[Review Film] Modern Love – Season 1
Buat yang menyukai film dengan genre drama/komedi romantis, harus banget nonton serial ini. Disajikan dengan model antologi, menonton film ini terasa menyenangkan karena durasinya yang pendek di setiap episodenya, Cocok sekali ditonton sebagai hiburan yang menyenangkan di akhir hari yang melelahkan.
Saat ini serial Modern Love sudah dapat ditonton hingga musim
kedua, dan dapat diakses melalui aplikasi nonton Prime Video. Melansir dari
situs resminya, musim pertama serial ini sebenarnya sudah tayang sejak 2019,
dan musim kedua di tahun 2021. Tapi jangan khawatir, cerita cinta tidak pernah
kadaluarsa, bukan? π
Episode 1 – When the Doorman is Your Man
Maggie adalah seorang gadis muda New Yorker yang masih dalam masa pencarian
akan cinta sejati. Itulah sebabnya ia selalu berkencan dengan banyak pria, dan
kerapkali mengajak mereka ke apartemen miliknya.
Guzman, penjaga pintu apartemen yang akrab dengannya, selalu menjadi
komentator setia. Ia tidak permah luput memberikan komentar-komentar yang tidak
diminta. yang mengisyaratkan ketidaksetujuannya. Hal ini membuat mereka sering
berdebat, karena bagi Maggie di mata Guzman tidak ada yang cukup baik untuknya.
Apalagi tidak jarang pria-pria itu menjauh karena “pengawalan” Guzman, yang membuat
Maggie semakin kesal.
Suatu hari Maggie mengetahui bahwa dirinya hamil dan memutuskan
tidak bersama ayah bayinya, Guzman lah yang membantu segala keperluannya. Guzman
menjadi tempatnya berbagi karena Maggie hidup jauh dari keluarga. Drama-drama selama
kehamilan juga tidak pernah dilewatkan oleh Guzman, yang selalu ada disampingnya
hingga saat kelahiran bayinya, Sarah. Seiring tumbuh kembangnya Sarah, Guzman
juga yang membantunya di masa-masa sulit dan menjadi sosok Ayah yang dibutuhkan.
Ketika Sarah berusia tiga tahun, Maggie mendapat pekerjaan di Los
Angeles. Dengan berat hati Guzman harus melepas Maggie dan Sarah, yang sama
sedihnya karena harus berjuang sendiri di tempat baru tanpa Guzman. Beberapa tahun
berlalu, sampai suatu saat Maggie dan Sarah datang mengunjungi Guzman sambil
mengajak pacar barunya. Melihat kedatangan Maggie, Guzman langsung menganggukkan
kepala, yang artinya menyetujui pacar barunya, Brandon. Maggie bertanya kok bisa?
Guzman menjawab, “Aku melihatnya di matamu, Maggie. Selama ini aku belum pernah
melihatnya.”
Episode 2 – When Cupid is Prying Journalist
Karena aplikasi jodoh yang dibuatnya sukses, kini Joshua menjadi
tokoh muda yang paling dicari oleh wartawan. Suatu hari ia diwawancarai oleh
Julia, seorang wartawan senior di sebuah majalah gaya hidup. Di akhir wawancara,
Julia bertanya apakah Joshua sudah pernah jatuh cinta. Joshua akhirnya bercerita
bahwa ia telah kehilangan cinta sejatinya. Emma. Cerita pun bergulir ke masa
lalu, ketika Joshua dan Emma bertemu dan masih bersama.
Mendengar kisah ini, Julia menyarankan Joshua untuk kembali mengejar
Emma. Ternyata Julia sendiri memiliki pengalaman yang sama, yang kehilangan cinta
sejatinya ketika masih muda dulu. Pengalaman ini membuatnya menyesal dan terus bertanya-tanya
bagaimana jadinya jika mereka bisa bersama, bahkan sampai hari ini.
Di akhir cerita, Joshua dan Emma bertemu kembali. Berkat Julia yang
kepo dengan kehidupan cintanya, Joshua bisa bersua lagi dengan cinta sejatinya.
Episode 3 – Take Me as I Am, Whoever I Am
Buat yang sedang struggle dengan percintaan, mungkin akan relate
dengan kisah Lexi, yang diperankan oleh Anne Hathaway. Lexi mengidap bipolar sejak
anak-anak. Ketika sedang baik-baik saja, Lexi adalah seorang gadis yang ceria
dan sangat ekspresif. Tapi ketika bipolarnya muncul, Lexi berubah sangat gelap
dan tidak mau bertemu dengan orang lain.
Yang menjadi masalah adalah, Lexi tidak pernah menceritakan
penyakit ini kepada orang lain, bahkan sahabatnya di kantor. Tidak ada temannya
yang mengerti, apalagi memahami. Pun dalam soal percintaan, ia sering gagal
karena bipolarnya datang dan ia tidak bisa menemui pasangannya.
Sampai suatu sahabatnya bertanya kenapa ia sering sekali ijin
tidak masuk kantor, dan kenapa hari ini ia tampak sangat kusut. Setelah bercerita,
ia lega karena sahabatnya menanggapinya dengan sangat baik.
“Andai kamu bilang dari dulu, aku bisa membantumu melewati ini, Lexi.”
ujar sahabatnya.
Sejak itu Lexi menyadari bahwa ia harus membuka dirinya dan jujur
soal bipolar. Teman dan pasangan yang tepat akan bisa menerima keadaannya.
Episode 4 – Rallying to Keep the Game Alive
Sarah dan Dennis adalah sepasang suami istri dengan dua anak. Pernikahan
mereka sedang diujung tanduk, dan mereka sedang berusaha memperbaikinya dengan
bantuan konselor. Meski keduanya sama-sama pesimis dengan masa depan rumah
tangga mereka, namun mereka sepakat unutk mengikuti saran konselor. Mereka disarankan
untuk melakukan kegiatan bersama, dan mereka memilih bermain tenis.
Seperti pasangan menikah lama lainnya, mereka selalu bertengkar
saat bermain tenis, tapi tetap pulang bersama, bahkan tidak jarang mampir untuk
makan malam bersama. Suatu hari saat makan malam, Sarah mengungkapkan uneg-uneg
yang membuatnya sedih selama ini. Perasaan tidak diinginkan dan dicintai ternyata
menghantuinya sejak lama. Mendengar penuturan Sarah, Dennis tersadar bahwa selama
ini dialah yang egois.
Di akhir cerita, mereka masih bermain tenis, namun pertandingan
berjalan dengan lebih harmonis. Mereka bisa menemukan kesepakatan dalam
permainan, begitu pula dalam kehidupan pernikahan mereka.
Episode 5 – At the hospital, an Interlude of Clarity
Rob terkena pecahan kaca botol martini ketika berkencan dengan Yasmine.
Tidak tega meninggalkan Rob yang harus menjalani operasi malam itu, Yasmine tinggal
dan menemaninya sepanjang malam.
Meski berada di rumah sakit, mereka melanjutkan acara kencan
mereka, yaitu masing-masing mengajukan pertanyaan yang harus dijawab dengan
jujur. Malam semakin larut, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan semakin pribadi
dan mendalam. Yasmine dan Rob merasa nyaman satu sama lain, dan dapat mencurahkan
rahasia terdalam mereka.
Episode 6 – So He Looked Like Dad. It Was Just Dinner, Right?
Ketika Maddy bertemu dengan Peter, seorang atasan senior di tempatnya
bekerja, ia teringat akan ayahnya yang telah tiada. Sikapnya yang kepo
berlebihan membuatnya di notis oleh Peter. Saat Peter mengundangnya makan malam,
Maddy langsung mengiyakan dan sangat bersemangat. Ia menyakinkan dirinya bahwa
ini bukanlah sebuah kencan, hanya makan malam saja,
Sejak malam itu mereka semakin dekat. Banyak waktu luang Peter dihabiskan
Bersama Maddy. Bahkan Peter mau memperbaiki kerusakan-kerusakan di rumah Maddy.
Lagi-lagi Maddy meyakinkan dirinya bahwa Peter hanya baik kepadanya.
Suatu hari Peter membelikannya sebuah jaket yang cukup mahal. Sepulangnya
dari toko itu Peter mencium Maddy. Maddy marah karena selama ini hanya
menganggap Peter sebagai pengganti ayahnya. Peter kaget karena merasa Maddy memberikan
sinyal-sinyal yang salah selama ini.
Di akhir cerita, Peter mengatakan bahwa ayahnya pasti bangga memiliki
Maddy sebagai putrinya. Mendengar itu, Maddy merasa lega bahwa dirinya
baik-baik saja sepeninggal ayahnya. Hari itu ia merasa siap untuk tumbuh dewasa.
Episode 7 – Hers Was a World of One
Tobin dan Andy adalah pasangan gay yang menginginkan seorang anak.
Dimulailah perjuangan menjadi orang tua asuh yang sangat panjang. Wawancara demi
wawancara harus dilakukan. Sampai mereka bertemu dengan Karla.
Karla seorang gadis yang bisa dibilang unik. Ia tidak berencana
untuk hidup mapan di satu tempat, makanya ia mencari orang tua asuh untuk bayi
yang dikandungnya. Ia tidak mementingkan latar belakang calon orang tua asuhnya,
ia hanya menilah Tobin dan Andy dua orang yang saling mencintai.
Menjelang kelahiran, Karla diundang untuk tinggal di apartemen
Tobin dan Andy. Disinilah konflik mulai muncul dan mereka bertengkar untuk
beberapa hal. Tapi dari pertengkaran-pertengkaran tersebut, mereka jadi saling
mengenal dan menyayangi.
Episode 8 – The Race Grows Sweeter Nears Its Final Lap
Margot dan Kenji bertemu ketika mengikuti perlombaan lari. Keduanya
masih sangat fit dan memiliki hobi lari meski usianya sudah cukup senja. Dari perkenalan
itu mereka saling jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah,
Tidak lama, Kenji meninggal dunia. Di hari pemakamannya, Margot mengenangnya
sejak pertama kali mereka bertemu. Sepulang dari pemakaman, Margot memutuskan
untuk lari. Hari itu Ia ingin mengenang perjalananya bersama Kenji.
Yang menarik, di perjalanan terlihat tokoh-tokoh dari episode
sebelumnya. Mereka memang tidak saling mengenal, tapi ada kesamaan dinatara
mereka. Bahwa cinta untuk semua orang, dan nikmatilah cinta.
Episode 1 kirain endingnya malah jadian sama si guzman hehe
ReplyDeleteEh, tadinya aku juga mikir begitu Bang. Kok Guzman ini perhatian banget yak, pasti ada maunya hahaha. Ternyata dia lebih ke nganggap kayak anak sendiri sih :)
Delete