Merayakan Setahun Mengganti Kebiasaan Makan (^0^)
Bulan Oktober ini tepat setahun
aku berkomitmen mengganti gaya hidup. Mengganti kebiasaan makan dan lebih rajin berolahraga.
Aku memulainya setahun yang lalu.
Tanpa ekspektasi apa-apa, hanya memutuskan saja. Sebenarnya sudah sejak lama ingin hidup
lebih sehat, dan sudah banyak sekali teori yang aku baca, tapi NOL. Tidak ada yang
kulakukan jadi tidak ada perubahan yang kualami.
Karena sudah setahun dan telah
merasakan manfaatnya, aku ingin menuliskan cerita ini di blog untuk mengingat
perjuangan aku setahun ini. Tidak ada yang tidak mungkin. Ternyata aku bisa
melewati setahun ini. Andai setahun lalu aku tidak memulainya, hari ini
ceritanya akan berbeda. Terharu π
Mengganti kebiasaan makan dan olahraga
Flashback ke bulan Oktober 2019 ketika
semua ini dimulai ya.
Waktu itu aku membaca salah satu
konten IG-nya dr. Zaidul Akbar. Aku lupa persisnya, tapi intinya adalah untuk
hidup yang lebih sehat harus mengurangi konsumsi gula dan garam. Sebenarnya
saat itu bukan pertama kali aku membaca perihal ini, malahan sudah sering
mendengarnya. Tapi sebelumnya cuma sekadar lewat saja, tidak pernah
benar-benar mempertanyakan asupan gula dan garamku dalam sehari.
Kali itu berbeda, aku jadi
penasaran. Aku putuskan untuk mencari tahu, sebenarnya berapa sih konsumsi gula
dan garam yang berlebihan itu?
Tidak sulit mencarinya karena banyak
sekali artikelnya di internet. Tapi kemudian aku menyadari bahwa sebenarnya
pertanyaan yang lebih penting adalah, berapa konsumsi gula dan garamku dalam
sehari?
Nah, ini yang ngeri hehehe.
Sejujurnya aku merasa tidak
berlebihan dalam mengkonsumsi gula. Aku tidak menyukai masakan atau makanan
manis. Aku kurang suka cemilan manis. Aku hanya minum satu gelas teh hangat
manis di pagi hari, sisanya ya minum air putih. Aku tidak minum kopi. Aku tidak
suka minuman manis kekinian. Konsumsi gula lainnya paling cuma yang ditaburkan
di dalam masakan. RASANYA sih masih aman π
Untuk konsumsi garam, aku sedikit khawatir karena lebih suka masakan atau makanan yang gurih, Tidak jarang aku ngemil yang asin-asin. Tapi tetap saja, aku merasa aman karena Ibuku mengidap tekanan darah tinggi, jadi semua masakan di rumah harus dikurangi garamnya. Aku merasa konsumsi garamku masih aman. Sekali lagi, RASANYA ya π
Satu lagi, aku merasa cukup minum
air putih, Jadi semisal aku terlalu banyak konsumsi gula atau garam, otomatis akan
“terbuang”, begitu pikirku percaya diri. Hahaha sotoy banget ya teori yang satu
ini π
Setelah baca-baca lagi feed IG-nya dr Zaidul Akbar, aku jadi menemukan banyak hal. Ternyata banyak sekali sumber gula dan garam dalam makananku sehari-hari. Misalnya, nasi putih yang mengandung banyak gula. Aku makan nasi putih 3 kali sehari. Bisa dibayangkan berapa konsumsi gulaku dari nasi. Hiks π’
Tepung-tepungan juga mengandung
gula. Aku suka sekali makan gorengan. Hidupku hampa tanpa gorengan. Hampir tiap
hari pasti ada gorengan di rumah. Kalau sedang nggak bikin, biasanya kami beli
di luar. Level gorengannya sudah advance
wkwkwk. Jadi gorengan ini menyumbang gula, garam (gurih), dan minyak. Iya iyaaa
sudah tahu sih sebenarnya...
Tepung-tepungan yang lain yang
kusukai yaitu per-mie-an. Aku suka sekali makan mie. Mulai dari mie telor, bihun,
mie tiaw, kusuka semuanya. Oke, satu lagi yang harus dienyahkan π’
Kemudian, aku juga perlu
mengurangi makanan kemasan dan instan. Yang terbaik adalah makanan yang alami
dari alam. Sayur dan buah? Gampang, aku suka. Gak ada masalah.
Makanan kemasan dan instan ini yang susah. Alamat ind*mie harus dilupakan! Kecap, saus botolan, sarden, kornet, selai, chitato yang gurih, dan masih banyak lagi. Mereka ini yang memiliki kategori pengawet dan permicinan. Satu lagi yang harus dicoret π’
Belakangan baru kuketahui, ketika
aku ke Indomar*t, tidak ada lagi makanan yang bisa kubeli, karena semuanya tidak
alami dan instan wkwkwk.
Saat itu aku berpikir, kalau
tidak dicoba dengan serius, aku tidak akan pernah tahu hasilnya. Selama ini
sudah sering membaca soal makanan-makanan pantangan ini, tapi karena tidak
pernah dicoba untuk diterapkan ya, badanku gini-gini aja.
Sakit sih nggak, tapi aku rasa
sehat sekali juga nggak. Sering mengeluh migrain, saat haid pasti merasa nyeri,
dan gampang capek. Terkadang aku juga mengalami susah tidur. Kalau yang ini
mungkin faktor overthinking sih π
Jadi saat itu kuputuskan, aku
akan mencobanya dengan kemantapan hati. Demi hidup yang lebih sehat. Cie.
Satu hal yang pasti, aku orangnya
nggak bisa lapar. Kalau lapar aku nggak bisa mikir lalu emosi jiwa wkwkwk. Jadi
kalau diet yang tipenya mengurangi makanan, terus lapar dan lemas, aku sudah
nyerah dari kapan tahun deh.
Dari bacaan-bacaan itu aku
menyimpulkan bahwa aku tidak disuruh lapar. Aku hanya diminta memilih asupan makanan
yang lebih sehat. Justru aku harus kenyang dengan makanan yang kumakan. Tapi
pilihan makanannya yang akan berbeda. Yang lebih menyehatkan.
Jadi yang pertama kulakukan adalah:
- Mengganti beras putih menjadi beras merah
- Mengganti teh manis hangat di pagi hari menjadi jeniper (jeruk nipis peras) dengan madu atau wedang jahe dengan gula aren
- Menghindari tepung-tepungan dan turunannya (mie, roti, bakso, cilok, gorengan)
- Menghindari susu dan turunannya (keju, yoghurt)
- Menghindari makanan kemasan dan instan
- Mengurangi minyak (termasuk masakan bersantan)
Dari sini kusimpulkan, yang menjadi pantangan sebenarnya cuma jajanan aja, bukan makanan pokok. Aku masih bisa makan makanan yang normal. Semua protein hewani masih bisa kumakan. Sayuran dan buah tentu saja boleh dimakan.
Cara masak masih boleh yang digoreng, tapi
tidak setiap hari. Sebagai ganti menggoreng, protein hewani bisa dibuat soto
atau sup tanpa minyak. Aku paling nggak bisa makan yang dikukus, hampa rasanya. Untuk sayuran kadang di masak bening atau tumis saja. So far, masih aman. Aku
happy.
Sebulan pertama adalah yang
terberat. Tapi karena aku selalu dalam keadaan kenyang, situasi masih bisa
kukendalikan. Yang sering datang adalah keinginan untuk jajan, terutama yang
gurih-gurih hahaha. Sebagai gantinya aku nyetok buah-buahan. Yang murah meriah,
gampang didapat, dan aku harus suka. Seperti pepaya atau semangka, selalu ada
sepanjang tahun. Pokoknya kalau perut terasa kenyang, situasi aman terkendali.
Agar tidak bosan, aku juga mencoba
aneka pengganti karbohidrat yang lain seperti beras hitam dan beras jagung.
Kadang juga makan singkong, labu kuning, atau kentang. Intinya mencoba banyak
makanan pengganti, agar tidak bosan.
Meski kuakui, sungguh, aku sering
merindukan nasi putih hahaha. Anehnya, ketika suatu kali aku cheating makan nasi putih, rasanya di
mulut huwenak pol!, tapi di perut rasanya begah. Penuh banget rasanya, nggak
enak. Jadi oke, aku putuskan nggak mau sering-sering makan nasi putih lagi.
Sekali waktu juga pingin makan bakso yang super pedas atau mie ayam. Karena sudah tak tertahankan, kusamperin lah warung kesayangan.
Oke, rasanya sangat micin dan berlemak banget. Aku jadi sadar, ternyata selama
ini memang kurang sehat jajanku.
Satu lagi yang selalu terbayang-bayang adalah gorengan hahaha. Kalau sudah kepingin banget, ya aku beli aja. Gpp, maksimal 2 biji aja buat mengobati kerinduan.
((2 biji))
Maklum,
levelnya tadi kan sudah advance
Intinya, kalau kepingin banget ya
aku kasih kelonggaran. Makan semangkuk bakso nggak akan merusak diet. Nyemil
gorengan 2 biji gak akan langsung sakit. Gak segampil itu. Nyesel sih iya
setelahnya wkwkwk.
Di akhir tahun 2019, berat
badanku turun 5 kg. Woohoo... senangnya. Jadi makin semangat deh. Aku jadi lebih
rajin cari-cari resep baru yang sesuai pantanganku. Memang harus masak sendiri
sih, biar lebih terkontrol. Apalagi karena corona, mengurangi jajan di luar.
Tapi masaknya juga gampang kok, karena
tumis-tumisan atau rebus-rebusan. Nggak perlu lama-lama di dapur. Aku juga senang
karena menemukan cara yang enak untuk lebih sehat. Aku semakin jarang flu,
migrain jarang kambuh, dan haid tidak lagi terlalu nyeri. Aku happy.
Untuk olahraganya, sejak awal tahun
2019 memang sudah punya program olahraga setiap hari minimal 15 menit. Sempat juga
kuceritakan di blog soal ini. Agar tidak bosan, aku selang-seling dengan aneka
macam olahraga. Jalan kaki, zumba, atau yoga, sesuai dengan mood hari itu. Yang penting ada kardio dan latihan pernafasan. Semuanya
bisa dikerjakan di rumah.
Dari sini aku juga memahami
bahwa, olahraga sekeras apapun kalau asupan makan tidak diatur, sama juga
bohong. Hasilnya tidak akan maksimal untuk kesehatan.
Baca juga: 5 Kanal Youtube
Favoritku untuk Olahraga di Rumah
Hari ini, setahun kemudian...
Sampai hari ini aku masih menjalani
kebiasaan makan yang baru. Banyak sekali penyesuaian-penyesuaian selama perjalanan
setahun kemarin. Aku menemukan makanan-makanan baru yang kusukai, dan makanan-makanan
lama yang ternyata tidak aku sukai lagi.
Aku makan dengan kesadaran. Mindfullness, bahasa kekiniannya π
Aku makan karena aku sedang
lapar. Aku membutuhkannya. Bukan karena sekadar lapar mata.
Aku menemukan bahwa dari semua
jenis pengganti beras putih yang sudah aku coba, yang paling kusukai adalah
beras jagung. Biar nggak berasa jadi ayam petok-petok wkwkwk, saat masak kucampur
dengan beras putih dengan perbandingan 1:3. Yes, aku kembali makan nasi putih, karena kombinasi dengan bahan lainnya aneh banget jadinya π
Aku menemukan bahwa aku sangat
menyukai sayuran yang direbus. Yes, direbus saja tanpa garam. Mulai bayam,
sawi, kangkung, gambas, kacang panjang, manisa, daun katuk, daun singkong, buncis,
dan masih banyak lagi sayuran yang pernah kumakan dengan hanya direbus. No problemo. Tapi makannya harus bareng
sambal mentah, kesukaanku.
Aku tidak lagi menyukai jajan di
luar seperti dulu kala. Kebanyakan aku malah menyesal karena setelahnya sering merasa
eneg dan kehausan – micin detected. Sesekali tentu saja masih
kepingin karena nggak bisa bikin sendiri di rumah. Seringnya setelah jajan
harus banyak minum air putih untuk menetralisir.
Hari ini, setahun kemudian, aku
bisa bilang diriku jauh lebih sehat. Bulan September lalu, aku sempat cek darah
dan hasilnya bagus sekali dibandingkan setahun yang lalu. Aku sudah lupa
rasanya migrain, jarang banget kena flu, dan yang paling terasa adalah, nyeri saat
haid berkurang, hanya sakit di hari pertama.
Ekstra bonusnya lagi, berat
badanku turun 12 kg. Iya, kalau dirata-rata dalam sebulan turun 1 kg itu
termasuk sehat kan ya? Dan baru kali ini lho, berat badanku bisa turun tanpa
yoyo. Aku happy.
Aku juga jadi lebih memahami
bahwa proses itu harus dinikmati. Ada hari-hari yang bikin bad mood, dan tentu
saja pelarianku ke makanan hahaha. Tapi ya sudahlah nggak papa. Cheating sesekali gak akan merusak semua
program. Aku jadi lebih selow.
Seperti hari ini, ketika mendung
dan suasana jadi melow, pengen banget makan siomay kan hahaha #alasan. Gapapa,
besok aku bisa kembali ke jalur yang benar lagi. Tenang...
***
Harapanku, dengan ditulis di blog ini, bisa jadi pengingat pribadi untuk terus konsisten. Biar bisa sehat dan tetap bugar di masa tua nanti, biar bisa jalan-jalan terussss...
Artikelnya bikin semangat nih, hehe..
ReplyDeleteItu dibagian konsumsi keren banget sih konsistensinya, haha.. Semoga kebiasaan ini bisa terus tertanam sampai berkeluarga nanti ya Tik, hihi..
hihihi syukurlah kalau memberi semanagat Kak. Emang butuh suporter kok, aku bareng temenku juga selama program ini, jadi bisa saling mengingatkan :)
Deleteiyaa, aku juga berharap bisa seterusnya konsisten karena sayang banget kalau nggak diteruskan. Badan lebih enak dan berasa lebih sehat aja. Semangat juga ya!
Kaaak kereenn banget bisa konsisten dan dapat bonus turun berat badan ππ
ReplyDeleteAku pun sempet ganti nasi putih jadi nasi merah. Ketika makan nasi putih lagi emang berasa begah dan kenyang pol.
Kalau sudah biasa makan menu yg sehat, ketika balik ke menu sebelumnya, pasti berasa ga enak.
Semangat yaa kaak, semoga pola hidup sehatnya terus berlanjut π
iyaaa aneh banget rasanya bisa sampai males makan nasi putih hehehe gak pernah terbayang sebelumnya. Iya, takjubnya badan kita bisa menyesuaikan begitu ya, aku jadi menyesal nggak memulai lebih awal. Jadi kasihan sama badan aku, selama ini gak dikasih nutrisi yang seharusnya.
DeleteYes, semangat dong, harus bisa konsisten! :)
woooowww turun 12 kg? aduuuh kepengen, tapi bukan proses yang mudah kan ya, saya pernah mengubah pola makan juga dengan mengurangi gula garam dan makan yang serab direbus. say no to jajan. dan semua itu saya yakin berat dijalani di 3 bulan pertama. tapi setelahnya udah jadi kebiasaan memang kalo konsisten.
ReplyDeleteselamat ya kak, aku jadi semangat nih buat kembali hidup sehat
Semangat Kak Eka!
DeleteIyaa gapapa, semua ada prosesnya kok. Dicari aja cara yang paling disukai. Aku merasa ketika kita masih hepi dan nggak terpaksa, jadinya berasa santai dan gak bikin stres hehehe
Hi Kak Tika! Apa kabar? Udah lama nggak lihat tulisan Kakak π
ReplyDeleteAnyway, Kak Tika keren sekali! Aku ucapkan selamat terlebih dahulu ya sebab bisa menjalani pola hidup sehat, plus bonusnya dapat penurunan berat badan. Keren keren π€©
Aku selalu salut sih sama orang-orang yang bisa benar-benar beralih ke clean eating karena bagiku masih susah untuk full menghindari makanan-makanan tsb, untuk nggak sama sekali makan tuh masih sulit buatku π
Tapi bersyukurnya, aku kalau dalam hal makanan masih dalam tahap wajar, bahkan mungkin termasuk kurang makan kayaknya π€£
Terima kasih atas sharingnya Kak Tika! π. You inspire me a lot! Aku jadi terinspirasi untuk clean eating tapi belum yakin untuk full beralih wkwkw #labil
hahaha iya Lia, aku emang udah lama mbolos ngeblog, sampai kangen juga menulis. Lalu lagi hepi dengan program ini, jadi cerita deh di blog :D
DeleteTerima kasih atas supportnya Lia. Kalau Lia juga mau, semoga segera nemuin cara yang paling fun ya. Karena aku udah mengalami macem-macem pantangan yang bikin gak hepi dan akhirnya jadi stres hahaha (kebanyakan diet apa mikir sih?!)
Selamat mba Tika atas pencapaiannya π₯³ salut karena bisa melawan keimpulsifan diri sendiri untuk jajan π hehehe.
ReplyDeleteSaya juga sama seperti mba Tika, sudah mulai hidup lebih sehat dengan fokus pada apa yang dimakan. Sometimes cheating pasti ada, tapi nggak berlebihan seperti dulu apa saja dimakan. Hehehe. Terus nowadays saya sudah jarang makan nasi mba, seminggu mungkin hanya sekali, dan sebagai gantinya saya meningkatkan sayur, buah dan side dish hihihi ~
Semoga kita bisa selalu sehat yah, agar dapat menjalani hidup dengan bahagia ππ
Betul Mbak Eno. Pengennya sih menua dengan sehat dan tetap bugar ya, jadi memang harus diinvestasikan dari sekarang :))
DeleteSemangat buat kita yah!
Wow luar biasa bisa turun berat badan 12 kg setelah setahun. Kadang memang kalo disuruh diet dengan cara mengurangi makan bikin malas karena lapar dan akhirnya gampang marah. Ternyata solusinya ganti makanan yang mengandung gula dan garam dengan makanan yang lebih sehat, terutama sayur dan buah-buahan.π
ReplyDeletekarna gak berasa diet yang laper itu Mas, jadi gak emosian hehehe
DeleteJadi ceritanya aku sudah menemukan cara yang menyenangkan untuk lebih sehat Mas. Cara yang sesuai sama aku, belum tentu sesuai sih sama orang lain :)
Mbaknya sudah tidur overthinking mikirin apaa yaak hahaah
ReplyDeleteBtw keren banget nih mbak Tika. Menerapkan pola hidup sehat. Bisa turun 12kg pulaak. Aku jadi termotivasi, mau coba jadi lebih sehat. Heheeh
Sebab, akhir akhir ini aku udah mulai sering n hobi banget jajan di luar. U know lah. Micin semuaa hahahaa...
Hehehe disclaimer dulu ya Mas Dodo, diet ini cocok buat saya, semoga juga cocok dengan yang lain :)
DeleteMikirin apa saat overthinking? Sudahlah Mas, gak usah ditanyain, nanti saya overthinking lagi...
Saya selalu konsumsi beras merah setiap hari tetapi jika jenuh ada variasinya juga, Jadi dalam sebulan bisa 2 kali dengan nasi putih selebihnya beras merah.ππ
ReplyDeleteAlhamdullilah bisa stabil menjaga berat badan...Tapi inti dari semuanya yaa tetap pola makan yang teratur..ππ
Betul Mas Satria. Saya juga merasa faktor terbesar berat badan stabil itu karena saya mengurangi makan nasi putih. Makan sebanyak apapun gak masalah. Tapi jangan banyak2 juga sih hahaha
DeleteKeren, Mbak. Bisa konsisten begitu. Hasillnya pun tampak nyata. Bikin semangat, ya.
ReplyDeleteIya Mbak, terima kasih. Semoga bisa terus konsisten nih. Harus selalu ingat motivasi di awal :))
Delete12 kg lumayan juga kak. Nama dietnya apa ya. kalau dilihat banyak yang punya nama seperti clean eating, food combining, dsb. TFS.
ReplyDeleteHehehe ini diet ala2 saya mbak. Yang penting hepi judulnya :))
DeleteKak Tikaa ya ampun keren banget bisa konsisten! Selamat yaa udah bisa hidup lebih sehat dan dapet bonus turun berat badan 1kg tiap bulan πππ
ReplyDeleteMemang yaa diet itu harus nemu sendiri cara yang tepat dan ga nyusahin diri kita sendiri. Karena cara yang cocok buat orang lain belum tentu cocok sama kita atau sebaliknya...
Sharing yang bagus banget Kak Tikaa, semoga bisa menularkan gaya hidup sehat ke yang baca, terutama aku sendiri yang masih ga bisa jauh dari kopi huhu
Iyaaa benerr... setelah melanglang buana memahami teori dan gagal saat praktik, akhirnya kutemukan cara yang cocok π€ π€ π€
DeleteKayaknya kuncinya mulai dr yang kita sukai kok. Dr situ kita ngukur sendiri mana yg bisa di tinggal mana yg tetap dimakan ππ
Hihi, makasih yaaa buat supportnya. Semoga aku juga konsisten nih, biar pebih sehat lagi π€π€
Saluut dengan konsistensinya untuk tetap bertahan dengan gaya makanan sehat dan olah raga.
ReplyDeleteUntuk mengurangi asin masih susah ni saya. Sukanya asin asin gurih. Kalau gula baru berusaha mengurangi. Mengurangi saja tapi.. Belum bisa lepas teh ginasthel- puanas manis kenthel . .Hehe
Besok mau saya coba ah, yg wedang jahe pakai gula arennya.
Sehat selaluuu ya mbak
iya mbak, makasih supportnya :')
Deletewaduh betul mbakk, itu camilan asin gurih selalu menghantui hahaha. Tapi semakin kesini semakin berasa gak seenak dulu sih, karena keasinan :D jadi pas kepingin ya makan juga, tapi gak betah banyak2 karena gak enak aja rasanya karena haus terus.
iyaaa enak banget kok ternyata diganti gula aren. Secara estetik mungkin kurang cantik karena warnanya merah/gelap, tapi enak banget jadinya menurutku.
Semoga menemukan komposisi yang enak yaa buat ramuan minumannya hihihi
Wah ini. Lebih termotivasi kalau baca tips dan tricknya dari yang sudah berhasil dan mempraktekan langsung. Semoga bisa juga memulai hidup yang lebih sehat.
ReplyDeleteSelamat bereksperimen ya! Salam hidup sehat! π€
DeleteMba tikaaaa, aku jd makin semangat hidup sehat pas baca ini :D. Sejak pandemi jujurnya aku udh mulai mengubah pola makan. Tp blm maksimal. Tapi setidaknya aku usaha utk ga terlalu sering makan yg ga sehat. Indomie dkk aku kurangin 2 Minggu sekali. Makanan kaleng dan dagjng olahan blm tentu sebulan sekali nyetok. Kalo pgn aja, dan itupun aku ga mau nyetok banyak supaya ga tergoda.
ReplyDeleteTp memang santan aku msh susah hindari. Sebagai org Sumatra, aku terbiasa makan yg santan2. Apalagi kalo sdg mudik, mama pasti masakin semua yg enak2 dan itu santan :(.
Eh kalo nasi merah aku justru LBH sukaaa mba :D. Pertamakali nyobain, aku lgs jd ga pengen nasi putih. Walopun terkadang masih makan nasi putih juga. Krn di rumah yg suka nasi merah cm aku. Seandainya semua kluarga doyan, aku ganti total nasi putih. Kalo makan nasi merah itu, ada sensasi kenyal2nya itu loh :D. Enak aja ngerasain. Dan rasa nasi merah khas.
Aku blm prnh coba nasi jagung. Padahal kmrn pas ke solo, di salah satu warung soto ada yg jual nasi jagung seplastik gitu. Udh ragu mau beli, tp ga jadi Krn blm tau rasanya. Ntr aku ke solo LG mau beli aaaah :D.
Yuk yuk semangat Mba Fanny!!! :D Tos lah mbak, aku juga besar di keluarga orang Sumatera, jadi sering kangen makanan santan2. Tapi belakangan ini ibuku mau kuprovokasi untuk mengganti santan dengan susu. Serius enak lho, kalau nggak dikasih tahu, aku nggak bakalan tahu juga kalau sudah diganti susu hahaha. Tapi memang sudah jarang banget sih. Sebulan sekali juga nggak ada.
DeleteBiasanya kalau sudah pingin banget, mendingan memilih untuk beli biar bisa terbatas porsinya, misalnya beli nasi bungkus Padang. Itupun sudah gak bisa makan sebungkus sendirian lagi seperti dulu, terlalu mengenyangkan, tapi lauknya tetep 1 dong hahaha.
Btw, kalau mba Fanny berminat, beras jagung itu ada yang instan (tinggal diseduh air panas saja), atau yang dimasak seperti nasi (ini yang aku suka yang ini karena masih punya tekstur, nggak lembek kayak yg instan).
Biasanya beras jagung aku beli di olshop mba, mereknya Dollar, kemasannya 500gr. Beli di pasar juga ada sih, ketengan juga, Tapi beli yang bermerek sudah lebih bersih, selisih harga dikit lah. Masaknya pakai rice cooker aja, praktis. Syukurlah Ibuku mau makan nasi jagung hahaha jadi gak repot2 masak 2 macem nasi.
Semangat yaaa buat kita!!! Pokoknya selama hepi menjalaninya, lanjutkan!!! :D
Wuih 12 kg ya. Top banged. Diet sehat n seimbang butuh perjuangan ya. Salut, kakπ Bikin aku semangat pingin juga..
ReplyDeleteayuklah, harus semangat ya, biar saling memotivasi ya. Kalau banyak temannya jadi nambah semangatnya :D
DeleteKeren bisa tahan setahun pola barunya.
ReplyDeleteSaya pernah 3 bulan aja mb.
Malam gak makan nasi. Siang nasi 1/2 dari porsi biasa.
Terus jogging 3x seminggu. Bulan ketiga istri saya bilang positif hamil.
saya langsung brenti pola baru itu. Cukup anak sampe 4 aja ^_^
hahaha, sungguh aku lugu, jadi nggak ngerti kok bisa nyambung positif hamil ya :P
Delete