Selamat Datang Teknologi AI: Credit Scoring untuk UMKM di Amartha
Tahun 2023 adalah tahun keduaku bergabung bersama Amartha sebagai salah satu pendana. Bergabung di awal tahun 2022, dengan modal awal hanya Rp100.000,- membuatku tidak ragu untuk mencoba peruntungan dengan berinvestasi di P2P lending.
https://www.freepik.com/free-photo/front-view-hand-adding-coin-jar-with-plant-other-coins |
Apa itu P2P lending?
Menurut Peraturan OJK No.77/POJK.01/2016, fintech lending/peer-to-peer lending/ P2P lending adalah layanan pinjam meminjam uang dalam mata uang rupiah secara langsung antara kreditur/lender (pemberi pinjaman) dan debitur/borrower (penerima pinjaman) berbasis teknologi informasi.
Menurut catatan OJK, sampai dengan 19 Februari 2020, total jumlah penyelenggara fintech yang terdaftar dan berizin adalah sebanyak 161 perusahaan. Hal ini tentunya merupakan salah satu kemudahan sebagai dampak perkembangan teknologi di bidang ekonomi di Indonesia. Namun, kemudahan ini tetap membutuhkan kehati-hatian, yaitu selalu pastikan untuk memilih fintech P2P lending yang terdaftar dan berizin di OJK.
P2P lending merupakan salah satu instrumen investasi berbasis teknologi informasi, yang memberikan janji return yang cukup menggiurkan. Tentu saja, seperti instrumen investasi lainnya, dimana ada return tentu ada juga risikonya. Untuk itu sebelum memulai investasi di P2P lending, langkah awalnya adalah pahami dulu risikonya.
Kenapa Memilih Amartha P2P Lending?
Amartha P2P lending berperan sebagai platform daring yang menjadi jembatan untuk memberikan fasilitas bagi pemilik dana, yang disebut lender, untuk dapat memberikan pinjaman dengan janji return. Sedangkan penerima pinjaman, yang disebut sebagai mitra, akan mendapatkan bantuan dana untuk usahanya.
Yap, Amartha memang hanya berfokus pada penerima pinjaman yang merupakan UMKM desa. Hingga tahun 2023 ini, Amartha telah menyediakan pinjaman UMKM tanpa jaminan di lebih dari 35.000 desa di seluruh Indonesia. Menariknya, sebagian besarnya adalah UMKM desa yang dibidani oleh perempuan-perempuan tangguh yang berjuang mensejahterakan keluarganya.
Inilah yang membuatku tertarik pada Amartha. Ada perasaan bangga jika dapat berkontribusi memberikan dampak sosial dalam memberdayakan pengusaha mikro. Selain itu, Amartha juga menerapkan sistem tanggung renteng yang akan melindungi risiko peminjam dana.
Karena merupakan platform daring, Amartha memudahkan semua proses dari awal pendaftaran hingga penyaluran dana. Semua proses ini dapat diakses melalui aplikasi, sehingga lebih cepat dan mudah. Bagi pemilik dana, kemudahan ini salah satunya adalah sistem penilaian skor kredit yang dimiliki oleh Amartha.
Sistem Penilaian Skor Kredit di Amartha
Mengutip pada laman idscore, skor kredit adalah angka yang mencerminkan reputasi seseorang dalam memenuhi kewajiban keuangan. Reputasi ini berkaitan dengan kemampuan membayar pinjaman yang dimiliki.
Semakin tinggi nilai skor kreditnya, artinya semakin rendah risiko yang dimiliki. Dengan risiko yang rendah, maka seseorang akan lebih mudah mengajukan pinjaman karena dianggap memiliki kemampuan untuk mengembalikan pinjamannya.
Amartha sebagai fintech P2P lending juga memiliki sistem penilaian skor kredit bagi para UMKM yang mengajukan diri sebagai mitra. Cara mengetahui skor kredit setiap mitra adalah dengan memanfaatkan penerapan AI di Indonesia, yaitu machine learning yang menyediakan pengukuran profil risiko mitra secara akurat dan holistik.
Setiap mitra harus melalui penilaian dan sistem tanya jawab yang dikembangkan tim internal Amartha. Tujuannya untuk mengetahui profil risiko masing-masing mitra secara akurat. Penilaian ini nantinya akan ditampilkan dalam profil mitra berupa rating yaitu A dan B. Dari rating inilah pemilik dana akan menganalisa dan memilih mitra yang akan didanai.
Selain itu penerapan AI juga akan membantu mengolah dan memproses data di Amartha. Dengan semakin banyaknya lender dan mitra yang ingin bergabung, akan dibutuhkan alat untuk menganalisa informasi yang akan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cepat dan akurat.
Setelah mengetahui tentang inovasi Amartha dengan AI, aku menjadi semakin yakin saat memilih mitra dengan rating yang disediakan. Karena rating dibuat berdasarkan pengolahan data yang lebih akurat dan terpercaya. Semoga dengan kemudahan ini, semakin banyak mitra UMKM yang dapat terbantu dalam pengembangan usahanya.
Baca juga: Buku Catatan Unik dari Hibrkraft, Ini yang Gue Banget
Ternyata putaran uang dari bisnis begini mencapai trilyunan di jakarta aja. Entah apa artinya banyak yang butuh modal atau kebutuhan hidup yang mencekik
ReplyDeleteooh ini maksudnya pinjol yang buat konsumsi ya Bang? Iya gilak ya angkanya :') kalau pinjam buat konsumsi memang serem sih, deg-degan pas minjemnya hahaha... Kalau Amartha ini terkhusus buat UMKM jadi ya buat diputar modalnya. Semoga dengan begini kebutuhan hidup yang mencekik bisa lebih terbantu
DeleteGak bisa sembarang ya mabk yang bisa ikutan pinjam di sini,teknologi AI juga ngebantu data"yg di butuhkan untuk keamanan dan kesanggupan calon nasabahnya,itu yg saya tangkap,kalau salah mohon koreksi
ReplyDeleteBetul Kak, demi keamanan kedua pihak juga kan. Karena sekarang serba digital yang serba rentan, jadi "pagar"nya juga harus lebih tinggi :)
DeleteMakasih infonya. Yang terpenting terjamin aman
ReplyDeleteTerima kasih sudah membaca Bu :) Yah kalau soal aman, yang namanya investasi, pasti ada risikonya ya Bu. Tapi kalau kita sudah memahami, risiko itu terukur, dan kita siap secara mental. Prinsipku, kalau sudah mendanai, lupakan saja, jangan diingat-ingat, biar nggak stres hahaha. Sesekali dicek buat dilihat perkembangannya. Alhamdulillah sampai saat ini lancar jaya.
DeleteDulu porsi investasiku juga ada P2P. Aku pernah di asetku, modal rakyat, investree dan akseleran, Tapi sejak akhir 2022 aku stop semuanya. Pengen fokus di investasi lain aja sebenernya.
ReplyDeleteSbnrnya lumayan sih p2p ini, asalkan kita bener2 baca profil UMKM atau company yg mau dibiayai. Jangan tau2 ntr ada yg gagal bayar. Memang ada asuransi utk pinjaman tertentu, tapi hanya cover 70-90 persen kan.
Tapi memang resiko dari p2p itu ya gagal bayar. Jadi harusnya pemberi pinjaman udh harus paham dan kuat mental di situ π
Amartha akh blm pernah coba. Krn memang dulu preferensiku LBH suka membiayai company menengah ke atas mba. Balik lagi ke preference juga. UMKM bagus, tapi aku ngerasa blm siap mental kalo gagal bayar di situ π
iya bener mbak, di UMKM risikonya gagal bayar :') kayaknya aku beruntung ya, sejauh ini belum ada yang gagal bayar, alhamdulillah.
DeleteTapi aku memang syuka syekali coba-coba, penasaran aja gimana sih return-nya. Sambil belajar, dapat cuan juga hehehe. Kan prinsip investasi, jangan ditaruh di satu tempat yang sama tho. Jadi sampai hari ini masih kuteruskan, dan lupakan saja. Sesekali dilihat buat cek perkembangannya. Semangat investasi buat kita!