Posts

Showing posts from April, 2020

Lengko-lengko, Salad Ala-ala Untuk Berbuka Puasa

Image
instagram.com/sellypadi Kali ini aku mau berbagi resep makanan sehat, salad ala Indonesia, lengko-lengko namanya. Rasanya ingin berbuka puasa dengan makanan yang segar, kecut sekaligus manis. Masakan ini tinggi protein nabatinya. Meski hanya terdiri dari sayuran tapi cukup mengenyangkan karena tekstur sayuran dipertahankan.   Sebenarnya aku juga gak tahu apa nama yang benar. Lengko-lengko ini menurut cerita Ibuku, berasal dari Bandung. Waktu itu beliau belajar membuat resep ini kala masih tinggal di Bandung. Tapi dari riset kecil-kecilan di Mbah G, nama lengko muncul bersama nasi lengko, nasi yang disajikan bersama sayur-sayuran berbumbu kacang, asalnya dari Cirebon. Dari bahan-bahannya sih mirip-mirip hahaha.   Ya sudahlah ya, apalah arti sebuah nama 😀 Bahan: 4 buah tahu 1 papan tempe sedang, potong dadu 100 gram tauge, rendam air panas, tiriskan  1 buah mentimun, potong dadu 200 gram kacang tanah, sangrai Bawang pre sesuai selera, iris Minyak secukupnya

Menguasai 3 Hal Penting Saat Belajar Mengemudi #dirumahaja

Image
pexel.com/betheaston Banyak kegiatan yang bisa dilakukan selama masa karantina ini. Salah satunya kegiatan belajar menyetir mobil. Belajar menyetir mobil adalah kegiatan yang cukup aman meski dilakukan di luar rumah. Kami, aku dan sepupuku, hanya duduk di dalam mobil, tanpa berhenti atau mampir di suatu tempat. Yang jelas untuk keamanan, carilah area yang luas dan yang jauh dari keramaian. Sepupuku ini sebenarnya sudah bisa dan berani menyetir mobil. Dalam arti, mobil bisa mulai berjalan dengan halus, belok kanan dan kiri dengan lancar, mundur dengan lurus, dan berhenti dengan tepat guna. Yang kurang cuma parkir agak miring, putar balik harus maju mundur dulu karena haluannya tidak pas, dan mengerem dengan tidak mulus bikin mual. Intinya kurang terampil. Karena mengemudi adalah sebuah keterampilan, sering latihan adalah sebuah keniscayaan.  Kenapa aku sebut sepupuku bisa dan berani? Karena tidak jarang, orang yang sudah bisa menyetir mobil tapi sayangnya tidak berani melak

Kebaikan Berbagi di Masa Sulit Pandemi

Image
Baru saja kami mendengar kabar bahwa di desaku ada 1 orang positif corona. Desaku ini bisa dibllang cukup terpencil, meski berlokasi di bawah kabupaten. Rasa-rasanya hampir tidak mungkin ada orang yang berpotensi positif corona. Ini adalah asumsiku selama ini. Ternyata asumsiku salah. Beliau adalah seorang pilot yang memang mengharuskannya punya mobilitas yang tinggi, termasuk ke Jakarta, salah satu zona merah di Indonesia. Berita yang terkonfirmasi adalah begitu beliau mempunyai gejala ODP, langsung berinisiatif memeriksakan diri ke rumah sakit. Sembari menunggu hasil tes, beliau diminta melakukan isolasi mandiri. Keluarganya diungsikan ke rumah orang tuanya untuk karantina mandiri, yaitu di cluster tempatku tinggal. Berita ini baru kami terima hari ini, meski keluarganya sudah hampir 2 minggu berada di dekat kami. Tentu kami sebagai warga sempat protes kenapa informasi sepenting ini tidak segera disosialisasikan kepada warga. Bukannya bermaksud untuk menjauhi atau menol

Terkenang Masa Kecil Dengan Kakak dan Adik, Bikin Kangen Aja!

Image
Foto keluarga jadul, bikin kangen masa kecil. Buat yang punya kakak atau adik, ingatkah betapa menyenangkan masa-masa itu ketika kita masih kecil? Ada saja alasan untuk berantem, tapi lebih banyak lagi alasan untuk rukun kembali. Sekarang dengan berlalunya waktu dan menjadi dewasa, kita sibuk dengan dunia masing-masing, yang bahkan untuk bertemu saja harus menunggu hari raya tiba. Dan sekarang datang musim corona lagi, hari raya dipastikan gak bisa kumpul. Hiks, sedih. Yuk kita bernostalgia sejenak mengenang masa-masa indah itu. Habis gini jadi kangen lalu menghubungi kakak atau adik nun jauh disana 😊 Rebutan mainan Ini terkhusus untuk yang punya saudara seumuran dan berjenis kelamin yang sama. Biasanya orang tua membelikan mainan satu biji saja, dengan pesan sponsor “Mainnya gantian ya sama adik.”  Entah itu mobil-mobilan atau boneka, tentu ini menjadi salah satu sumber masalah yang klasik antara kakak beradik ini. Kadang si kakak yang bandel gak mau gant

Kubu Kak Dudung Villas Jimbaran, Pilihan Romantis Berlibur di Bali

Image
Akhir tahun 2019 kemarin, kami sekeluarga ber- roadtrip ria dari Tangerang ke Pulau Bali. Sambil mencicipi tol trans Jawa (telat beut yaa hahaha), kami sempat mampir ke beberapa tempat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebelum akhirnya mendarat di Pulau Bali. Berbeda dengan liburan biasanya, kali ini kami tidak menginap di daerah pantai Kuta, melainkan meneruskan ke selatan, ke daerah pantai Jimbaran. Jadi ini adalah kali pertama buat kami ke daerah Jimbaran. Biar ganti suasana aja sih, gerah juga melihat daerah Kuta yang ramai pake banget, apalagi menjelang pergantian tahun begini. Perjalanan ke Jimbaran Dari pelabuhan Gilimanuk ke Jimbaran secara teori akan memakan waktu sekitar 4 jam. Kami memulai perjalanan sekitar jam 4 sore. Kenyataannya, jalan cukup ramai bahkan padat. Sesuai motto roadtrip , kami berkendara santai saja sambil menikmati pemandangan. Menjelang magrib, kami bahkan belum menginjak setengah perjalanan hehehe.  Supaya tidak bikin galau pihak hotel, kami meng

Jalan Tol VS Jalan Biasa, Mana yang Jadi Favorit?

Image
pixabay.com/pexels Sebagai pengemudi mobil dengan kemampuan medioker -bahkan menurun jadi jelek banget kalau harus parkir, secara jujur dan sepenuh hati saya lebih memilih menyetir di jalan biasa daripada di jalan tol. Saya ini suka mengemudi dengan santai. Selain karena gak berani, saya juga ingin menikmati perjalanan, sempat melihat pemandangan kiri dan kanan, tidak ketinggalan sambil karaokean yang butuh fokus. Kecepatan rata-rata saya di kisaran 40-50 km/jam. Bagi sebagian orang mungkin ini lelet-banget-kapan-sampenya!, tapi ini merupakan hak veto setiap pengemudi bukan? Kalau gak suka, ya tukeran napa, elu aja yang nyetir? Nah, di jalan tol mana mungkin nyetir lelet? Dengan membaca papan tulisan intimidasi berbunyi “batas kecepatan minimum 60 km/jam” saja sudah membuat saya ndredeg . Saya ini bukan pengemudi bus Sumber Kencono. Gak penting buat saya batas kecepatan maksimum! Yang penting itu batas kecepatan minimum. Kalau di jalan biasa kan bebas, gak ada tuh

Perihal Kumisan, To Be or Not To Be

Image
pixabay.com/clkerfreevectorimages Menyoal laki-laki yang memelihara kumis, tentu ada pro dan kontra di setiap sanubari para pasangannya. Ada yang tidak masalah, ada yang memang suka, ada yang menolak halus dengan rajin memberi kode-kode, tapi ada juga yang tanpa tedeng aling-aling langsung mengajak pasangannya untuk ke tukang pangkas rambut: hanya untuk mencukur kumis.  Beberapa kawan sempat kutanya soal peliknya memelihara kumis ini. Mengingat kegabutan selama #dirumahaja, anggap saja kegiatan ini memberikan faedah di sektor membunuh waktu.  Menurut survei kecil-kecilan tersebut, pro dan kontra itu porsinya cukup seimbang. Karena ini soal selera, jadi memang tidak ada jawaban benar atau salah. Kalau seleranya laki-laki kumisan, mereka akan menjawab dengan agak histeris dan berbunga-bunga, sambil bilang OMG it’s totally gorgeous!   Sebaliknya, kalau seleranya laki-laki klimis bersih tanpa kumis, laki-laki kumisan bagaikan laki-laki ingusan yang harus dihindari sejak din

Dearest Introvert People, Kita Lebih Dari Apa Yang Mereka Bilang Tentang Kita

Image
Instagram.com/sellypadi Jangan dulu berburuk sangka. Aku juga seorang introvert.  B uat yang masih belum mengerti apa beda introvert dan ektrovert -macam yang gak tahu bedanya pra dan pasca-, kami para introvert adalah orang-orang yang lebih nyaman dalam kesendirian. Di awal perkenalan mungkin terlihat sombong dan tidak butuh, namun sesungguhnya kami hanya butuh waktu lebih untuk merasa nyaman. Kalau sudah di lingkaran yang akrab, bisa-bisa keluwesan kami dalam bergaul setara dengan orang-orang yang suka bikin malu teman-temannya di keramaian! Kami juga sering dituduh pendiam. Dan itu adalah fitnah terbesar abad ini! Kami ini bukan menutup diri dari pergaulan dan malas bicara, lho. Kami hanya tidak mudah akrab pada orang baru, yang bisa bercerita A sampai Z tentang diri sendiri. Coba ajukan pertanyaan, kami mungkin mau menjawabnya dari A sampai Z, kalau sudah merasa nyaman dengan kamu. Lingkaran pertemanan kami mungkin tidak luas, tapi bisa dibilang berkualitas. Kami le