Hal-hal yang Akhirnya Kupahami



Seiring dengan pendewasaan diri (baca: pertambahan usia), banyak hal yang ternyata harus dikompromikan. Hidup ternyata tidak sesimpel rumah minimalis dan seindah sunset di pantai.

Ada hal-hal yang akhirnya bisa kupahami dan setelahnya aku bisa lebih santai menjalani hidup. Aku bisa bilang, “Hidup yang begini ini, suka atau tidak. Yang terpenting bagaimana sikapku menghadapinya. Selow aja lah, senyumin aja. 😊”

 

Waktu terus berjalan, begitu juga dengan hidup kita

Waktu terus berjalan, meski kita mengalami kesulitan dan sedang jatuh terpuruk. Waktu tidak berhenti lalu duduk di sebelah kita, dan menghibur dengan kata-kata filosofis. Tidak. Waktu itu kejam tanpa perasaan. Dia akan terus berjalan, tanpa peduli segala hal yang terjadi.

Maka dari itu, kita tidak boleh berhenti.

Tentu saja banyak hal yang akan terjadi sepanjang hidup kita. Kesulitan, kemudahan, kesenangan, kesedihan. Dan tentu saja, kita boleh beristirahat. Bersedih ketika mendapat musibah. Menangis ketika patah hati. Boleh. Tapi ingat, jangan lama-lama. Jangan terpuruk di satu titik. Jangan berhenti. Jangan pernah berhenti. 

Pause, not stop.

Karena tanpa kita sadari, waktu terus berlari, dan kita akan tertinggal. Tiba-tiba, teman kita sudah lulus sidang skripsi, berhasil menerbitkan 1 buah buku, memulai kuliah S2-nya, atau memulai bisnis startup-nya.

Waktu terus berjalan, begitu juga dengan hidup kita.

Tidak akan ada yang akan menunggumu bersedih. Tidak akan ada yang mau mendengarkan sambatmu, lagi dan lagi. Semua orang menuju ke suatu tempat. Semua orang menuju sesuatu. Semua orang sibuk dengan dirinya sendiri.

Jika memang itu yang sudah terjadi, ayo bangun. Ini adalah sebuah pengingat, bahwa mungkin kita mengambil jeda terlalu lama. 

Ayo. 

Selalu masih ada kesempatan untuk memulai kembali. Pintu-pintu selalu terbuka untuk orang yang bersemangat. Ayo!

 

Nikmati masa kini

Seringnya kita memimpikan hari-hari di masa depan. Kadang malah sibuk mengkhawatirkan hari-hari yang belum datang. Tapi itu semua belum terjadi. Buat apa kita susah-susah memikirkan hal-hal yang belum tentu terjadi?

Saat sibuk kuliah atau bekerja merindukan masa liburan. Saat berlibur, malah sibuk merencanakan liburan yang akan datang. Repot yes? Kapan menikmati yang sudah dimiliki πŸ˜‚  

Aku dulu juga begitu. Aku sibuk merencanakan, memikirkan, dan mengkhawatirkan hal-hal di masa depan. Kemudian aku lupa, aku punya hari ini. Masa kini. Aku perlu menikmati hari ini. Aku harus menikmati yang ada, hari ini.

Bisa bangun pagi dengan sehat walafiat, berarti bisa tidur dengan lelap dan nikmat dan bangun dengan badan yang segar.

Bisa menikmati sarapan bersama keluarga dengan santai dan tidak diburu oleh waktu karena sedang WFH.

Bisa makan buah dengan nikmat, karena tidak punya sariawan.  

Setelah sarapan bisa bekerja dari rumah dengan tenang, tanpa perlu khawatir meninggalkan ibu sendirian di rumah.

Hari ini bisa menyelesaikan deadline kerjaan dengan santai tanpa ada gangguan, juga patut disyukuri.  

Hal-hal kecil dan remeh ini wajib disyukuri, setiap harinya. Karena inilah yang kumiliki hari ini. Belum tentu hal yang sama akan kudapatkan esok hari. Mempersiapkan esok hari memang penting, tapi jangan lupa, nikmati hari ini.

 

Memaafkan diri sendiri

Kadang aku merasa terlalu keras pada diri sendiri. Apalagi dengan sifat perfeksionis dan cemas yang akut, beberapa hal sudah ada target dengan standar yang tinggi. Aku sendiri juga sih yang menetapkan standar itu πŸ˜‹

Ketika standar itu tidak tercapai, aku marah pada diri sendiri. Kecewa berat dengan kesalahan yang kubuat. Dan ternyata, tidak jarang, aku terus-terusan menyalahkan diri sendiri, menyesali keputusan yang pernah aku buat, bahkan hingga bertahun-tahun kemudian.

Tapi itu dulu. Sekarang aku sedang berproses untuk lebih mudah memaafkan diri sendiri.

Aku tidak ingin lagi mengingat-ingat kesalahan yang pernah kubuat. Pengalaman itu harusnya menjadi pembelajaran, bukan alasan untuk menghakimi diri sendiri.

Aku sudah bekerja keras mengusahakan segalanya, harusnya aku juga berhak mendapat pujian atas kerja keras itu. Kesalahan kecil atau besar yang telah kulakukan tidak mengurangi usaha yang sudah aku kerjakan tho. 

Pukpuk, sabar ya dengan diri sendiri πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Lagipula yang sering kusesali bukan kesalahan yang kubuat kok, tapi hal-hal yang tidak pernah kulakukan. So, aku akan selalu menerima diriku yang penuh dengan kesalahan ini. Karena salah, aku jadi belajar sesuatu.

I STILL LOVE ME, FOR BETTER OR WORSE. 


Jangan takut mencoba hal baru

Mencoba hal baru itu memang tidak mudah. Meninggalkan zona nyaman itu menakutkan.

Aku sepakat. Terlalu banyak hal baru yang akan harus dihadapi.  Bahkan, aku tidak tahu hal apa yang akan datang menjelang.

Tapi bukankah lebih menakutkan untuk selamanya berpikir “coba kalau”.

Coba kalau aku mencoba rafting di malam hari waktu itu.

Coba kalau aku menerima kesempatan menulis naskah skenario tempo hari.

Coba kalau aku berani mengambil jalur baru ke arah Sukabumi.

Coba kalau ...

Pasti selamanya aku akan penasaran, dan bertanya-tanya kepada diri sendiri. Endingnya akan menyesal karena tidak berani melangkah. Sepertinya pepatah “belanja dulu menyesal belakangan” lebih baik daripada “coba kalau aku beli diskonan kemarin” πŸ˜†πŸ˜†πŸ˜†

 

Bahagia itu bukan di tempat tujuan, tapi ada dalam perjalanan

Bahwa hal-hal kecil nan receh di setiap harinya lah yang sungguh-sungguh membuatku tersenyum.

Bahwa kekonyolan-kekonyolan yang kualami setiap harinya lah yang akan kukenang dan mungkin sampai nanti bisa membuatku tertawa.

Bahwa kemajuan-kemajuan kecil yang kulakukan lah yang bisa membuat mataku berbinar-binar dan bersemangat untuk terus bekerja keras.

Bahwa kehadiran orang-orang tersayang di sepanjang hidupku lah yang paling kurindukan, bukan mereka -entah siapa- yang menungguku di masa depan.   

Bahwa aku tidak perlu mencari bahagia jauh-jauh, aku hanya perlu melihat dan merasa, lebih lagi πŸ’“πŸ’“πŸ’“


Adakah teman-teman yang punya pengalaman yang sama? 


Baca juga: Tombo Kangen


Sumber gambar: koleksi pribadi 

 

Comments

  1. Terlalu overthinking sama masa dpan itu ganggu bgt emang mbak. Kalau dalam self healing ada namanya mindful eating dengan konsep.. when you walk just walk, when you eat just eat. yang intinya fokus aja sama masa sekarang, enjoy it :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa pernah baca juga tuh mbak soal mindfulness. Kadang kita terlalu sibuk dengan hari2 dan aktivitas agar cepat selesai, sehingga tidak menikmati kegiatannya ya. Semoga kita selalu bisa menikmati hari2 kita dengan lebih baik ya! ❤

      Delete
  2. yaaa, hidup dewasa ternyta tidak seindah yang kita bayangkan ketika kecil dulu.
    waktu sd sering ngayal gini, "nanti kalo udah gede, aku bakal gini, bakal gini, bakal gitu" eh ga tau nya yaaa susah itu untuk mencapainya hahahaa.
    semangat untuk kita semua yaa mbak!! πŸ˜„πŸ˜„✊✊

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa Dooo... kehidupan dewasa memang sulit tapi worth it yaaa #cieee

      Semangat juga buat kamu yang baru memulai kehidupan dewasa! πŸ˜‰

      Delete
    2. Hayoo semangat kita semua!! πŸ”₯πŸ”₯πŸ”₯
      Terima kasih banyak mbak heheheeh

      Delete
  3. Dulu waktu SD rasanya ingin cepat-cepat besar dan nggak sekolah lagi. Lalu sekarang malah rindu masa-masa sekolah apalagi masa SMA πŸ˜‚ suka sedih banget kalau ingat bahwa semua itu udah berlalu dan nggak bisa diulang lagi 😭
    Jadi aku setuju bahwa kita harus selalu menikmati masa kini karena waktu nggak bisa diulang kembali huhuhu

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaaa, rindu masa2 ketika yang dipikirin cuma PR dan main saja ya Lia hahaha, dan rasanya sepakat ya, waktu SMA emang paling seru sih, karena udah agak jauh mainnya jadi punya banyak kenangan :))

      bener Lia, yang kita punya sekarang juga harus dinikmati biar besok2 bisa kangenin lagi :D

      Delete
  4. Tanpa sadar waktu berlalu cukup lama, tanpa sadar udah melewatkan banyak hal. Padahal kaya baru kemaren, kemaren kemaren apa wong udah lewat bertahun-tahun. Memang betul setiap orang ada jam terbangnya masing masing, tapi kalo kita gak berjalan buat ngejar pesawat, kapan kita bakal sampai.
    Petuahnya jadi nyadarin bangeettt πŸ€—

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul Mbak Rere, nggak usah buru2 apalagi bersaing sama orang lain. Mendingan kita bersaing sama diri sendiri aja deh. Pepatah "hari ini harus lebih baik dari hari kemarin" berasa benar sekali kan ya :D

      Delete
  5. Pandemi ini sbnrnya banyak positifnya juga. At least aku ga terlalu mikirin masa depan skr :D. Jd LBH santai dan fokus Ama yg dipunya sekarang. Kalo dulu jujurnya terlalu banyak plan yg aku bikin ,tp mostly ke masa depan semua. Blm tentu itu akan tercapai pun. Ujung2 nya apa yg diplanningin utk jk pendek malah kacau balau. Dan terbukti pandemi malah membuat semua rencana ku kedepan berantakan :p.

    Dari sini aku belajar utk balance. Target JK panjang penting, tp yg pendekpun ga kalah penting.

    Trus ttg banyak jeda dalam melakukan sesuatu, itu pun aku msh sering ngelakuin. Kdg keenakan, sampe lupa utk hrs bangkit lagi , move on lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya betul mbak Fanny, sekarang kalo bikin plan nggak jauh2 deh, kuatir kecewa hahaha. bikin yang jangka pendek aja masih suka deg2an :D tapi karena aku memang orangnya sangat tidak spontan jadi ya harus banget bikin rencana, biar makin manteb acaranya :D

      Delete
  6. Pandemi ini ada blessing in disguisenya juga ya.. bikin kita lebih mensyukuri hal2 kecil disekitar dan lebih menghargai diri kita apa adanya dari pada sibuk membandingkan diri dgn orang lain atau sekedar ekpektasi (diri sendiri dan orang lain)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya bener mbak Annisa, rasanya udah lelah sih kalau membandingkan sama orang lain terus. Mendingan fokus ke meningkatkan performa pribadi aja deh, biar lebih baik dari diri yang kemarin :D

      Delete
  7. Memaafkan diri sendiri. Itu yang terkadang masih saya sulit dilakukan. Kadang ingat ini ono, lalu menyalahkan diri. Gimana dong?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah sama mbak, masih sering banget kek begitu, hiks... sekarang masih dalam proses belajar supaya gak lupa2 lagi :D
      mungkin cara yang aku pakai ya sering2 ngobrol sama diri sendiri, agar lebih menghargai dan sayang sama diri sendiri.

      Delete
  8. Kadang sunset dipantai gak nampak indah karena awan ataupun hujan, sunset gak semudah itu juga menampakan keindahnya, apalagi hidup. Hehe

    Cerita mba relate banget sama hidup aku. Aku juga sering mencemaskan masa depan di hari ini sambil menyesali apa yang terjadi di masa lalu. Rugi banget kan?

    Aku juga sering keras sama diri sendiri, tapi perlahan aku udah mulai memaafkan diriku sendiri

    Semangat yaa mbaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo Tara, iyaaa kita harus semangat selalu yaa.. yang penting kita udah menyadari nih kalo punya kebiasaan2 yg harus dikurangi. Paling nggak, kita udah tau apa yg bisa diubah kan 😊😊😊

      Delete
  9. Hmmm, sepertinya diriku harus berusaha memaafkan diri sendiri :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semangat Mas, masing2 punya proses sendiri2 ya... paling nggak kita udah tau sedang dimana, jadi bisa evaluasi dan tahu harus ngapain dulu. Semangat!🀠🀠

      Delete

Post a Comment

Halo, terima kasih sudah membaca. Tinggalkan komentar ya, biar aku bisa balas BW 😊

Popular posts from this blog

14+ First Love (2015), Kisah Cinta Pertama dari Sinema Rusia

[REVIEW BUKU] My Sister’s Keeper by Jodi Picoult

Mau Staycation atau Business Trip? Ini Bukti Cintaku, #PastiAdaOYO Jawabannya