDeleteTos lah, aku juga local guides nih ππ
DeleteAku tim google map. xixixi.. karena aplikasinya bawaan android dan sejauhnya ini sah-sah aja (maksudnya ya seringkali lancar tapi kadang juga nyasar) ^^. Jjadi belum nyobain aplikasi sejenis lainnya.
ReplyDeleteAku nyasar mah absolut, hahaha karna kurang pinter baca map kali ya. Tapi ini udh lmyn bgt sih krn sering latihan π€
DeleteSaya sampai saat ini tidak terlalu mengandalkan aplikasi, Mbak. Tapi lebih mengandalkan tanya orang sepanjang jalan hahaha. Tapi memang sesuai sikon saya juga, yang selama ini perjalananannya selalu bertemu orang sepanjang jalan. Kalau dalam sikon tengah malam, ga ada orang merinding juga. Untung Mbak Tika bareng-bareng ya hehehe. Kalau google map saya sudah unduh, kalau Waze belum hehehe.
ReplyDeleteAha, aku tau aplikasi yang kamu pake Mas, GPS yaitu Gunakan Penduduk Sekitar hahaha
DeleteGokil kak, 11 menit mencekam ya,,
ReplyDeletepasti gak ada yang berani sambil mengingat cerita KKN yang horror itu, hahaha
Aku mau coba waze ah, soalnya dulu pake gmaps pernah tiba2 si pemandu bilang "anda sudah keluar dari service area"
Ya ampyun, kita ditinggal gitu aja sama si gmaps.
kezel lahh. Untung masih sore, bisa nanya lagi ke warga.
Waduh aku blm pernah dikhianati sedemikian kejam oleh gmaps,, ππ
Deleteaih kebayang deh himana horornya perasaan terdampar di in the middle of no where begitu.Biar punya second opinion aku tanya Waze juga sesekali
ReplyDeleteIya kyknya paling ideal pake 2 aplikasi sih mbak, buat jaga2. Tapi bnr2 harus dijagain jangan smpai lengah ππ
DeleteTak kirain si mba nya bakalan bilang di tim waze, ternyata masih di tim google maps hehehhe..
ReplyDeleteHehehe logo waze lebih gemez buat cover artikel siy π
DeleteAku kalau jalan sendiri pakai Google Maps karena tahu menuju/dari lokasi mending naik apa, angkutan umum atau ojol saja. Karena info detil beserta harga ada
ReplyDeleteTapiii...kalau lagi nyetir, pakai GPS portable. Jadi di mobilku, ada GPS merk Garm*n yang secara berkala sama suamiku di-update online dari webnya. Ini membantu bangets, karena nyaris enggak pernah nyasar. Kami punya 2 yang lama dipakai sejak tinggal di Amerika, yang baru beli di Jakarta. Dan akurat lho daripada Google Maps.
Sementara untuk Waze, aku enggak pernah pakai hehe
Nah inini, aku blm co a yg GPS portable. Mgkn perlu dicoba ya biar bisa dibuat konten hehehe
DeleteHehehe, saya tim googlemap, bukan apa-apa, makin ke sini makin bagus fasilitasnya. Asal jaringan lancar, nggak bakal tersesat deh
ReplyDeleteTos lah Bang ππ
DeletePerbedaan bisa terjadi karena jumlah pemakai jalan, kelihatannya.
ReplyDeleteAKu juga pernah pakai Google Map dan nyasar ke mana-mana bukan kara salah lihat jalan, tapi karena jalan super kecil dihitung. Setelah cek benar, ealah, pakai mode motor. Hahahaha
Hahaha benerrr kdg suka lupa kan ganti modenya. Sadarnya ketika jalan yg dilalui kok makin kecil ππ
DeleteAku ke mana mana terutama ke tempat yang baru selalu mengandalkan Google Map dan Alhamdulillah jarang banget kesasar. Kalau waze jarang banget pakai, nggak pernah malah...he..he... Kadi aku tim Gmap.
ReplyDeleteHoree, tos ya kita. Skrg waze sdh uninstall π€€
DeleteAku pakai keduanya mbak :D Kalau Google Map aku pakai menemukan lokasi, kalau waze utk memantau situasi jalan, sehingga kalau mislanya lagi macet gtu jdnya aku bisa cari alternatif jalan lain supaya lbh cepat sampai ke daerah tujuan :D
ReplyDeleteYes yes jadi di perjalanan merasa yakin yaa ππ
DeleteNamun ada kalanya saya mengandalkan bertanya juga sih kepada penduduk setempat haha. Ya namanya juga teknologi, ada lebihnya, ada kurangnya. Namun ya enaknya traveling zaman now kita bisa ngandelin teknologi gak kyk dulu yang buta samsek hehe
DeleteAQ biasa PK gogle maps mba, Pake waze belum terbiasa. Kl fitur sihh bagusan waze ya, buat mantau jln oke tuh. Tp teteup biasa Pake gogle maps .
ReplyDeleteDi gmaps juga kelihatan sih klo macet atau padat. Kan warnanya orange dan merah ππ
DeleteBerhubung lebih sering naik transportasi publik, aku tentu gabung di tim GMaps donk karena memang ada estimasi waktu perjalanan untuk pilihan transportasi. Meski kadang GMaps pernah trouble juga sampe bikin nyasar.
ReplyDeleteKalo Waze, aku pernah coba juga sih. Cuma memang Waze itu cocok kalo lagi bawa kendaraan pribadi*
Gmaps yaa.. hihi tos lah
DeleteKalau aku team google maps, mungkin karena hanya punya aplikasi itu dan sudah terbiasa memakainya, jadi mengerti penggunaannya, selama ini lebih detil untuk petunjuk transportasi umum.
ReplyDeleteIyaa sudah nyaman yaa hihihi
DeleteKlo aku tim Goegle Maps, karena udah lama pakai dan nyaman aja, meskipun kadang pernah tersesat gara2 GPS
ReplyDeletememang kalau sudah nyaman susah move on Kak, meski sering kecewa #eh
DeleteBerhubung belum pernah pakai Waze, aku vote Google Maps deh, yaaa. Yah, biarpun sebenarnya kalau sudah melalui jalanan sepi atau di daerah, aku lebih memilih navigator konvensional alias bertanya pada orang lewat atau warga sekitar, hahaha ...
ReplyDeleteMenggunakan Google Maps seringkali membantu banget, tapi seringkali bikin bingung juga, hahaha ... Belokannya udah lewat, eh dia baru bilang diminta belok.
Balik lagi sih yaaa ... Namanya juga buatan manusia. Tak ada yang sempurna, hohoho ...
hihihi itu namanya GPS juga mbak, Gunakan Penduduk Sekitar, lol
DeleteAku team transportasi online aja deh hehe
ReplyDeleteIya kadang pake Waze kadang google map. Semua ada di hp saya hehe
Hahaha ih curanggg kan gak ada dalam pilihan
DeleteAku blm pernah pake Waze, masih setia dengan Google Maps meskipun pernah beberapa kali kesasar juga pake GMaps.
ReplyDeleteTos ya mbak hehehe udh nyaman sih ya jadi gak cari yang lain
DeleteSaya tim GMaps dong, nggak ada waze di handphone saya. Yah walaupun kadang nyasar juga walau sudah pakagi GMaps, tapi saya tetap setia.
ReplyDeleteBaca ceritanya jadi ikut deg deg an. Alhamdulillah masih ada sinyal ya mbak, walau lokasinya blusukan gitu. Nggak kebayang sudah nyasar, sepi, nggak ada sinyal pula
Iya mbakkk untungnya pake si merah, jadi aman lah, meski sempat hilang timbul sih wkwkwk
DeletePakai Waze bisa update ada kejadian apa kalau misalkan macet karena ada fitur report gitu. Apakah krn accident atau ada jalan yang ambruk. Aku o
ReplyDeletePakai Waze kalau lagi di Malaysia. Akurat. Kalau di Indonesia sering pake GPS bernyawa aka abang gojek.. hehehehe
Hahaha iya sih dgr2 klo di LN lebih sering dipakai waze ya. Aku blm pernah ke LN sih mbak hehe
DeleteWaze
ReplyDeleteWalau pernah nyasar.
Nyari resto di daerah majalengka atau kadipaten gitu bareng keluarga besar
Sesampainya disana zonk dong. Cuma tanah kosong
Haduh2 parah bener yaaa wkwkkw maap mbak jadi pengen ketawa. Semoga kali lain lebih beruntung yaaa
DeleteGoogle Maps dong. Selain sudah ada di hp jadi ga perlu instal, juga Memori hp nih udah full. Ga bisa instal waze hehehe...
ReplyDeleteHehe alasan klasik, pasti penuh karena foto selpi ya wkwk
DeleteSaya memilih Google maps, karena begitu akurat. Pernah punya pengalaman gak enak dengan Waze. Salah satu contoh, waze bikin nyasar disaat saya lagi di Bali. Maklum kan gak tau jalan pd waktu itu jadi pake waze, eh entah kemana nyampenya. Sampai kezel
ReplyDeleteHahaha emg waze tu ngeselin deh. Jadi inget kisahku wkwkwk
DeleteAku kapok pakai waze Mbak Tika, soalnya dibawah nyasar kengang gang kecil, bener sih jalur pilihannya bebas macet, hahaha
ReplyDeleteTapi, masing-masing ada kelebihan dan kelemahan sih.
Iya aku rasa waze emang kreatif banget cari jalan2 tikus. Kayaj pengalaman aku itu, jala tikus bgt π π
DeleteAku dulu pakai Waze, seru sih bisa ngumpulin poin. Tapi abis itu memori HP kepakai banyak hahaha. Yaudah balik lagi ke Google Map wkwk.
ReplyDeleteTos deh mbak, sudah gak bisa pindah ke lain hati yaa
DeleteAku pernah nyasar dan waktu yang terbuang banyak banget dengan. Aplikasi. Makanya sekarang ini gak pernah lagi mau pakainya.
ReplyDeletemaksudnya pakai manual saja ya mbak, wah keren ini. kalau aku gak kebayang kalo gak pakai aplikasi sekarang ya hehe
Deletesaya kenal waze gegara dikasih tahu bang gojek. kan saya order makanan lalu bilang dimana rumah saya via google map. ternyata kata masnya nyasar. enak pakai waze ini pas
ReplyDeletehehehe ada juga ini ya tim waze. lucu banget sebenernya aplikasinya
DeleteWaah ku baru tahu ada Waze ini yang fungsinya sama kayak google maps tapi dia bisa mencarikan rute baru kalau salah belok ya. Dan para pengguna (user) bisa memperbarui status dijalan, entah kepadatan, ada kecelakaan, ada polisi, saat itu juga. Sungguh akan membantu huehehe. Aku selama ini pakainya google maps sih mba, walau ya masih gitu udah diarahin tetep aja kadang tersesat. Pernah juga tuh tahun 2018 aku sama kakakku malah ditunjukkan jalanan yang rusak gitu, becek dan kumuh pokoknya sampau ngeri sendiri. Lalu muter-muter gak sampai-sampai ke tujuan. akhirnya yang paling bener ya nanya orang-orang di sekitar, setidaknya petugas keamanan huehehe. Nanti mau cobain Wazenya ah. Siapa tahu lebih bersahabat denganku. Kalau untuk naik transportasi umum, aku sekarang lebih mengandalkan transportasi online aja kalau enggak tahu rute. Pokoknya tahu-tahu sampai aja hehehe. Serem ih itu melewati jalan hutan gitu mba ... untung akhirnya sampai ke tujuan ya ...
ReplyDeletenah ya itu lah, setiap aplikasi ada plus minusnya. namanya juga buatan manusia hehe
DeleteBerhubung aku nggak bisa nyetir, jadi bukan tim dua duanya. Haha...
ReplyDeleteTapi saat jalan sama suami, kami selalu gunakan gmaps untuk memandu perjalanan
selamat datang di tim gmaps mbak hahaha
DeleteWahh infotmatif banget kak.. sayangnya aku pengguna moda tranportasi online sejati π bukan apa-apa. Aku rmang gak bisa bawa kendaraan sendiri.
ReplyDeletehihihi tim taksol ini yaa
DeleteDulu banget make waze tapi masih sering make maps google sih. Hehehhe... Tapi suka keduanya sangat membantu pengendara
ReplyDeleteiyaaa aku dulu juga suka begitu sih, di mix and match saja ya hihihi
Deletebuset aku bacanya deg degaaaan ... horooorrr!
ReplyDeleteaku tim Google Maps ajalah, secara gitu biar dia kadang oon, tapi jalurku kan luar kota sekaleee
jadi ya sudah, pasrah
meski oon tapi karena sudah nyaman, ya sudahlah yaaa
Deletebukan tips memilih pasangan~~
Dulu kami pake waze mbak, cuman sekarang kemana-mana pake gmap.
ReplyDeleteLupa juga kenapa sdh nggk pakai waze, hehe.
Tp sepertinya daripada double bikin hp berat, sama pak suami disaranin gmap aja.
syukurlah mbak, pilihan bisa dijatuhkan tanpa harus mengalami hal seperti diriku :)
DeleteAku juga ngandalin google maps kalau bepergian. Waze udah diuninstal soalnya. Nggak tahu kenapa lebih suka pake google maps.
ReplyDeletehoreee tos kita ya mbak, lebih pas pakai gmaps :D
DeleteAku belum pernah pakai waze jadinya kalo bepergian ya pakai google maps. Tapi biarpun pakai google maps tapi masih keder sama jalannya apalagi kalo baru pertama kali ke tempat itu.π
ReplyDelete